Jumat, 29 Maret 2013

REVIEW - The Host

Jelas kita pasti sudah tahu siapa itu Stephenie Meyer. Bukunya yang laris manis di pasaran berjudul Twilight dan saganya menjadi favorit beberapa kalangan. Begitu pula dengan Filmnya yang juga banyak yang suka dan tentu tak sedikit pula yang membencinya. Kali ini, The Host buku terbarunya diangkat ke Layar Lebar. Dengan sutradara bernama Andrew Niccol, bagaimana hasil filmnya? Apakah setipe dengan Twilight dan saganya?

Invasi alien sampai ke bumi. Alien ini mencari tubuh manusia untuk bersarang dan meneruskan hidupnya. Alien disini mempunyai dua golongan, Seekers dan Wanderer. Kali ini tubuh seorang gadis bernama Melanie Stryder (Saoirse Ronan) dimana saat Wandere mulai merasuki tubuhnya ternyata Jiwa Melanie lebih kuat serta mengontrol Wanderer agar menemukan keluarga dari Melanie dan kekasihnya Jared Howe (Max Irons). Setelah bertemu dengan keluarga dan golongan manusia yang hidup, ternyata Wanderer mencintai seorang pria bernama Ian (Jake Abel). Seeker (Diane Kruger) mencari Wanderer karena dia telah melanggar aturan yang dia berikan kepadanya.
http://www.hollywoodreporter.com/sites/default/files/imagecache/thumbnail_570x321/2013/03/the_host_saoirse.jpg 
From same book author and what you expect from it? 
Sama seperti Warm Bodies yang memang menekan Ekspektasi serendah-rendahnya (meski hasil Warm Bodies diatas ekspektasi saya). Begitu pula dengan The Host. Dan ternyata sepertinya memang ada yang salah dengan karangan dari Stephenie Meyer atau memang adaptasi dari buku-bukunya memang tak ada yang bisa mempunyai kualitas yang bagus. Masih ingat benar saya saat pertama kali menyaksikan Twilight. Tak bisa dipungkiri bahwa film pertamanya memang kurang memberikan kualitas yang bagus. Tetapi, saya menyukai Twilight diawalnya. Untuk New Moon well that was the worst Twilight Saga I've ever seen. Setidaknya filmnya mengalami perkembangan sedikit demi sedikit meskipun tetap saja tak bisa memberikan sesuatu yang memukau. Kali ini, The Host novel terbaru milik Stephanie Meyer dicoba untuk diangkat ke sebuah Motion Picture. The Host seperti saga pertama dari Twilight yang membuat saya terhibur. Sebuah premis yang menarik sebenarnya jika ditilik dari segi fantasi yang ditawarkan oleh Stephenie Meyer kepada pembaca atau penontonnya. Tetapi, sekali lagi Meyer pun memberikan intrik romansa cinta antara 1 gadis yang diperebutkan oleh dua Lelaki dengan paras tampan dan gagah. Kembali ke filmnya, Film ini pun dimulai dengan bagaimana Wanderer masuk ke dalam tubuh manusia, Seeker yang mencoba mencari latar belakang dari Tubuh atau Host yang Wanderer tempati. Perjalanan itu sedikit menggugah selera saya untuk meneruskan alur cerita yang coba ditawarkan oleh film ini. Ketika sebuah perjalanan adventure itu mulai dibuka dan akhirnya Wanderer bertemu dengan para anggota keluarga Melanie dan golongan Manusia yang bertahan hidup karena invasi Alien. Disinilah film ini menunjukkan penyakitnya. Beberapa cerita yang harusnya menjadi fokus utama film ini pun sepertinya sedikit terlupakan dan juga a couple reason for the main conflict in this movie unidentified too. Plot hole tetap menghiasi berbagai perjalanan cerita ini. Andrew Niccol pun tak berusaha untuk menutupi lubang-lubang cerita yang masih menggantung. Terlepas dari itu, Akhirnya film ini pun lebih mendalami sis Dramanya, jalinan kisah cinta Antara Melanie, Jared, dan tentunya Ian. Well, mengingatkan saya dengan romansa cerita cinta segitiga Bella, Edward dan Jacob. Tetapi, entah kenapa saya lebih menyukai konflik antara ketiga insan manusia di film The Host ketimbang dengan The Twilight Saga. Meskipun tetap saja ketiga konflik itu membuat mereka terlihat begitu labil. Cerita cinta mereka sepertinya tak semenye-menye milik Twilight Saga meski berbagai taste penceritaan yang begitu mengingatkan kita kepada The Twilight Saga.
http://www.workingauthor.com/wp-content/gallery/the-host-2013/the-host-2013-still-2.jpg 
 This gonna be a Girl's favorite but for guy? Its too dramatic. But for me, it a little bit work.
Sebuah long-paced story yang seharusnya bisa diskip sana-sini sehingga menimbulkan beberapa penceritaan yang pasti bakal lebih efektif. Seharusnya Andrew Niccol selaku Sutradara serta penulis ceritanya memberikan porsi yang pas antara Drama dan aksi. Tetapi, Kisah cinta dan drama yang berlebihan pun menjadi sebuah hal yang akan membosankan bagi sebagian orang. Meski drama tentang Human Survival lebih diperlihatkan dan tak berlebihan pada kisah cintanya. Belum lagi durasi film ini yang berkisar 115 Menit dengan penceritaan yang begitu lambat. Akan menyakitkan bagi kaum Pria yang mungkin tak betah dengan genre Drama yang dipaksa dan berlebihan itu. Akan mengindahkan naluri seorang Wanita yang gemar menonton Drama percintaan karena begitu banyak diselipi adegan Kissing dan adegan Wanita-Pria yang saling bercengkrama menikmati dunia. Well, Duh, I love romance story and i think this movie gonna be my guilty pleasure for me. Hanya beberapa bagian yang menunjukkan Begitu labilnya karakter-karakter film ini yang mungkin membuat saya feel weird. [spoiler] Seperti adegan dimana Wanderer kehilangan jiwa Melanie di dalam tubuhnya dan dia mencium kedua cowok itu secara bergantian agar Melanie marah dan akhirnya kembali lagi didalam tubuhnya. [end] How Brilliant way to Solve a problem isnt it? Come on Stephanie Meyer, can you write some romance story without some over dramatic thing? Saya pun begitu tersiksa saat menyaksikan adegan itu di film ini. Penceritaannya begitu bertele-tele dengan selipan beberapa adegan yang sebenarnya romantis. Belum lagi sebuah klimaks yang benar-benar digarap terlalu bermain aman. Well, seharusnya bisa menawarkan hal yang lebih lagi. Beberapa dialognya yang terkesan dumb and numb. Menggelikan untuk didengarkan. Terutama bagian Kontak batin antara Melanie dan Wanderer yang terkadang memberikan dialog-dialog kurang enak dan aneh. At least, beberapa sinematografi dan juga View yang diambil film ini pun menyajikan sebuah pemandangan Indah didalam bebatuan dan gurun yang sangat memanjakan mata. Serta beberapa scoringnya yang juga lumayan Indah. Thanks for the cast that make this movie a little bit better from Twilight Saga. Saoirse Ronan pun berperan dengan baik saat menjadi seorang Alien sekaligus seorang yang selalu berdebat dengan dirinya sendiri. Dan kedua pria dengan wajah tampan dan tubuh kekar itu, setidaknya performanya tak seburuk Si manusia srigala dan makhluk penghisap darah yang berkilau di film yang bertemakan Vampire-love story itu.
Overall, The Host is a movie from Stephenie Meyer's book adaption. Good premise but much concern about the drama and the love story. But i still like this movie than Twilight Saga. But, it still has labile character and over dramatic story inside it. But it works (at least, for me)
Ps : I know it dumb but i still like this movie and it better than twilight. So, 2.5 Stars was too bad.

2 komentar:

  1. Untuk sebuah sci-fi movie sama sekali tidak dijelaskan tentang alien itu sendiri. Wanda sudah berumur 1000 tahunan tapi kita sama sekali tidak tahu seperti apa kehidupan alien sebelumnya. Tidak ada informasi bagaimana alien ini terorganisasi.

    Big plot hole terjadi di tempat rebel manusia di deert itu. Bagaimana manusia bisa tinggal di sana dengan semua peralatan (listrik, big mirrors, etc) dan memiliki truk2 besar yang butuh bensin tanpa ketahuan oleh alien sedikitpun? bukankan 99% bumi sudah tidak dipenuhi manusia???

    Terlebih lagi, harus mendengar sang cewek bicara sendiri dalam waktu yang lama. membosankan bgt. Kalau yang dibicarakan membantu pengembangan cerita sih boleh2 saja, tapi yang dibicarakan sama sekali nggak membantu.

    Apalagi kata2 ini "Kiss me like you want to get slapped!" Come on!!!

    Yang ciuman dengan 2 cowok untuk membangkitkan Melanie lagi itu mirip banget dengan Bella yang cium Jacob agar tahu mana yang lebih dicintainya...

    Bukunya kan menang Delete Key Award 2009 as The Worst Book of The Year...

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Shinta Devi : Nah ! benar itu. Beberapa ceritanya emang kurang tergali. Jadi plot hole tersebar dimana-mana. membuat penonton yang bukan pembacanya juga bingung. Sepertinya banyak yang di skip ya? soalnya ada beberapa bagian yang terasa. Meski long-duration tetapi penceritaannya bertele-tele. Itu salah satu adegan konyol banget. But, I dont know. I Still Like it than Twilight Saga.

      Worst Book? Oh ya? wah, thanks infonya.

      Hapus