Kera sudah mengambil alih dunia dan menjatuhkan para manusia. Hal
tersebut sudah terjadi sejak remake
dari Planet of The Apes oleh Tim Burton yang menunjuk Mark Wahlberg sebagai
ilmuwan yang tersesat dalam planet penuh kera. Ketika film tersebut sudah tidak
mendapat highlight, 10 tahun
kemudian, prekuel dari film milik Tim Burton ini pun mendapat slot untuk rilis.
Dengan komando dari Rupert Wyatt, Rise of The Planet of the Apes berhasil
menarik hati para kritikus serta pendapatan yang cukup di tangga box office.
Tentu, 20th Century Fox
selaku rumah produksi yang menaungi film ini pun memberikan lampu hijau untuk
menggarap lagi sekuel dari prekuel ini. Dengan tim penulisan naskah yang sama,
tetapi ada yang berbeda untuk sekuelnya. Kali ini, komando bukanlah dari Rupert
Wyatt, melainkan datang dari Matt Reeves yang mengarahkan bagaimana jalannya
sekuel ini. Dawn of The Planet of The Apes pun mendapat slot rilis di tahun
ini.
Tentu, Dawn of the Planet of the Apes melanjutkan timeline cerita dari Rise of the Planet of the Apes. Setelah kehancuran
yang disebabkan oleh Caesar (Andy Serkis) dan kawan-kawan kera-nya, bumi
mengalami banyak kehancuran. Para manusia terkena virus-virus mematikan yang
memaksa mereka harus rela untuk bertahan hidup dengan serba kekurangan. Flu
Siaman, menyerang para manusia dan menyebabkan spesies manusia semakin menipis.
Malcolm (Jason Clarke) datang ke hutan untuk mencari bendungan agar
bisa menyalakan listrik untuk kehidupan manusia. Sayangnya, hutan tersebut
telah menjadi tempat tinggal para kera yang dipimpin oleh Caesar. Malcolm dan
tim berusaha bernegosiasi dengan Caesar agar bisa mengelola bendungan tersebut.
Tetapi, Caesar pun mengalami konflik dengan para kawanan kera-nya yang sudah
tidak percaya dengan manusia. Sehingga, kubu yang tidak percaya mencoba untuk
men-sabotase hubungan manusia dengan kera dan perang pun di mulai.
Pergantian bangku sutradara untuk sebuah film sekuel tentu menjadi momok tersendiri. Jika salah pilih, jelas akan terjadi sebuah bencana bagi kelangsungan film sekuelnya. Beban yang dipikul oleh sutradara baru akan lebih berat. Tak bisa dibantah bahwa kinerjanya akan dibanding-bandingkan dengan hasil dari sutradara sebelumnya. Rupert Wyatt sudah mematok nilai yang tinggi untuk hasil jerih payahnya di Rise of the Planet of the Apes. Hal tersebut akan memacu Matt Reeves untuk menghasilkan output yang akan menyamai predesesornya atau malah bisa melebihi predesesornya.
Tetapi 20th Century Fox
patut bergembira, karena Matt Reeves dan karya-karyanya tidak bisa diremehkan begitu saja. Kredibilitas Matt Reeves sudah sangat bagus di ranah perfilman Hollywood. Hal ini berdampak pada
karya terbarunya yaitu Dawn of the Planet of the Apes. Sekuel dari prekuel Planet of the Apes ini dengan
gampang menyaingi predesesornya. Bahkan, bisa dibilang Dawn of the Planet of
the Apes memiliki kualitas dua kali lebih bagus ketimbang sang predesesor.
Kerja sama yang baik sebagai tim sangat diperlihatkan oleh Matt Reeves
dengan para tim penulis naskah. Apa yang disajikan oleh Dawn of the Planet of
the Apes memiliki cerita yang sangat padat dengan durasinya 120 menit. Tak
perlu panjang-panjang dalam bertutur tetapi berhasil memikat penontonnya dengan cerita yang
menarik. Memang, Dawn of the Planet of the Apes memiliki pace yang lambat jika dibandingkan dengan Rise of the Planet of the
Apes.
Tetapi, dengan pace yang
lambat itu akan berhasil memberikan development
character yang sangat baik. Tidak ada kesan draggy, setiap ceritanya mengalir dengan sangat baik dan tak terasa penonton pun akan tiba dipenghujung filmnya dan akan menantikan seri berikutnya. Jika Rise of the
Planet of the Apes masih memiliki karakter manusia yang juga sama kuatnya
dengan Caesar, maka berbeda dengan film lanjutannya kali ini. Fokus cerita dan karakter yang dikembangkan lagi di film ini adalah Caesar dan kawanan kera-nya yang
sedang mengalami konflik dengan para manusia.
Sehingga di sepanjang film, layar bioskop akan dipenuhi dengan para
kera yang berinteraksi satu sama lain tanpa dialog. Menonton para kera
berinteraksi dengan bahasa mereka yang mungkin akan membuat geli penonton awam
yang tidak pernah mengikuti setiap seri Planet
of the Apes. Padahal, di setiap scene tersebut memiliki dialog-dialog yang
krusial untuk menit-menit selanjutnya pada film Dawn of the Planet of the Apes.
Yang jelas, nama-nama seperti Jason Clarke, Keri Russell, Kodi
Smit-McPee, dan bahkan nama legenda Gary Oldman tidak bisa memberikan
penampilannya yang memorable. Karena
screening time mereka yang cukup sedikit ketimbang para kera yang ada di film
ini. Setidaknya, mereka tetap memberikan penampilan yang maksimal untuk
kelangsungan filmnya. Maka, penampilan terbaik jatuh kepada Andy Serkis yang
memerankan Caesar dengan teknologi motion
capture yang luar biasa. Penampilannya sebagai Caesar layak mendapatkan
penghargaan lebih dari penontonnya.
Teknologi motion capture-nya pun semakin berkembang. Setiap visual effect di setiap adegannnya digarap begitu megah dan semakin
halus jika dibandingkan dengan Rise of the Planet of the Apes. Hal ini akan
menguatkan bahwa Dawn of the Planet of the Apes setidaknya akan mendapatkan
nominasi di ajang bergengsi, Academy Awards untuk nominasi Visual Effect Terbaik.
Hal lain yang membuat Dawn of the Planet of the Apes sangat
layak ditonton oleh semua orang adalah bagaimana sang penulis naskah memberikan
beberapa dialog-dialog yang pintar untuk menyindir masalah-masalah sosial. Dawn
of the Planet of the Apes penuh dengan nilai-nilai sosial dan pesan moral di
sepanjang filmnya. Memberikan tanda atau lambang metaforik untuk
merepresentasikan setiap pesan moral-nya sehingga tidak ada kesan menggurui
untuk penuturannya. Dan akan dengan mudah, pesan tersebut akan menancap di hati
penontonnya.
Begitulah, Dawn of the Planet of the Apes yang dengan mudah akan
merebut hati penontonnya. Dengan mudah menobatkan film ini menjadi salah satu
film sekuel terbaik yang pernah ada dan tentu akan banyak orang akan
menempatkan film ini di urutan teratas film terbaik sepanjang tahun ini. Serta,
penonton akan sangat menantikan apa yang akan terjadi dengan Caesar dan
kawanannya di film selanjutnya yang akan rilis di tahun 2016. Mengagumkan.
Dawn of the Planet of the Apes pun juga dirilis dalam format 3D.
Berikut adalah review format 3D untuk film ini.
DEPTH
Tidak ada yang istimewa untuk kedalaman di setiap adegan Dawn of the Planet
of the Apes. Akan terasa jika setting berada di luar ruangan.
POP OUT
Hampir tidak ada efek pop out untuk film ini. Tanah dan asap pun tidak
bisa berinteraksi baik dengan penontonnya.
Menonton Dawn of the Planet of the Apes dalam format 3D tidak
direkomendasikan. Tonton saja film ini dalam format 2D dan tidak akan
kehilangan momen apapun di filmnya. Toh, experience menonton film ini bukanlah
dari format 3D-nya melainkan film ini sendiri.
Lumayan filmnya..
BalasHapustapi lebih bagusan squel yg sebelumnya...
Nice review Senang berjumpa dengan sesama penikmat film dan blogger film. Keep blogging and watch movie.
BalasHapusSalam kenal.
Film ini adalah film terbaru dari versi - versi kera.. tapi menurut saya agak mengecewakan karena saya mengharapkan adanya taktik cilik dari Caesar untuk melakukan perlawanan dengan manusia lainnya. Untuk versi lama atau pun pertama bisa di download di http://www.ligafilm.com/videos/rise-of-the-planet-of-the-apes-2011-2/
BalasHapuskalau untuk versi yang barunya masih belum bluray http://www.ligafilm.com/videos/dawn-of-the-planet-of-the-apes-2014/
Salam Sejahtera dari www.LigaFilm.com (Tempat Download Film terbaru)