Masih berlanjut, Disney dan caranya untuk merejuvenasi segala kisah
klasiknya ke layar lebar masa kini. Daur ulang lagi kisah-kisah yang pernah
diangkatnya agar generasi sekarang bisa berkembang dan tumbuh dengan
kisah-kisah klasik milik Disney. Hal ini tentu juga disambut baik oleh
penggemar Disney sejak dahulu. Cara Disney ini tentu menjadi ajang nostalgia
bagi para penggemarnya. Meski tentu saja, Disney harus memberi pembeda agar
adaptasi daur ulangnya ini akan lebih kaya rasa.
Di tahun ini tentu sudah banyak film adaptasi daur ulang Disney yang
mengantri. Dimulai dari adaptasi daur ulang kisah Dumbo yang disutradarai oleh
Tim Burton. Di bulan Mei ini, Aladdin
mendapatkan kesempatann untuk diangkat kembali oleh Guy Ritchie sebagai
sutradara. Dibintangi oleh wajah-wajah baru seperti Mena Massoud sebagai Aladdin. Naomi Scott sebagai Jasmine ini
pun pernah menjadi wajah Disney Channel di film televisi bernama Lemonade
Mouth.
Sayang, cemoohan untuk film Aladdin
tiba-tiba membesar ketika Disney memberikan foto promosi Will Smith sebagai
Genie dengan cara yang salah. Hal ini menjadi bulan-bulanan warganet dan fans
Disney hingga di beberapa materi promo lainnya. Tetapi, ketika trailer kedua
dari Aladdin muncul, komentar sedikit
mereda karena munculnya lagu-lagu klasik dalam film Aladdin. Percayalah, cemoohan itu sebenarnya tak benar-benar
terjadi di dalam filmnya.
Aladdin milik Guy Ritchie
ini memang mengubah sedikit kisahnya, terutama untuk arc character dari Jasmine yang termasuk sebagai Disney Princess. Tentu, di era sekarang,
perlu adanya perubahan atas sosok perempuan dalam representasinya. Maka dari
itu, naskah dari John August serta Guy Ritchie akhirnya menambahkan urgensi
tertentu agar keberadaan karakter perempuannya tak hanya sebagai Damsel in Distress semata.
Tetapi, di luar dari penambahan kisah tentang karakter Jasmine di
dalam film ini, Aladdin milik Guy
Ritchie ini tentu saja masih mempunyai dasar cerita yang sama dengan film
animasinya. Bahkan atribut-atribut klasiknya pun tak serta merta dilepas begitu
saja di dalam film adaptasi daur ulangnya ini. Tetapi, alih-alih menjaga cita
rasa klasiknya seperti yang dilakukan oleh beberapa film adaptasi film Disney
Princess sebelumnya, Aladdin milik
Guy Ritchie ini bergerak sebagai sebuah rendisi moderen yang mana akan ada sisi
positif dan negatifnya.
Namanya juga film dengan judul Aladdin,
film ini tentu saja dimulai dari kisah seorang anak jalanan bernama Aladdin (Mena Massoud) yang hidup sendiri
bersama dengan partner keranya, Abu. Di tengah menjalankan rutinitasnya,
bertemulah dia dengan sosok perempuan berparas cantik bernama Jasmine (Naomi
Scott). Dia adalah seorang permaisuri kerajaan yang sedang berusaha untuk lari
dari rutinitasnya yang selalu dikekang dengan alasan dia adalah seorang
perempuan.
Aladdin tak menahu atas
Jasmine, hingga suatu ketika dia datang ke kerajaan untuk menemuinya. Tetapi,
Jafar (Marwan Kenzari) berusaha menangkap Aladdin
dan membawanya ke sebuah gua yang berisikan harta karun besar. Di sana lah, dia
mendapatkan sebuah lampu ajaib yang membuatnya bertemu dengan sosok Genie (Will
Smith). Lewat Genie lah, Aladdin
mendapatkan 3 permintaan yang akan dikabulkan dan berguna untuk dirinya.
Iya, kisahnya secara garis besar tentu saja masih sama dengan animasi
klasiknya. Tetapi, beberapa poin yang diubah dari naskahnya adalah ketika
membuat setiap karakternya memiliki alasan yang lebih berkaitan satu sama lain.
Rendisi moderen dalam kisah Aladdin
ini terjadi dalam sosok Jasmine yang dibuat untuk lebih punya kekuatan sebagai
perempuan. Sehingga, ini tentu akan memberikan pandangan baru bagi sosok Disney
Princess dan penikmatnya untuk memahami karakter perempuan dalam sebuah film.
Perempuan boleh memimpin, perempuan boleh menjadi apa saja yang dia
mau, dan perempuan boleh menentukan apapun sesuai dengan keinginannya.
Pesan-pesan inilah yang berusaha dilekatkan kepada karakter Jasmine sehingga
Disney Princess satu ini bisa menjadi alternatif role model bagi perempuan masa
kini. Hal ini juga sudah pernah diterapkan di beberapa film live-action Disney
yang melibatkan karakter-karakter Disney Princess. Tetapi, penyampaian di dalam
Aladdin ini terasa lebih terlihat
karena Guy Ritchie menyampaikannya dengan lebih moderen saja.
Tetapi, rendisi moderen dari Guy Ritchie ini juga berdampak negatif
bagi kesakralan magis di film live-action
Aladdin ini. Meski atribut-atribut
klasiknya tak hilang begitu saja, tetapi Aladdin
milik Guy Ritchie ini terkesan hanya menceritakan ulang kisah Aladdin tanpa menjaga cita rasa
klasiknya yang membuat film-film Disney terasa magis. Kekuatan Aladdin hanya datang bagi penggemar yang
memiliki kedekatan referensi dengan filmnya. Itu pun hanya merasakan sensasi
nostalgia, tanpa ada rasa klasik yang menempel di dalam filmnya.
Rendisi moderen tak hanya dalam kisahnya, tetapi juga musik-musik dan
lagunya. Aladdin milik Guy Ritchie
ini memberikan sentuhan moderen dalam lagu-lagu klasiknya, terlebih untuk lagu A Whole New World. Ini menjadi sangat menarik
untuk filmnya, bahkan dilantunkan dengan indah. Tetapi, problematika lain
datang di lagu baru yang dinyanyikan oleh Naomi Scott. Speechless, gubahan dari Justin Paul dan Benj Pasek ini terasa
berada bukan pada tempat dan atmosfernya.
Lagunya yang terlalu kekinian membuat kemagisan dari Aladdin ini menjadi semakin hilang.
Didukung dengan musical sequences-nya
yang juga tak bisa menunjukkan kemegahan dan kesakralan kisah klasik milik
Disney ini. Walaupun harus diakui, bahwa lagu Speechless ini akan sangat mudah dinikmati dan diingat di benak
banyak orang. Beruntungnya, Naomi Scott bisa membawakan lagu ini dengan powerful, sehingga emosi yang ingin
disampaikan bisa terlihat.
Tetapi, di luar gaya rendisi moderen milik Guy Ritchie dalam adaptasi
daur ulang yang memberikan plus dan minus yang sama, film ini masih sangat
menyenangkan untuk ditonton di bioskop. Bukan hanya sebagai tempat nostalgia,
tetapi film ini cocok untuk membuat hati menjadi sumringah lagi. Visualnya
cantik, lagu-lagunya memikat, warna-warnanya pun sangat indah. Yang jelas, film
tak seperti diragukan oleh banyak orang. Mena Massoud, Naomi Scott, dan bahkan
Will Smith memberikan performa terbaiknya. Will Smith sebagai Genie juga
bermain dengan enerjik kok, jadi gak perlu khawatir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar