Selasa, 16 Maret 2021

STAND BY ME DORAEMON 2 (2020) REVIEW: Sekuel yang Tetap Menghangatkan Hati Penontonnya

Kalo kamu memang Anak generasi 90an, pasti sudah memasuki fase di mana menunggu Doraemon dan Nobita Serta barang-barang ajaibnya dari masa depan yang bikin ngiler. Tak salah, apabila Stand By Me Doraemon pertama yang telah rilis di tahun 2014 lalu laku keras saat Rilis di Indonesia. Ya, Penonton Indonesia sangat dekat dengan serial animasi dari Jepang satu ini. Maka, ketika muncul berita akan ada sekuel dari film satu itu, penikmat film yang dekat dengan karakter satu ini akan sangat menyambut dengan gembira.

Ryuichi Yagi dan Takashi Yamazaki kembali menahkodai anime dari Fujiko F. Fujio dalam bentuk animasi tiga dimensi dan layar lebar ini. Sebelumnya, duo sutradara ini juga mengarahkan film pertamanya dan berhasil merangkum kisah-kisah lamanya menjadi sesuatu yang segar.

Apabila Stand By Me Doraemon pertama adalah kumpulan cerita-cerita kisah lama yang didaur ulang menjadi 90 menit yang utuh. Di film keduanya kali ini, duo sutradara ini masih mengadaptasi kisah animasi pendeknya. Alih-alih menjadikan film keduanya sebagai fragmen, Stand By Me Doraemon 2 lebih memiliki cerita utuh untuk disampaikan. Kekuatan film keduanya bukan lagi tentang nostalgia, tapi bagaimana merangkum kisah time travel, cinta, persahabatan, dan keluarga menjadi satu film yang solid.

Kisah dimulai dari Nobita yang tiba-tiba ingin kembali ke masa lalu bertemu dengan neneknya yang selalu ada buatnya. Tak hanya sekedar bertemu, tapi Nobita juga ingin melihat neneknya bahagia untuk terakhir kalinya. Dari ingin melihat Nobita tumbuh jadi dewasa dan masuk sekolah, hingga permintaan terakhir sang Nenek untuk melihatnya menikah. Tentu, dengan bantuan Doraemon, Nobita berusaha untuk menuruti permintaan sang Nenek.

Tetapi, dengan satu permintaan Neneknya yang terkabul, kemungkinan di masa depan Nobita juga terganggu. Saat di masa depan dan di hari pernikahan Nobita dan Shizuka, Nobita hampir saja gagal melaksanakan acara terpenting dalam hidupnya ini. Nobita dan Doraemon dari masa kini pun berusaha untuk pernikahannya tetap berjalan sekaligus bisa membuat mimpi Neneknya juga terwujud.

Dengan satu sinopsis cerita dari Stand By Me Doraemon 2 yang memiliki satu tujuan, ternyata Ryuichi Yagi dan Takashi Yamazaki menantang diri mereka saat menuturkan kisahnya. Menggunakan pendekatan time travel yang lebih rumit dengan clue yang disebar di awal filmnya. Sedikit terlalu harfiah secara visual, tetapi mungkin itu cara mereka agar Stand By Me Doraemon 2 yang memiliki audiens anak-anak bisa mengerti rumitnya time travel yang sedang dituturkan.

Layaknya sebuah lingkaran, penuturan kisah dari Stand By Me Doraemon 2 ini akan bertemu di penghujung awal cerita yang sama sebelum akhirnya memiliki cabang cerita lain untuk penyelesaiannya. Clue yang disebar di sepanjang kisahnya pun menjadi trivia-trivia kecil yang potongan puzzle yang menunggu untuk disusun. Tapi, tentu saja bukan sebuah puzzle yang rumit, hanya saja potongan puzzle itu penting agar menjadi sebuah gambar yang utuh.

Jadi, tema time travel di dalam ini bukan menjadi salah satu hal penting di dalam filmnya. Hal penting lainnya yang ada di dalam Stand By Me Doraemon 2 adalah kisahnya yang hangat tentang cinta, keluarga, dan persahabatan. Duo sutradara ini berhasil mengolah emosi di dalam filmnya. Di paruh terakhir filmnya serta adegan-adegan di mana Nobita dan Neneknya akan berhasil mengaduk perasaan penontonnya. Punch-nya bakal ada di penghujung filmnya. Maka, siap-siap tisu saja apabila kamu mudah terbawa suasana sedihnya yang ada di film ini.

Berbeda dengan film pendahulunya, Stand By Me Doraemon 2 ini akan terasa lebih kompleks dari sisi cerita. Tapi dalam mengolah rasa, Stand By Me Doraemon 2 juga memiliki hal yang serupa. Hanya saja, film keduanya mengulik lebih dalam tentang hubungan dengan keluarga dan berdamai dengan diri sendiri. Sebagai sebuah sekuel, Ryuichi Yagi dan Takashi Yamazaki berhasil berada di posisi yang sama dengan sebelumnya. Bikin hati hangat nontonnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar