Dan inilah, Get Out, sebuah
film horor yang muncul dari tangan komedian dan mendapatkan pujian di berbagai
festival hingga di awal tahun memiliki kesempatan untuk ditonton banyak
kalangan. Beruntung juga Indonesia memiliki kesempatan untuk menyaksikan film
ini meski baru tayang di bulan April ini. Sehingga, beberapa orang –yang tahu
akan adanya film ini –tentu akan menantikan film ini saat diputar. Sehingga,
meski tanpa nama-nama besar, Get Out
berhasil mengundang rasa penasaran orang dengan pujian yang datang padanya.
Get Out tak hanya diarahkan
sendiri oleh Jordan Peele. Naskah film ini pun ditulis sendiri olehnya.
Sehingga, Jordan Peele memiliki kuasa untuk mengemas dan mengarahkan sendiri
film yang juga ditulis sendiri olehnya. Kritik-kritik luar mengatakan bahwa Get Out menjadi sebuah alternatif
tontonan horor dengan penyelesaian yang berbeda. Tak bisa dipungkiri, Get Out memang sebuah pengalaman
sinematik genre horor dengan suasana yang sangat mencekam.\
Singkirkan ekspektasi bahwa Get
Out akan menawarkan cara penyelesaian yang akan membuat penontonnya
terperangah. Penonton yang mengharapkan penyelesaian yang jenius harus sedikit
menurunkan sedikit ekspektasinya. Tetapi poin penting dalam film Get Out –atau film-film dengan
penyelesaian alternatif –adalah bagaimana cara sang sutradara untuk
menyampaikan setiap menitnya. Keberhasilan sebuah film adalah bagaimana sang
sutradara bisa menyampaikan apa yang diinginkan dengan baik serta diikuti oleh
beberapa aspek untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Kejeniusan Get Out malah
bertumpu pada bagaimana Jordan Peele berusaha untuk menyampaikan setiap
menitnya. Penonton yang minim informasi akan Get Out mulai dari trailer dan sinopsis dan hanya berbekal opini
kritikus, tentu akan kebingungan dengan apa yang berusaha disampaikan oleh
Jordan Peele. Biasnya tujuan dan maksud dari Jordan Peele oleh penonton ini
adalah poin positif dari film ini. Sehingga, penonton bisa merasakan suasana
mencekam tentang kisah pasangan Chris dan Rose.
(Skip this two paragraph if you think this is A SPOILER)
Kisah dalam Get Out juga
memiliki sebuah kisah yang generik atau sudah pada umumnya. Menceritakan
sepasang kekasih beda ras bernama Chris (Daniel Kaluuya) dan Rose (Allison
Williams) yang sudah menjalani hubungan yang cukup serius. Suatu ketika Rose
harus ke rumah orang tuanya untuk menghadiri sebuah pesta dan memutuskan untuk
mengajak Chris untuk datang. Chris yang
memiliki warna kulit berbeda dari Rose, merasa tidak percaya diri dengan
hubungan mereka.
Tetapi, Rose berusaha menumbuhkan rasa percaya diri kepada Chris agar
mau untuk datang ke acara pesta orang tuanya. Chris tak tahu pesta seperti apa
yang sedang diadakan oleh orang tua dari Rose di rumahnya. Ketika sudah sampai,
ketakutan Chris atas respon orang tua Rose ternyata tak terwujud, mereka sangat
ramah kepada Chris. Ketidakramahan yang ditemui Chris adalah atmosfir
lingkungan sekitar rumah orang tua Rose. Chris merasa mereka sedang dihantui
oleh sesuatu yang tak tahu itu apa.
(End of warning)
Kisah generik inilah yang dijadikan oleh Jordan Peele sebagai area
bermain dalam mengarahkan dan menulis Get
Out. Formula usang yang mudah ditebak ini dikemas dengan cara yang sangat
baik, sehingga bisa berubah menjadi kuat. Atmosfer yang mencekam adalah
kekuatan utama dari Jordan Peele dalam film Get
Out. Penonton tak diperbolehkan untuk langsung mengetahui apa yang sedang
terjadi, karena Jordan Peele berusaha mengintimidasi penonton akan
ketidakpastian yang ada. Akan muncul banyak interpretasi muncul dari penonton
yang membuat diri mereka sendiri tak nyaman.
Itulah tujuan yang tertangkap dalam film ini sebagai sebuah film
horor, Jordan Peele ingin penonton merasakan apa yang dirasakan oleh Chris.
Sehingga, hal itu akan efektif membuat pikiran penontonnya terganggu dan
meneguhkan bahwa Jordan Peele berhasil melaksanakan metode horor atmosferik ini
berada di level yang lain. Inilah sebuah sarkasme yang muncul dari pikiran
Jordan Peele yang berusaha memberikan alternatif cara untuk mengemas formula
yang sudah sangat usang.
Muncul pula misi lain yang berusaha disampaikan oleh Jordan Peele
dalam Get Out. Rasisme, isu sosial
yang sedang sangat dekat di negara Amerika dan Jordan Peele berusaha
menyampaikannya lewat medium genre yang berbeda. Jordan Peele menyelipkan pesan
tentang propaganda peraturan warga kulit putih tentang penerimaan warga kulit
berwarna. Penyesuaian atas warga kulit berwarna atas peraturan itu sudah
menjadi budaya dan menjadi hal yang lumrah. Sehingga, Get Out menjadi sebuah medium untuk menyampaikan sebuah statement atas isu sosial.
Get Out dengan karakter
Chris yang memiliki kulit berwarna sedang datang ke rumah pacarnya yang kulit
putih digunakan sebagai sebuah simbol. Rumah pacar Chris adalah lingkup kecil
Amerika tetapi Chris merasa dirinya terintimidasi atas perbedaan warna kulit.
Hal ini ditangkap sebagai hal yang mewakili bagaimana warga dengan kulit
berwarna tak bisa menjalani hidupnya dengan bebas, merasa terkekang dan bahkan
dipaksa harus mengikuti peraturan yang dibuat oleh warga Amerika kulit putih.
Sehingga, menunjukkan bahwa warna kulit memiliki kasta dan kuasa yang mampu
mengontrol perilaku seseorang di dalam wilayah mana pun dan lingkup sekecil
apapun.
Di luar pesannya tentang rasisme yang menjadi konsentrasi penuh di
negara Amerika, Get Out adalah sebuah
pengalaman sinematis genre horor yang segar. Kejeniusan Jordan Peele bukan
melulu tentang memberikan konklusi alternatif yang membuat penontonnya
tercengang. Tetapi kejeniusan Jordan Peele adalah membuat mengarahkan Get Out dengan begitu solid dan berhasil
menimbulkan efek yang sangat mencekam. Penonton tak beritahu secara gamblang
informasi tentang apa yang terjadi di dalam plot ceritanya, hanya memberikan
sedikit demi sedikit informasi yang konkrit. Hasilnya, Get Out adalah sajian film horor yang unik dan berbeda. Sekaligus statement sosial dengan cara yang
menyenangkan dan mendebarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar