Sabtu, 24 Oktober 2020

CLOUDS (2020) REVIEW: Story that Inspired and Makes Your Heart Warm

How does it feel like to become a terminal? How do you live with that kind of thing in your life?


Pertanyaan ini yang mungkin saja membuat Zach Sobiech, seorang remaja yang menderita osteosarcoma bingung pada awalnya. Tapi, dirinya memilih untuk menjalani hari-harinya untuk terus bahagia dan menikmati hidupnya hingga hembusan nafas terakhirnya. Zach Sobiech (Fin Argus) sudah menderita osteosarcoma sejak narasi awal filmnya. Dia tetap menjadi sosok yang ceria, tampil di sebuah pentas seni sekolahnya membawakan lagu “I’m Sexy and I Know It” dengan caranya sendiri.


Pembawaan Zach yang bahagia-bahagia saja dengan kondisi hidupnya membuat dirinya disukai oleh banyak teman-temannya. Dia pun punya sahabat sejak kecil bernama Sammy (Sabrina Carpenter) dan tetap bisa punya kisah cinta yang terlihat seperti remaja pada umumnya dengan Amy (Madison Iseman). Di sisa-sisa hidupnya, dia ingin membuat sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Akhirnya dia memutuskan untuk membuat sebuah mini album yang ternyata berhasil merebut perhatian banyak orang.


Kisah dari Zach Sobiech ini ternyata memang terjadi di kehidupan nyata. Karena memang Clouds adalah sebuah film yang diangkat dari kisah inspiratif milik Zach Sobiech yang karyanya masih membekas hingga sekarang. Clouds ini disutradarai oleh Justin Baldoni yang pernah mengarahkan Five Feet Apart sebagai debut karyanya. Kali ini dia kembali dengan cerita yang mirip-mirip dengan karya sebelumnya. Tentu, menjadi hal yang mudah bagi Justin Baldoni untuk bisa mengarahkan kisah tentang seseorang yang berjuang menghadapi penyakitnya.



Tetapi, kali ini, Justin Baldoni tidak terlalu berlebihan dalam menghadirkan kisah tear jerking di dalam film Clouds. Karena Justin Baldoni mengemban sebuah kisah yang diangkat dari kisah nyata. Mendramatisir kisahnya pun tetap berada di jalur dan tidak berlebihan sehingga filmnya tidak terasa manipulatif dalam menghadirkan rasanya. Juga, naskahnya kali ini ditulis oleh Kara Holden bukan oleh dirinya sendiri. Sehingga, bisa fokus mengarahkan film terbarunya ini.


Ada Fin Argus, yang mengemban tugas penting untuk memerankan Zach Sobiech di dalam film ini. Menjadi pemegang kunci utama film ini dan sekaligus bisa memerankan sosok Zach dengan baik. Sehingga, penonton yang tak familiar dengan sosok tersebut bisa terkoneksi dengan baik. Mengerti benar naik turunnya kehidupan Zach Sobiech dengan cara yang sangat meyakinkan. Penonton bisa meyakini bahwa Fin Argus lah sosok Zach yang asli.


Selain itu, ada pula Sabrina Carpenter dan Madison Iseman yang berperan sebagai karakter pendukung yang mampu memperkaya karakter Zach Sobiech di dalam film Clouds ini sendiri.


Film yang menghangatkan hati dan bisa membuat menangis.


Kali ini Justin Baldoni berhasil mengarahkan film terbarunya dengan cara yang pas. Tak memaksakan penontonnya untuk menangis, tetapi memang bisa membuat hati hangat. Kisahnya pun disampaikan cara yang mulus. Tak ada sesuatu yang mengglorifikasi kondisi karakternya yang sedang mengidap penyakit mematikan demi meraih simpati penonton. Tetapi, menuturkannya secara perlahan dan Justin Baldoni tahu tempatnya untuk menaruh adegan-adegan yang bisa membuat menangis sehingga semuanya terasa pas.


Sehingga, di dalam durasinya yang mencapai 121 menit ini, penonton mampu menggunakan film Clouds untuk tahu benar tentang sosok Zach Sobiech dengan pas. Segala perjalanan hidupnya selama menjadi orang yang mengalami Terminal Cancer ini mampu merebut hati penontonnya. Tujuan Justin Baldoni untuk mengingatkan (lagi) penontonnya bahwa ada sosok inspiratif seperti ini bisa tercapai. Pun, setelah film Clouds berhasil, penonton akan dengan sukarela mencari sendiri informasi tentang Zach.


Justin Baldoni tak hanya fokus untuk memperlihatkan bagaimana Zach berusaha untuk survive dengan penyakitnya. Tetapi juga memperlihatkan interaksi dengan karakter lainnya yang menyokong kehidupan Zach. Dari kisah cintanya dengan Amy yang manis, interaksi dengan teman dekatnya, Sammy hingga dengan keluarganya. Justin Baldoni mengajak penontonya untuk menikmati interaksi itu. Jadi, ketika Justin Baldoni punya tempat untuk bisa memberikan titik emosional di dalam adegannya, penonton bisa ikut merasakannya.


Yang mana, mungkin itu adalah tujuan dari film Clouds itu sendiri. Menyebarkan pesan kepada seseorang bahwa pernah ada sosok inspiratif yang karakternya dekat dengan penontonnya.



Keterbatasan bukan jadi alasan untuk tidak bisa terinspirasi


Ini adalah pesan utama dari film Clouds. Di tengah keterbatasan waktu yang dimiliki oleh Zach, dia ingin membuat sisa waktunya lebih berguna dengan sekitarnya. Tidak terlalu berlarut dalam kesedihan dan menyampaikan pesan-pesan inspiratifnya lewat sebuah lagu yang yang berjudul sama dengan judulnya filmnya, Clouds.


Lagu ini juga menjadi salah satu kunci dari filmnya. Penggunaan lagu ini di penghujung film menjadi sebuah adegan yang sangat emosional. Meski caranya klise, tetapi masih punya banyak hati yang berhasil dikeluarkan oleh Justin Baldoni. Sehingga, penonton akan dengan mudah meneteskan air matanya ketika adegan itu muncul. Sehingga kalo bisa, nontonnya siap-siap tisu saja. Clouds memang bertujuan untuk membuat menangis tetapi dengan perasaan bahagia dan hati hangat tanpa dibuat-buat. Bagus!


1 komentar: