Berhasil masuk ke dalam nominasi Best Actor di beberapa ajang
penghargaan film tak membuat Bradley Cooper lantas berpuas diri. Di tahun ini,
Bradley Cooper memberanikan diri untuk mengarahkan sebuah film untuk pertama
kalinya. Bradley Cooper memilih untuk mengarahkan cerita yang sudah pernah ada
di perfilman Hollywood. A Star Is Born
menjadi film yang diarahkan ulang oleh Bradley Cooper dan mendapatkan banyak
sorotan.
A Star Is Born milik Bradley
Cooper ini adalah kali keempatnya judul ini mendapat kesempatan untuk
diceritakan ulang. Dimulai dari tahun 1937 yang dibintangi oleh Janet Gaynor,
lalu di tahun 1954 yang dibintangi Judy Garland, hingga di tahun 1976 yang
dibintangi oleh Barbra Streisand. Belum lagi, A Star Is Born pun pernah diadaptasi ulang oleh perfilman
Bollywood. Lantas di tahun 2018 ini, Bradley Cooper memilih Lady Gaga untuk
membintangi film debut arahannya ini.
Film ini tentu saja mendapat sorotan karena tak hanya ingin tahu
bagaimana Bradley Cooper mengarahkan sebuah film tetapi juga ingin tahu
bagaimana Lady Gaga bermain di dalamnya. Tak hanya berperan sebagai pengarah
filmnya, Bradley Cooper juga memiliki andil dalam menuliskan naskah dari film
ini. Meskipun, naskahnya tak benar-benar murni ditulis sendiri olehnya, Bradley
Cooper masih mendapatkan bantuan dari Eric Roth dan Will Fetters.
Dengan kemasan trailer yang menarik, A Star Is Born milik Bradley Cooper ini terlihat punya potensi
besar untuk bisa memuaskan penontonnya yang harus akan melodrama dalam sebuah
film. Bahkan, beberapa orang menggadang film ini bakal bisa bersaing di
beberapa ajang penghargaan film. Dengan segala hype yang ada di luar sana dan
trailer yang sangat menarik, A Star Is
Born ternyata tak memiliki hal yang spesial untuk dinikmati. Pengarahan
dari Bradley Cooper ternyata tak cukup kuat untuk menceritakan ulang kisah yang
sudah usang ini.
Secara plot besar, tentu saja A
Star Is Born milik Bradley Cooper ini tak punya sesuatu yang baru. Kisahnya
pun disadur dari film-film sebelumnya, namanya juga film yang diceritakan
ulang. Hanya saja, A Star Is Born
milik Bradley Cooper ini belum memiliki pengarahan yang cukup kuat. Dengan
durasi yang mencapai 134 menit, tentu saja perlu ketelitian dari Bradley Cooper
untuk menjaga tensinya di setiap babak. Babak pertamanya memang berjalan cukup
memikat meski turbulensinya dalam penuturannya tetap ada. Sayang, semakin
bertambahnya menit, A Star Is Born
semakin hilang daya pikatnya.
Babak pertama dari A Star Is
Born dimulai ketika Ally (Lady Gaga), seorang perempuan biasa yang sedang
bekerja di bar bertemu dengan seorang bintang bernama Jack (Bradley Cooper). Di
pertemuan pertama mereka, Ally sedang menunjukkan kemampuannya bernyanyi. Jack
dengan mudah terpesona dengan kemampuan yang dimiliki Ally. Setelah pertemuan
itu, Jack dan Ally terasa begitu akrab satu sama lain. Jack sering mengajak
Ally untuk datang ke konsernya.
Hingga suatu ketika, Jack benar-benar meminta Ally untuk tampil di
salah satu konsernya. Pada awalnya, Ally tidak mengindahkan permintaan tersebut
hingga pada akhirnya Ally pun mengiyakan apa yang dimau oleh Jack. Penampilan
mereka berdua ternyata memikat penonton, hingga Ally pun dilirik oleh seorang
produser musik. Ally pun bangkit menjadi seorang penyanyi terkenal dan
menjalani kehidupannya yang penuh liku bersama dengan Jack.
Perjalanan babak pertama dari A
Star Is Born ini punya daya magisnya. Penonton merasakan betapa manisnya
hubungan antara Jack dan Ally sebagai seseorang yang baru mengenal satu sama
lain. Emosi keduanya muncul di beberapa bagian yang penting. Terlebih, ketika
keduanya sedang melakukan performance di
atas panggung membawakan lagunya yang berjudul Shallow. Daya magisnya muncul dengan baik dan memikat penontonnya.
Meskipun dalam penuturannya, babak pertamanya masih sedikit terbata-bata.
Tetapi, perjalanan mereka tak malah membaik di paruh kedua hingga
akhir. Pengarahan dari Bradley Cooper sebagai sutradara debut tak cukup kuat
untuk menjalankan konflik yang semakin bertambahnya durasi semakin banyak untuk dihadapi. Kurang
menampilkan proses berkembangnya Ally dan Jack di paruh kedua inilah yang
membuat penonton tak bisa benar-benar bersimpati dengan karakternya. Sehingga,
ketika konflik di dalam film ini semakin kompleks, penonton sudah cukup lelah
untuk mengikutinya.
Ada
banyak perjalanan yang sebenarnya terjadi di antara kedua karakternya.
Tetapi, setiap perjalanannya terasa berjalan terlalu cepat untuk bisa
membuat penontonnya terpikat dengan pesona kedua karakternya. Proses
Ally menjadi bintang terjadi begitu cepat hingga saat Ally sudah menjadi
sosok bintang yang karirnya cemerlang, film ini tiba-tiba terasa
melambat. Penonton pun tak seberapa ingat seberapa spesialnya Ally
hingga bisa lahir sebagai bintang karir yang meroket cepat. Inilah yang
membuat A Star Is Born kurang maksimal padahal Bradley Cooper punya
potensinya.
Dengan durasi sepanjang 134 menit, A
Star Is Born seharusnya bisa memiliki ruang yang cukup untuk
pelan-pelan
menceritakan yang terjadi dalam proses kehidupan Ally. Begitu pula dalam
mengarahkan karakter Jack yang memiliki konflik batin yang cukup
menarik untuk diulik lebih lagi. Bradley Cooper berhasil menghidupkan
karakter Jack yang hidupnya semakin pelik dengan adanya karir Ally yang
semakin disorot oleh banyak pihak. Sayangnya, konflik batin itu tak
cukup kuat untuk dirasakan oleh penontonnya.
Di babak penyelesaiannya pun, masih ada banyak
subplot yang masuk ke dalam ceritanya. Jack dan Ally mengalami hidup yang
semakin pelik ini ternyata cukup membuat lelah untuk diikuti. Hingga dalam
penyelesaiannya, kurang memiliki efek emosional yang diharapkan oleh Bradley
Cooper ketika tembang I’ll Never Love
Again dilantunkan. Hingga yang diingat adalah A Star Is Born memiliki cukup banyak tembang yang bisa dinikmati oleh penontonnya.
Bradley Cooper sebagai sutradara debut untuk film ini terasa seperti
kewalahan bagaimana caranya mengemas kehidupan Ally dan Jack yang masalah
hidupnya sangat kompleks. Tetapi, Bradley Cooper memiliki sensitivitasnya untuk
menghidupkan daya magis karakter dan lagu-lagunya sehingga A Star Is Born masih punya sinar di paruh pertamanya. Sesuai dengan
judulnya, Lady Gaga memiliki potensi sebagai seseorang yang lahir sebagai
bintang karena performa darinya ini mampu memikat penontonnya dengan baik
meskipun filmnya bisa diarahkan dengan lebih baik lagi seharusnya.
Ijin promosi yaa ^^
BalasHapusJOIN NOW WITH US
5758esport.com adalah Situs Taruhan Online Terbesar dan Terpercaya yang menyediakan berbagai permainan populer.
Games yang dihadirkan 5758ESPORT :
Sportsbook
Live Casino
E-Games
Bola tangkas
DominoQQ
Texas poker
Ceme
Poker Dealer
Blackjack
Slot game
Yang dapat anda mainkan hanya menggunakan 1 userID saja.
Promo deposit cashback hingga 100% bagi yang baru bergabung.
Event berhadiah Laptop ROG, Iphone, uang tunai dan masih banyak lagi klik .
Banyak pilihan bank yang bisa digunakan.
Minimal depo 10.000
Aman terpercaya respon cepat, Costumer Service ONLINE 24jam nonstop, sosmed/live chat/call service CS Jenny.
Info lebih lanjut hubungi :
Website : 5758ESPORT
WHATSAPP : +60 14-9158564
WECHAT : www5758esportcom
LINE ID : 5758esport
TELEGRAM : Official5758esport
Email : maju58cs1@gmail.com
facebook : Jenny Grace