Dan sekali lagi, buku-buku kategori young-adult menjadi sebuah tren yang cukup gemilang di tangga box
office. Tetapi, lambat laun hype film
adaptasi dari buku-buku young-adult semakin menurun. Hal itu terlihat ketika
bagian final dari Mockingjay tak memiliki hasil opening yang memuaskan,
meskipun masih berada di atas rata-rata. Menjadikan seri terakhir di adaptasi
buku kategori young-adult adalah sebuah tren baru untuk meningkatkan
keuntungan. Dan buku dari Veronica Roth juga mendapatkan perlakuan yang sama
untuk adaptasi buku terakhir dari seri Divergent.
Pintarnya, film dari adaptasi buku terakhir milik Divergent ini tak serta merta menggunakan embel-embel ‘Part 1’ atau ‘Part 2’ di akhir judul filmnya. Allegiant, buku terakhir dari seri Divergent ini membagi dua filmnya dengan dua judul yang berbeda. Allegiant, untuk seri pertama dan Ascendant, untuk film penutup dari seri Divergent. Dan di tahun ini, Allegiant rilis untuk menjembatani penutup dari buku Divergent yang tetap ditangani oleh
Robert Schwentke sebagai sutradara.
The Divergent Series : Allegiant
tampil tak cukup memuaskan di tangga box
office. Ini jelas bukan pertanda baik bagi film-film adaptasi buku dengan
kategori young-adult yang akan mulai
dibuat dan dirilis oleh setiap rumah produksi. Performa yang tak meyakinkan di
tangga box office ternyata berbanding
lurus dengan performa keseluruhan dari film yang berdurasi hingga 120 menit
ini. The Divergent Series : Allegiant
memiliki performa yang mulai menurun dan tak memiliki satu poin yang jelas
untuk dicari dan diselesaikan di film ini.
Tris (Shailene Woodley) dan kawan-kawannya sudah berhasil mengalahkan Jeanine
(Kate Winslet). Tris hidup bersama dengan para non-faksi yang sekarang menjadi
kawanan yang kuat dengan Evelyn (Naomi Watts) sebagai pemimpin mereka. Tetapi,
apa yang dilakukan oleh Evelyn ternyata semakin mencurigakan. Hal tersebut
membuat Tris dan kawan-kawannya ingin pergi dari tempat tinggal barunya dan
ingin mengetahui apa yang ada di balik tembok kota Chicago paska kehancuran.
Tris dan kawanannya lari dari golongan non-faksi untuk menemukan
kejelasan apa yang terjadi di balik dinding Chicago. Dan pada akhirnya, mereka
bertemu dengan petinggi dari sebuah organisasi yang sedang mengawasi mereka di
balik tembok Chicago bernama David (Jeff Daniels). Di sana, Tris dikenalkan
dengan orang-orang baru yang sedang berusaha untuk mencari kebenaran tentang
para penghuni faksi dan Divergent.
Tetapi, organisasi tersebut juga ingin menguasai Tris sebagai alat
pemberontakan.
Film-film yang diadaptasi dari buku-buku kategori young-adult memang
memiliki formula yang sama. Seri The Hunger Games bisa jadi menjadi pionir dari
adaptasi film buku young-adult. Maka, satu persatu rumah produksi mengklaim
buku-buku laris kategori young-adult
untuk dijadikan setup baru untuk menghasilkan
uang. Summit Entertainment setelah kehilangan The Twilight Saga, The Divergent Series adalah franchise baru
yang mendatangkan uang bagi Summit Entertainment.
Bagaikan sebuah sleeper hit, The Divergent
Series berubah menjadi sebuah franchise besar yang mendatangkan uang. Tetapi,
di setiap serinya tak dapat menghantarkan presentasi film yang benar-benar
cemerlang. Penurunan kualitas terjadi di Insurgent, tetapi poin terendah dalam
seri ini terdapat di film paling barunya yang sedang rilis tahun ini. Tak
disangka, dengan visual efek yang megah dan terlihat elegan, The Divergent Series : Allegiant malah
jatuh menjadi sajian yang sangat-sangat membosankan dan kebingungan.
Plot cerita di dalam film The
Divergent Series : Allegiant ini hanya memiliki poin utama yang sangat
kecil yang berusaha diraih. Tetapi, Robert Schwentke terlihat sangat malas
untuk menjelaskan dunia milik The
Divergent Series : Allegiant yang semakin memiliki komplikasi dalam
masalahnya. Banyaknya cabang cerita dan karakter-karakter yang tak terurus
membuat The Divergent Series : Allegiant
bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk diikuti di 120 menit miliknya.
Banyak sekali karakter yang bermunculan sebagai formalitas adaptasi
dari buku milik Veronica Roth. Penonton sama sekali tak diajak untuk bersimpati
atas karakter-karakter yang ada di dalam film ini. Kerumitan plot cerita dengan
cabang-cabang pertanyaan di dalam film ini akan semakin bertambah. Tetapi,
Robert Schwentke terlihat amat malas untuk menerjemahkan naskah yang ditulis
ramai-ramai oleh Noah Oppenheim, Adam Cooper, dan Bill Colage.
Dari 120 menit yang ada, alih-alih berusaha menjelaskan dunia milik The Divergent Series : Allegiant yang
ada, Robert Schewentke malah terlalu asyik menggambarkan visualnya yang tak
terlalu memiliki signifikansi dari sebelumnya. Lubang-lubang cerita milik The Divergent Series : Allegiant
benar-benar besar dan tak berusaha dijawab satu pun oleh sang sutradara. Dengan
durasi 120 menit, jelas itu membuat penontonnya sia-sia duduk lama hanya
menantikan kredit bergulir.
Belum lagi bangunan karakter yang semakin lama semakin tak karuan. Tak
ada sama sekali dorongan kuat yang memberikan mereka alasan kenapa mereka ada
di dalam film The Divergent Series :
Allegiant. Pun, penonton akan dengan mudah lupa bahkan kebingungan untuk
memahami setiap detil cerita dan karakter-karakter film yang berusaha disampaikan oleh Robert Schwentke. Semua
elemen dalam aspek pembangunan cerita terasa gagal memberikan relevansi kepada
penontonnya.
Robert Schwentke sudah seperti membiarkan cerita di dalam film ini
memiliki lubang besar. Schwentke seperti tak ada semangat dan menyuruh penontonnya
untuk mencari sendiri jawaban atas lubang-lubang cerita dalam filmnya. Pun
terlihat bagaimana para aktor dan aktris terkesan semakin malas untuk
memberikan performa terbaiknya. Tetapi, Shailene Woodley adalah penyelamat
meskipun screening time miliknya
semakin menipis dan Theo James semakin memperburuk 120 menit milik The Divergent Series : Allegiant.
The Divergent Series : Allegiant
seperti hilang harap untuk menjembatani seri terakhir dari seri Divergent ini. Pengisahannya yang
semakin malas dan pembangunan karakter yang semakin seadanya membuat penonton
tak memiliki relevansi dengan dunia milik Tris dan kawan-kawannya. Aspek yang
membantu The Divergent Series : Allegiant
dalam bertutur hanyalah efek visual yang juga hadir tak semegah seri kedua. The Divergent Series : Allegiant adalah
poin terendah yang pernah dihadirkan oleh seri Divergent yang tak memiliki setup
terlalu kuat. Dan nasib The Divergent
Series : Ascendant hanyalah sebagai formalitas untuk penutup kisah.
This text is brilliant.
BalasHapusEscorts London