Sabtu, 17 April 2021

PERCY (2021) REVIEW: Perjuangan Petani Mendapatkan Haknya Sendiri


Memilih pekerjaan sebagai seorang petani yang mengurus apa yang mereka tanam sepertinya menjadi pekerjaan yang tenang dan memiliki banyak waktu dengan keluarga. Memang kelihatannya mudah, tapi pekerjaan itu juga memiliki banyak risikonya. Inilah yang berusaha diangkat dalam film Percy yang juga berasal dari kisah nyata perjuangan seorang Petani yang haknya dalam profesi ini harus dicurangi oleh sebuah korporasi yang hanya mau menangnya saja.


Percy dibintangi oleh beberapa aktor kawakan yang Sudah jago di bidangnya. Mulai dari Christopher Walken yang memerankan karakter Percy ini sendiri. Lalu, dimeriahkan pula dengan nama-nama lain mulai dari Christina Ricci, Roberta Maxwell, dan Zach Braff. Perjalanan Percy menemukan keadilan dalam filmnya ini diarahkan oleh Clark Johnson yang pernah menyutradarai S.W.A.T. Dalam departemen penulisan naskah, ada Garfield L. Miller dan Hillary Pryor yang mengadaptasi kisahnya.

Apa sih yang berusaha disampaikan oleh film Percy ini?

Film ini menceritakan tentang kisah seorang petani rumahan bernama Percy (Christopher Walken) yang sudah mendedikasikan hidupnya di dalam ladang miliknya. Tetapi, suatu ketika kehidupannya terusik oleh sebuah korporasi besar yang berusaha melayangkan tuntutan kepada Percy yang katanya telah menggunakan biji yang ditanam di ladangnya tanpa izin mereka. Tetapi, Percy tidak merasa bahwa biji yang dia tanam adalah milik sang korporasi besar itu.

Sang korporasi menawarkan jalur damai kepada Percy agar permasalahan tidak berlanjut. Tapi, Percy tentu tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Akhirnya, Percy mengajukan banding untuk mendapatkan keadilan. Tentu saja, proses pengadilan Percy dan korporasi ini tak semudah dan secepat yang dibayangkan. Ada banyak cara yang dilakukan oleh sang korporasi untuk bisa memenangkan pengadilan ini. Tapi, Percy tetap terus berusaha untuk bisa mendapatkan keadilan itu. 

Agenda tentang korporasi besar untuk mendapatkan yang dia mau dan melakukan segala cara untuk bisa Melawan orang-orang tanpa kekuatan ini memang sering terjadi. Bahkan, beberapa film juga pernah mengangkat hal serupa. Tetapi, lewat film Percy, ada fakta-fakta baru yang ternyata bisa saja menjadi celah bagi korporasi besar untuk bisa menuntutnya. Hal-hal sepele seperti klaim sebuah benih yang dilakukan oleh korporasi agar bisa memonopoli penjualan hasil panennya nanti.


Hal ini dirangkum dalam 100 menit film ini yang mungkin tak secara keseluruhan dapat menceritakan bagaimana liciknya sang korporasi. Tetapi, film ini memperkecil ruang bergerak ceritanya terhadap bagaimana korporasi itu berdampak pada satu orang saja.


Percy, sebagai salah satu yang dirugikan dan salah satu yang berani mengkonfrontasi sebuah korporasi besar ini bisa dijadikan sebagai ikon perlawanan bagi yang lainnya. Sehingga, kisah dalam film ini bergerak mengelilingi Percy. Dijadikannya dia sebagai sosok ‘pahlawan’ dan menemukan kisah-kisah menyentuh lain yang membuat karakter dirinya semakin berkembang di dalam filmnya.


Film yang berlatarbelakang tempat negara Kanada ini seakan memberikan sebuah penegasan bahwa korporasi besar dan kekuatannya ini adalah problematika yang terjadi di mana saja. Diperkuat dengan bagaimana Christopher Walken berhasil memerankan karakter Percy dengan sangat mudah. Aktor yang beberapa kali mendapatkan nominasi beberapa penghargaan film ini mampu membuat penonton merasakan segala kegelisahan hidupnya sebagai karakter Percy yang sedang merasakan susahnya proses mendapatkan keadilan.


Mungkin, masih ada beberapa konflik yang belum tergali dan sepertinya memang cara sang sutradara untuk membatasi konfliknya agar fokus ke Percy sebagai karakter utama filmnya. Tetapi, mengikuti segala keresahan setiap karakternya dan bagaimana mereka memperjuangkan haknya sebagai masyarakat Kanada di film Percy ini sangat menarik untuk diikuti. Ditutup pula dengan cara yang menghangatkan hati penontonnya. Menarik untuk ditonton di Mola TV nih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar