Visinema Pictures tak hanya
hadir dengan film-film yang diarahkan oleh Angga Dwimas Sasongko saja. Banyak
sutradara lain yang diberikan oleh kesempatan untuk bernaung di rumah produksi
ini. Salah satunya adalah Andibachtiar Yusuf yang mengarahkan Love For Sale dan menjadi salah satu
film terkuat di tahun 2018. Visinema Pictures pun berusaha memberikan kontribusinya
dengan berbagai macam proyeknya yang akan dirilis di tahun 2019 ini.
Salah satunya adalah proyek Visinema Pictures dengan sutradara baru
berbakat yaitu Yandy Laurens. Sutradara satu ini sempat memenangkan XXI Short Film Festival dengan film
pendeknya berjudul Wan An. Belum
lagi, dia juga pernah mengarahkan sebuah web series berjudul Sore yang sangat digandrungi oleh banyak
orang. Tak salah, jika Visinema Pictures
melirik Yandy Laurens yang memiliki banyak potensi untuk mengarahkan sebuah
film.
Visinema Pictures pun
langsung mempercayakan Yandy Laurens dengan judul yang cukup besar. Film ini
diangkat dari kisah televisi dan novel milik Arswendo Atmowiloto dengan
karakter bernama Abah, Emak, Euis, dan Ara. Ya, Keluarga Cemara menjadi karya layar lebar pertama dari Yandy
Laurens untuk perfilman Indonesia. Adaptasi dari Keluarga Cemara ini naskahnya ditulis oleh Gina S. Noer tetapi
Yandy Laurens tetap ikut andil dalam penulisannya.
Adaptasi dari Keluarga Cemara
ini dibintangi oleh banyak artis ternama. Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir
dipercaya menjadi dua pemeran utama sebagai Abah dan Emak. Masih ada Asri
Welas, Maudy Koesnaedi, hingga Abdurrahman Arif yang memeriahkan film ini.
Juga, dua aktor perempuan cilik pendatang baru bernama Widuri Puteri dan
Adhisty Zara, salah satu member JKT48 yang memerankan karakter penting di dalam
film ini yaitu Ara dan Euis.
Keluarga Cemara milik Yandy
Laurens ini tak sekedar dibuat ulang dengan cerita yang sama dengan materi yang
ada. Yandy Laurens membuat Keluarga Cemara
miliknya ini sebagai adaptasi bebas dengan perubahan yang disesuaikan dengan
apa yang ada di masa kini. Hal ini mungkin dianggap riskan oleh sebagian orang
dan mengganggu inti cerita dari materi ini sendiri. Percayakan saja, Yandy
Laurens ternyata bisa mengemas pembaruan dari materi aslinya dengan cara yang
cerdas dan sangat hangat.
Tentu kisah film ini dimulai dari kisah satu keluarga yang terdiri
dari Abah (Ringgo Agus Rahman), Emak (Nirina Zubir), Euis (Zara JKT48), dan Ara
(Widuri Puteri) yang hidupnya sangat berkecukupan dan bahagia. Meskipun Abah selalu
tak memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan anak-anaknya. Hingga
suatu ketika, masalah besar datang menghampiri keluarga ini. Di tengah ulang
tahun Euis yang ke 13, Abah ditipu dan jatuh bangkrut.
Dengan jatuh bangkrutnya Abah inilah, keluarga ini diuji
keharmonisannya. Abah pindah dari atribut rumahnya yang serba mewah, ke rumah
peninggalan ayahnya yang sederhana. Kehidupan Abah dan Emak pun berubah, mereka
harus sekali lagi berjuang untuk bangkit dari keterpurukan. Tak hanya dari
finansial, tetapi juga dari batin mereka. Terlebih, harus menghadapi perubahan
sikap anaknya yang masih kaget karena kebiasaan mereka pun juga harus berubah
dari biasanya.
Di sinilah memang problematika dari film Keluarga Cemara sejak dari materi aslinya. Mengulik kisah lain dari
sebuah keluarga yang baru saja menyadari tentang kekayaan lain dalam dinamikanya.
Banyak keterpurukan yang terjadi dalam kisah keluarga Abah dan Emak. Yandy
Laurens tahu benar bagaimana mengemas kisahnya yang penuh akan problematika itu
menjadi sesuatu yang berbeda. Keluarga
Cemara dikemas tak sekedar menjadi cengeng, melainkan menjadi sebuah film
yang menghibur tetapi rasa emosional itu masih ada.
Naskah Gina S. Noer bekerjasama dengan sutradaranya ini bisa
memberikan pembaruan dalam Keluarga
Cemara agar lebih relevan dengan sangat baik. Tetapi, mereka tak melupakan
inti dari materi aslinya. Mulai dari plot cerita hingga atribut setiap
karakternya yang mungkin akan memberikan efek nostalgia. Tetapi, tak usah khawatir
bagi yang tak pernah relevan dengan Keluarga
Cemara. Sebagai sebuah film, Keluarga
Cemara ini sangat bisa dinikmati oleh siapa saja. Kekuatannya tak hanya
dari segi nostalgia saja, melainkan juga konflik dan pesan tentang keluarganya
masih sangat universal.
Dengan durasinya yang mencapai 115 menit, Yandy Laurens bisa
mengembangkan setiap karakternya tanpa perlu tergesa-gesa. Layaknya sebuah
keluarga yang bergerak sesuai dengan fungsinya, film ini juga memiliki karakter
yang bekerja sesuai dengan porsinya. Lambat laun, karakternya mengalami
perubahan yang bisa sesuai dengan konfliknya. Ara dengan kepolosannya yang
sesuai dengan usianya, Euis yang perubahan karakternya lebih signifikan karena
transisinya menjadi seorang remaja. Begitu pula dengan Abah dan Emak yang
secara psikis seharusnya lebih dewasa daripada mereka berdua.
Abah dan Emak menjadi pengontrol emosi kedua karakter anak-anaknya
yang sedang mengalami transisi paska peristiwa yang kurang mengenakkan hati.
Gina S. Noer dan Yandy Laurens tahu benar meletakkan setiap karakternya harus
seperti apa. Sehingga, pada titik tertentu, ketika satu karakter berusaha untuk
keluar dari sistem tersebut, naskah milik Gina S. Noer dan Yandy Laurens seakan
mengingatkan untuk selalu berada dalam pemikiran bahwa keluarga itu satu.
Dengan materi promosi #KembaliKeKeluarga, Yandy Laurens dan Gina S.
Noer tahu benar menerjemahkan hal-hal tentang keluarga yang selalu ada setiap
saat dengan sangat baik. Tak perlu dengan cara yang menggurui, tetapi setiap
adegan dan dialognya serasa menampar penontonnya. Teringat di satu adegan,
ketika Nirina Zubir dan Ringgo Agus Rahman harus bisa memainkan dua emosi yang
meletup menjadi satu emosi yang keluar secara alami. Seakan Yandy Laurens
berusaha mengingatkan penontonnya untuk selalu bersyukur di setiap keadaan.
Ada tanda di setiap pengadeganan naskahnya yang menarik untuk
ditelusuri. Di setiap karakternya berkembang, ada satu kejadian yang selalu
sama dan menjadi titik baliknya. Hal ini berlanjut hingga adegan terakhir yang
menjadi sebuah akhir manis dari semua konflik yang telah terjadi di dalam
keluarga ini. Adegan penutup yang berhasil ditampilkan dengan sangat manis dan
emosional oleh Yandy Laurens diperkuat dengan kemunculan lagu “Harta Berharga”
yang dilantunkan begitu indah oleh Bunga Citra Lestari. Sehingga penontonnya tanpa
sadar menjatuhkan air mata di pipi mereka.
Semua kedinamisan dalam keluarga di dalam film Keluarga Cemara ini tentu tak bisa dijauhkan dari performa ensembel
pemainnya yang memiliki ikatan emosi luar biasa satu sama lain. Ringgo Agus
Rahman, Nirina Zubir, Zara JKT48, dan Widuri Puteri berhasil meyakinkan
penontonnya bahwa mereka adalah keluarga yang ada di kehidupan nyata.
Diperindah lagi oleh musik-musik dari Ifa Fachir yang tampil indah mengiringi
setiap adegan kehidupan dari keluarga kecil ini.
Tetapi, poin penting yang menarik di film ini adalah performa Nirina Zubir yang bisa menerjemahkan karakter Emak dengan baik. Dirinya sebagai karakter yang menyejukkan di tengah banyaknya masalah dan panas hati di setiap karakternya. Emak adalah karakter perempuan yang dalam kediamannya pun memiliki kekuatan untuk mengubah pemikiran setiap karakternya. Nirina Zubir bisa menerjemahkan kekuatan dari karakter Emak tersebut yang tak berusaha mendominasi tetapi berusaha tetap menjadi sosok yang seimbang dengan Abah ketika berkomitmen untuk berkeluarga.
Tetapi, poin penting yang menarik di film ini adalah performa Nirina Zubir yang bisa menerjemahkan karakter Emak dengan baik. Dirinya sebagai karakter yang menyejukkan di tengah banyaknya masalah dan panas hati di setiap karakternya. Emak adalah karakter perempuan yang dalam kediamannya pun memiliki kekuatan untuk mengubah pemikiran setiap karakternya. Nirina Zubir bisa menerjemahkan kekuatan dari karakter Emak tersebut yang tak berusaha mendominasi tetapi berusaha tetap menjadi sosok yang seimbang dengan Abah ketika berkomitmen untuk berkeluarga.
Tentu sangat menyenangkan jika awal tahun 2019 harus diawali dengan
film keluarga seperti Keluarga Cemara
ini. Momennya masih relevan dengan realta yang ada, merayakan liburan bersama
keluarga. Yandy Laurens sudah menyiapkan wahana baru untuk mengingatkan
penontonnya agar selalu kembali ke keluarga mereka sekali lagi. Membuat
penontonnya ingin segera pulang, memeluk setiap anggota keluarganya, mengucap
syukur bahwa harta yang paling berharga dari seorang manusia adalah keluarga
yang berjalan dengan fungsinya yang benar. Debut penyutradaraan yang indah
sekali!
Terima kasih reviewnya...ya malam ini aku akan memeluk keluargaku satu satuπππ
BalasHapusTerima kasih reviewnya...ya malam ini aku akan memeluk keluargaku satu satuπππ
BalasHapusJangan lupa di baca ya temen temen artikel kita ini : https://detikdaerahindo.blogspot.com/2019/03/andi-arief-kena-narkoba-bagaimana.html
BalasHapusIjin promosi yaa ^^
BalasHapusJOIN NOW WITH US
5758esport.com adalah Situs Taruhan Online Terbesar dan Terpercaya yang menyediakan berbagai permainan populer.
Games yang dihadirkan 5758ESPORT :
Sportsbook
Live Casino
E-Games
Bola tangkas
DominoQQ
Texas poker
Ceme
Poker Dealer
Blackjack
Slot game
Yang dapat anda mainkan hanya menggunakan 1 userID saja.
Promo deposit cashback hingga 100% bagi yang baru bergabung.
Event berhadiah Laptop ROG, Iphone, uang tunai dan masih banyak lagi klik .
Banyak pilihan bank yang bisa digunakan.
Minimal depo 10.000
Aman terpercaya respon cepat, Costumer Service ONLINE 24jam nonstop, sosmed/live chat/call service CS Jenny.
Info lebih lanjut hubungi :
Website : 5758ESPORT
WHATSAPP : +60 14-9158564
WECHAT : www5758esportcom
LINE ID : 5758esport
TELEGRAM : Official5758esport
Email : maju58cs1@gmail.com
facebook : Jenny Grace