Michael Bay datang lagi menawarkan “makanan junk food” kepada penontonnya. Transformers adalah sebuah franchise
penuh visual efek spektakuler yang terlihat enak disantap di luar, tetapi
sebenarnya tidak sehat. Tetapi, meski terlihat tak sehat, film-film seperti ini
adalah film yang akan dinantikan dan selalu menjadi favorit bagi semua orang
yang ingin hiburan secara instan. Maka, tahun ini muncul sebuah seri kelima
dari seri ini.
Seri kelima ini pada awalnya digadang menjadi seri terakhir dari
Transformers. Tetapi, Paramount Pictures telah memberikan lampu hijau untuk
seri ini agar berlanjut menjadi 12 seri selanjutnya. Sehingga bagi penonton
yang tak suka dengan seri dari film ini,
taruh impian anda untuk menyaksikan seri terakhir dari Transformers.
Karena Transformers : The Last Knights
adalah awal mula dari babak baru yang akan dibuat oleh Michael Bay beserta
Paramount untuk lagi-lagi mengeruk finansial penontonnya agar selalu menikmati
“makanan cepat saji” ala mereka.
Transformers : The Last Knight
melanjutkan linimasa cerita yang telah dibangun ulang lewat Age of Extinction.
Dengan begitu, tokoh utama di dalam film Transformers kali ini masih dipegang
oleh Mark Wahlberg dan juga dipenuhi dengan berbagai macam aktor-aktris baru.
Tetapi, meskipun cerita telah diulang menjadi sesuatu yang baru, seri ini tak
menunjukkan perubahan lain selain visual efeknya yang semakin mengagumkan.
Tetapi, beruntungnya Transformers : The
Last Knight kali ini hanya berdurasi 150 menit –hal itu berarti 15 menit
lebih pendek daripada film sebelumnya.
Tetapi, dengan durasi yang lebih pendek 15 menit, tak membuat Transformers : The Last Knight memiliki
bangunan cerita yang lebih baik. Cerita di Transformers
: The Last Knight ini berusaha memiliki kerumitan daripada film sebelumnya.
Bagaimana Optimus Prime yang kembali ke planetnya, Cybertron, dikuasai oleh
Quintessa. Optimus Prime pun diberi pengaruh oleh Quintessa untuk mengembalikan
Cybertron seperti semula tetapi dengan cara menghancurkan planet bumi.
Sementara itu, Cade Yaeger (Mark Wahlberg) berusaha menenangkan
konflik yang terjadi di bumi. Di mana Decepticon berusaha untuk mencari pedang
legenda milik King Arthur yang sebelumnya telah diberi kekuatan oleh Autobot di
masa itu dan menjadi pedang terkuat di bumi. Sehingga, Cade Yaeger bersama
dengan teman-teman Autobot-nya berusaha untuk menghalang Decepticon menemukan
pedang tersebut agar tak disalahgunakan.
Akan ada banyak orang yang memberikan saran kepada penonton seri
Transformers untuk tak begitu mempedulikan bagaimana plotnya bergerak. Nikmati
saja setiap visual efek dan sekuens aksi menggelegar yang akan diberikan oleh
Michael Bay di sepanjang film. Menetapkan ekspektasi seperti itu memang sedikit
perlu, agar bisa menikmati film Transformers milik Michael Bay. Tetapi, ketika
mengatur ekspektasi sedemikian rupa, Transformers
: The Last Knight melenceng jauh dari bagaimana seri Transformers seperti
biasanya.
Dengan cerita dan berbagai subplot seperti itu, Transformers : The Last Knight berusaha untuk memberikan pondasi
cerita yang kuat. Hanya saja, dengan berbagai macam karakter, plot, dan cabang
plotnya, Transformers : The Last Knight
gagal dalam mengikat penontonnya dengan durasi 150 menit. Semuanya bercampur
aduk menjadi satu, hingga menimbulkan kebingungan penonton untuk berusaha
mengikuti apa yang dimau oleh Michael Bay di dalam Transformers : The Last Knight ini. Cerita yang berbeda dan lebih rumit tak
membuat Transformers : The Last Knight
memiliki performa yang kuat.
Karakter dan plot hanyalah sebagai formalitas yang ada agar film ini
memiliki atributnya sebagai sebuah film. Tetapi, di sepanjang 1 jam awal, Transformers : The Last Knight memiliki
atmosfir layaknya video perkenalan sebuah wahana yang berusaha
dipanjang-panjangkan. Lantas di satu jam selanjutnya, Transformers : The Last Knight tak lantas menjadi membaik. 1 jam
selanjutnya, muncul konflik lain yang semakin membuat suasana film semakin riuh
tetapi tak terkendali.
Setiap menit akan dikenalkan karakter baru, dengan begitu cabang plot
cerita juga semakin bertambah. Hanya saja, Michael Bay tak bisa mengendalikan
hal tersebut dengan baik. Dampaknya ada di dalam performa Transformers : The Last Knight yang terasa begitu acak untuk
diterima oleh penontonnya. Kekacauan itu juga semakin diperkuat dengan
penyuntingan yang tak bisa menemukan garis lurus untuk menyajikan cerita di
dalam filmnya. Sehingga, penonton tak bisa menikmati apa yang berusaha
disampaikan oleh Michael Bay di dalam seri terbarunya.
Meski sebenarnya film-film Transformers hanya mempedulikan efek
visual, secara keselurahan Transformers :
The Last Knight tak memberikan sesuatu yang akan menancap di ingatan
penontonnya. Semuanya sudah pernah ada di film-film sebelumnya, bahkan bisa
dibilang Transformers : The Last Knight
memiliki sedikit sekuens aksi, apalagi yang menancap di ingatan penonton. Tidak
ada alternatif lain yang muncul dari segi efek visual yang menjadi kekuatan
utama seri ini.
Menentukan ekspektasi agar tak memikirkan plot cerita di seri-seri
Transformers, nyatanya tak berlaku di seri terbarunya ini. Transformers : The Last Knight seperti sebuah makanan junk food
yang sudah disukai oleh penontonnya dan berusaha memberikan ‘bumbu’ lain di
dalamnya. Sehingga, konsumennya akan berusaha mengidentifikasi rasa lama yang
terganggu dengan ‘bumbu’ barunya. Michael Bay berusaha memberikan konsentrasi
plot cerita di dalam filmnya, tetapi juga tak bisa melepaskan pentingnya efek
visual yang biasanya jadi kekuatan seri ini. Sehingga dengan durasi sepanjang
150 menit, Transformers : The Last Knight
tak bisa memiliki performa yang baik –dengan standar seperti biasanya. Belum
lagi, penuturan ceritanya juga belum bisa efektif. Sayang sekali.
Film ini dirilis dengan format yang khusus untuk IMAX 3D. Berikut adalah review dari format tiga dimensi dari film ini :
DEPTH
Transformers : The Last Knight memiliki kualitas kedalaman yang bisa membuat penontonnya melihat mereka di balik kaca.
POP OUT
Efek keluar dari layar di film Transformers : The Last Knight cukup memberikan sensasi menarik saat menonton.
Direkam menggunakan kamera IMAX 3D, maka tak ada alasan tak menyaksikan Transformers : The Last Knight di dalam format tiga dimensi.
DEPTH
Transformers : The Last Knight memiliki kualitas kedalaman yang bisa membuat penontonnya melihat mereka di balik kaca.
POP OUT
Efek keluar dari layar di film Transformers : The Last Knight cukup memberikan sensasi menarik saat menonton.
Direkam menggunakan kamera IMAX 3D, maka tak ada alasan tak menyaksikan Transformers : The Last Knight di dalam format tiga dimensi.
Puas liat 3D Imax nya
BalasHapus