Jumat, 19 April 2013

REVIEW - Oblivion

Joseph Kosinski is back. Setelah perjuangannya membuat film bertemakan Science Fiction dengan judul Tron : Legacy. Kali ini, Kosinski pun membuat film lainnya yang juga bertemakan Science Fiction. Kali ini diangkat dari Graphic Novel atau Komik karangan Kosinski sendiri dengan judul Oblivion. Bagaimana dengan film yang dia garap kali ini? Sejenis dengan Tron : Legacy? atau bakal lebih buruk ?
Bersetting di tahun 2077 dimana bumi setelah kiamat di tahu 2017. Bumi menjadi sebuah tempat yang sepi. Jack Harper (Tom Cruise) bersama denga Vica (Andrea Riseborough) menjadi good-effective-team bernama Mopped Up Crew yang bertugas untuk mengawasi area disekitar bumi dan memperbaiki robot-robot pembantu yang rusak di sekitar bumi. Ditengah-tengah tugasnya, Jack Harper menemukan bangkai pesawat yang ternyata adalah Odyssey dari tahun 2017 lalu dan berada disana. Dia menemukan Survivor dari pesawat itu sebanyak 5 orang tetapi Jack hanya berhasil menyelamatkan satu orang bernama Julia (Olga Kurylenko). Sesosok Julia adalah sesosok yang selalu berada di pikiran Jack selama bertahun-tahun dan hanya menjadi sebuah memori yang sama sekali tak dia ingat siapa dia. Berbagai perjuangan pun dia lakukan agar dia mengingat apa yang terjadi di 60 tahun lalu. 
http://collider.com/wp-content/uploads/oblivion-movie-2.jpg
Surprisingly A Thrill Ride Science Fiction movie that i will expect of
Joseph Kosinski pernah kita tahu lewat karyanya berjudul Tron : Legacy. Film Tron : Legacy sendiri adalah Bittersweet Product. Well at least for me, Tron : Legacy will gonna be my guilty pleasure karena desain produksi yang sangat menawan dan memanjakan mata meskipun ceritanya sangat tipis dan kurang dikembangkan lebih lagi terutama bagi yang belum menyaksikan film Tron tahun 1981 itu. Kali ini, Next project bernama Oblivion pun sepertinya juga membuat Tron : Legacy yang bisa dianggap gagal itu menjadi sebuah acuan agar Kosinski bisa memberikan sesuatu yang lebih bagus lagi dan belajar agar memberikan product yang benar-benar sweet. Oblivion pun setidaknya mengalami peningkatan dari segi apapun dari Kosinski. Cerita pun dimulai dari beberapa scene opening yang bagus dengan pengantar Narasi yang menunjukkan bagaimana apocalypse attack the earth dan berbagai penjelasannya lewat Narasi yang saya kira cukup menunjukkan bagaimana Bumi hancur kala itu. Kehidupan pun di lanjutkan dengan setting tahun 2077 dengan penceritaan paruh awal yang mungkin mempunyai pace cerita yang bisa dikatakan lambat. Berbagai penceritaan yang bertele-tele dan menceritakan berbagai hal yang kurang penting sehingga penceritaan itu pun kurang menggali berbagai latar belakang cerita yang mungkin akan membuat berbagai pertanyaan muncul di benak saya "How this actually happen?" nobody explain the reason from the story. Alhasil berbagai penceritaan yang serba nanggung itu pun membuat berbagai plot holes yang menganga sangat lebar tanpa ada usaha untuk menambal berbagai plot holes itu sehingga akhirnya mungkin bisa dimaafkan. Salah faktor lain yang menyebabkan berbagai plot holes yang sangat banyak di film ini adalah screening time Tom Cruise yang kelewat narsis hingga akhirnya film ini akhirnya menjadi sebuah Self-Ego project milik Tom Cruise yang juga mengesampingkan betapa banyaknya karakter film ini yang mungkin lebih bisa menggali ruang cerita film ini lebih lebar dan tak menyempit ke daerah cerita milik Tom Cruise saja. Berbagai karakter difilm ini sepertinya memang di pasang sebagai pemanis saja kalau bisa dibilang. Potensi karakter film ini yang bisa diperluas dengan durasi sekitar 120 Menit pun sepertinya hanya disesali dengan berbagai scene yang bisa di skip sehingga karakter-karakter yang banyak di film ini pun tak tertolong dengan baik di skrip yang ditulis oleh Joseph Kosinski sendiri dan kawan-kawannya ini. 
http://resources1.news.com.au/images/2013/04/11/1226617/364269-oblivion.jpg
It has no alternative stories inside it. Like using some old formulas and old template stories
Sebenarnya membuat film Science Fiction sendiri bisa dibilang susah-susah gampang. Ruang lingkup cerita genre ini bisa dibilang sangat sempit kalau tidak di inovasi sendiri. Berbagai cerita pernah diusung berbagai sineas yang pernah menggarap film dengan genre Sci-Fi. Sehingga mungkin Sci-Fi bisa dibilang mempunyai kisah yang predictable. Begitu pula dengan Oblivion. Oblivion pun mempunyai cerita dengan rasa berbagai film Sci-Fi yang mungkin bisa dibilang "Menginspirasi" berbagai aspek cerita film ini. Sepertinya template cerita film ini sering kita jumpai di berbagai film Sci-Fi sejenis. Jadi, Sutradara yang ingin menggarap film dengan genre Sci-Fi harus bisa memanfaatkan formula usang itu menjadi sebuah inovasi yang menarik. Sesungguhnya Oblivion pun setidaknya tertangani dengan baik. Film ini yang awalnya predictable pun diselipi berbagai intrik serta twist yang menarik yang cukup enak diikuti meskipun penjelasan selebihnya tentang twist yang diberikan ini pun terbatasi karena berbagai lingkup cerita yang dipersempit di film ini. Meskipun rasanya Twist tersebut sepertinya pernah saya saksikan di beberapa film Sci-Fi sehingga tak sepenuhnya memberikan sensasi mind-blowing yang begitu banyak. Oblivion pun sepertinya mengambil secuil-secuil unsur film yang sama dengan banyak film Sci-Fi. Seperti merasakan Mash-Up cerita film Sci-Fi karena banyak bagian film yang sepertinya mencomot dari berbagai film seperti Prometheus, Eternal Sunshine Of The Spotless Mind (Hanya dibeberapa bagian saja) bahkan film animasi keluaran disney, Wall-E (juga dibeberapa bagian saja). Well, tak salah memang Kosinski mengambil beberapa intrik yang mungkin bisa dikategorikan sama karena Kosinski tak langsung menelannya mentah-mentah. Taste-nya terkadang mengingatkan saya dengan film milik Stanley Kubrick yaitu 2001 : A Space Odyssey (Mungkin juga karena faktor adanya kapal bernama Odyssey). Aksi film ini pun bisa dikategorikan banyak. So, it will steal Common Audience's Heart. Absolutely. Dengan berbagai permainan CGI yang begitu bagus dan mengagumkan. Jika film Tron : Legacy lebih mengusung warna Biru-Oren yang lebih dominan, kali ini warna Putih-Abu Metallic yang lebih dominan sehingga film ini mempunyai sesuatu yang elegan dan sangat enak dipandang. Cinematography film ini pun sangat diambil dengan berbagai Angle yang sangat bagus. Sehingga rasanya pilihan IMAX mungkin lebih memanjakan mata. Poor me, Di kota tempat saya nonton gak ada studio IMAX. Scoring film yang masih menggunakan formula sama dengan Tron : Legacy yang pastinya tak kalah hebat dan menguatkan aroma futuristik film ini. Dengan Cast yang juga bermain bagus meski semua screening time diambil oleh Tom Cruise. Tetapi sesosok Olga Kurylenko yang sangat Femme Fatale juga menarik perhatian saya diimbangi dengan penampilan sweet milik Andrea Riseborough. 
Overall, Oblivion is a Sci-Fi movie that will surprisingly entertaining for common audience. It might be doesn't has another alternative stories in this genre. Kosinski using some old template and stories from another Sci-Fi movie but its quite good. Even the point of view in this stories was narrowed and some character a little bit useless to be a storyteller. Kosinski doin' well. Not the great one but it Fun. 

1 komentar:

  1. Jack Harper mungkin saja terlupakan, seperti hilangnya mayoritas
    rekaman sejarah peradaban. Namun jejaknya tak pernah terhapuskan
    https://posmusica.wordpress.com/2018/09/23/oblivion-horatius-classic-rock/

    BalasHapus