3 tahun terakhir ini bisa jadi adalah
tahun di mana perjalanan ke luar angkasa menjadi salah satu konflik yang
menarik untuk diangkat menjadi sebuah film. Di setiap tahunnya, film-film ber-setting tempat luar angkasa itu selalu
mendapatkan respon positif dari kritikus maupun penonton film. Gravity di tahun 2013, mematok nilai
yang sangat tinggi untuk film bertema ini. Di tahun 2014, Interstellar milik Christopher Nolan pun juga menghempas pemikiran
penontonnya dengan alur cerita yang ditawarkan.
Maka di tahun 2015, salah satu master di genre ini yaitu Ridley Scott kembali
menghadirkan sebuah petualangan luar angkasa yang diadaptasi dari buku milik Andy
Weir. The Martian, buku yang menjadi
salah satu best seller di New York ini diadaptasi menjadi sebuah naskah oleh
Drew Goddard yang selalu berhasil menulis ulang sebuah buku ke dalam naskah
yang ditulisnya. Juga, film ini dibintangi oleh bintang-bintang ternama dan
salah satunya adalah Matt Damon di deretan aktor utamanya.
Dengan adanya Gravity dan Interstellar
dalam deretan film-film ber-setting
luar angkasa, The Martian jelas tak
bisa menawarkan sebuah terobosan cerita baru untuk ditawarkan kepada
penontonnya. Tetapi tanpa adanya premis cerita yang baru, The Martian tetap bisa menghadirkan sebuah film bertahan hidup di
luar angkasa yang sangat menyenangkan untuk diikuti. Dengan durasi 141 menit, The Martian bisa menjadi salah satu
pengalaman merasakan luar angkasa di layar perak yang sangat seru.
Satu tim dikirim oleh NASA ke planet Mars
untuk bisa menemukan materi-materi kehidupan di sana. Tim tersebut terdiri dari
Mark Watney (Matt Damon), Melissa Lewis (Jessica Chastain), Beth Johanssen
(Kate Mara), Rick Martinez (Michael Pena), dan Chris Beck (Sebastian Stan). Di
tengah perjalanan dalam menyelesaikan misinya tersebut, badai datang
menghampiri mereka dan membuat mereka terpaksa harus meninggalkan planet Mars
sebelum misinya selesai.
Di perjalanan menuju ke pesawat luar
angkasa mereka bernama Hermes, Mark Watney terhantam oleh satelit milik tim
tersebut dan membuatnya menghilang saat badai. Anggota tim berusaha untuk
menyelamatkan Mark Watney, tetapi waktunya tak cukup dan mereka merasa bahwa
Mark Watney terdeteksi telah meninggal karena kehilangan oksigen. Setelah
anggota tim kembali ke pesawat dan menuju kembali ke bumi, Mark Watney ternyata
masih selamat dan dia berusaha bertahan hidup di planet Mars sampai NASA datang
menyelamatkan mereka.
Dengan patokan yang sangat tinggi dari
dua film ber-setting luar angkasa
yang sama di 2 tahun berturut-turut, rasanya akan susah bagi The Martian untuk bisa mendapatkan
respon serupa dari para kritikus atau penonton film. Tetapi, akan berbeda
ketika film ini ditangani oleh Ridley Scott. Orang yang berhasil mengarahkan genre science fiction lewat film Prometheus,
Blade Runner, atau pun film legendarisnya Alien.
Benar, The Martian bisa tampil sangat prima untuk menawarkan sebuah
konflik bertahan hidup di luar angkasa yang menyenangkan dan berbeda dari
film-film yang sama di genre ini. The Martian memang tak bisa menawarkan
sesuatu yang baru jika dibandingkan dengan Gravity
atau Interstellar. The Martian akan cenderung berpremis
sama dengan Gravity tetapi juga
memiliki babak yang sama dengan Interstellar.
Hanya saja, The Martian memiliki
nuansa yang berbeda dari dua film itu.
Lupakan 2 film yang selalu menjadi
bayang-bayang The Martian atau
film-film lain yang bertema serupa karena The
Martian memiliki caranya sendiri untuk menghipnotis penontonnya. Di dalam
durasi yang bisa dibilang panjang, The Martian
memiliki cara penyampaian yang sangat dinamis tanpa ada rasa jenuh yang
menghampiri penontonnya. Drew Goddard tahu bagaimana caranya untuk menyampaikan
kembali apa yang ada di buku ke dalam naskahnya. Dia bisa menyusun alur cerita
yang seharusnya bisa saja terpecah dalam 3 babak yang terasa episodik.
Penyusunan cerita yang bagus dari Drew
Goddard dalam naskahnya, tak berarti apa-apa jika Ridley Scott juga tak berhasil
mengarahkan filmnya dengan baik. Ada 3 setting
utama yang ada di dalam film The Martian,
yaitu Mars, Pesawat Hermes, dan juga Kantor NASA. Ridley Scott sangat berhasil
mengoneksikan ketiga setting tersebut
meskipun tak terkoneksi secara langsung. Meski hanya terhubung lewat Interkom
sebagai media penyampaian pesan setiap karakternya, The Martian bisa membangun atmosfir dan tensi yang kuat lewat
dialog pun juga dengan keterikatan setiap karakternya.
Karakter-karakter di dalam The Martian cukup banyak untuk
menggerakkan plot ceritanya yang mungkin sederhana, tetapi Ridley Scott bisa
memaksimalkan setiap karakternya sehingga The
Martian tersajikan dengan kuat. Bukan malah menjadi bumerang bagi filmnya
yang bisa saja terpecah fokusnya hanya karena karakter di dalamnya terlalu
banyak. Justru, karakter-karakter yang banyak itu malah memperkuat konten utama
dari The Martian yang cukup
sederhana.
Pun, The
Martian mengangkat isu kehumasan yang direpresentasikan kepada salah satu
karakter yang diperankan oleh Chiwetel Ejiofor. Bagaimana seorang jembatan
perusahaan kepada khalayak untuk mengklarifikasi konflik besar yang terjadi di
perusahaan tersebut. Juga, strategi apa yang digunakan seorang humas agar tidak
menimbulkan keresahan luar biasa bagi khalayak tentang masalah yang sedang
menyerang suatu perusahaan tersebut.
The
Martian pun memiliki suasana retro
yang menyenangkan sebagai sebuah film ber-setting
luar angkasa. Dengan pilihan-plihan playlist lagu dari Abba, David Bowie, dan beberapa musisi lain yang datang di tahun 80-an, The Martian jelas menjadi salah satu film ber-setting luar angkasa yang berbeda. Pun juga, The Martian mematahkan suasana film-film di genre ini yang melulu serius dalam penceritaannya dan dengan mudah
menyita perhatian penontonnya.
The
Martian memang tak bisa dihindarkan akan selalu dikomparasikan dengan dua
film ber-setting dan ber-genre yang sama yang hadir di 2 tahun
terakhir. The Martian memang tak bisa
menghadirkan premis cerita yang baru dengan hadirnya Gravity atau Interstellar.
Tetapi, bukan berarti The Martian
bisa dipandang sebelah mata, karena The
Martian tampil sangat prima lewat arahan yang kuat dari Ridley Scott dan
didukung naskah yang ditulis oleh Drew Goddard. Sehingga, The Martian adalah salah satu film space survival yang bisa
dijajarkan menjadi salah satu film ber-setting
luar angkasa terbaik dan juga salah satu yang terbaik tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar