Senin, 31 Desember 2018

MARY POPPINS RETURNS (2018) REVIEW: A New Rendition With Beautiful Old Charm


Disney memiliki banyak stok film untuk dihadirkan kembali di layar lebar. Tak hanya film animasinya saja yang ditayangkan kembali dalam bentuk live-action, tetapi Disney juga punya memiliki misi menghadirkan nostalgia kepada penontonnya. Salah satunya lewat menghadirkan kembali sosok-sosok legendaris dari Disney dan hal ini sudah dicoba lewat sosok Winnie The Pooh yang hadir lewat film arahan Marc Forster, Christopher Robin.

Kali ini giliran kisah yang film pertamanya diadaptasi dari buku P.L. Travers yaitu Mary Poppins. Sosok penjaga anak-anak yang magis ini kembali hadir dengan rentang waktu yang cukup lama. Film pertama Mary Poppins dirilis di tahun 1964 dengan Julie Andrews sebagai pemeran utamanya. Robert Stevenson kala itu menjadi sutradara untuk Mary Poppins. Berselang 54 tahun, Mary Poppins kembali menyapa penonton generasi sekarang dengan banyak perubahan.

Perubahan pertama tentu pada pengarahnya, Rob Marshall ditunjuk sebagai komando tertinggi untuk film ini. Tak hanya itu, Julie Andrews tentu saja tak kembali menjadi sosok Mary Poppins dan aktor perempuan bertalenta bernama Emily Blunt yang berkesempatan untuk menggantikannya. Diramaikan oleh nama-nama lain mulai dari Ben Whishaw, Lin-Imanuel Miranda, Julie Walters, Meryl Streep, Colin Firth hingga Dick Van Dyke. Mary Poppins Returns dipilih menjadi judul untuk sekuelnya ini.


Dengan selang waktu yang cukup lama, tentu akan menjadi tugas dari Rob Marshall mengembalikan daya magis untuk Mary Poppins Returns. Bahkan, tugas utamanya tentu tak hanya mengembalikan nostalgia tetapi juga untuk mengenalkan sosok Mary Poppins dengan generasi sekarang yang mungkin tak banyak yang mengenal karakter film ini. Kepercayaan penonton zaman sekarang terhadap Mary Poppins Returns ini tentu hanya bertumpu pada nama Disney sebagai sebuah korporasi yang besar dan ternama.

Yang terjadi adalah Mary Poppins Returns tidak benar-benar bertumpu pada kesan nostalgia saja di dalam filmnya. Mary Poppins Returns berkerja sebagai rendisi baru dari nada-nada yang sudah ada di dalam film Mary Poppins sebelumnya. Dengan dasar itu, tentu saja Rob Marshall memiliki semangat menyampaikan misinya mengenalkan Mary Poppins kepada semua generasi baik yang mengenal maupun yang belum kenal. Belum lagi, performa Emily Blunt yang semakin memperkuat indahnya film ini.


Memang masih ada benang merah antara Mary Poppins Returns dengan film pendahulunya. Kisahnya masih berkutat pada karakter yang sama meskipun setting tahunnya sudah berbeda. Mary Poppins masih mendatangi keluarga Banks yang kali ini dirundung masalah. Michael (Ben Whishaw) sedang dalam kondisi terpuruk secara finansial dan datanglah berita buruk bahwa rumah yang ditinggali sejak kecil bersama orang tua dan Jane (Emily Mortimer), adik perempuannya, harus disita oleh bank.

Kebingungan Michael semakin menjadi-jadi karena dia juga baru ditinggal oleh istri tercintanya dengan ditinggal 3 anak yang dia sayangi. Ketika Michael mulai sibuk dengan kesedihannya, datanglah pengasuh dengan daya magis saat Michael dan Jane masih belia. Ya, Mary Poppins (Emily Blunt) hadir kembali ke keluarga Banks dan membantu Michael menjaga ketiga anaknya yaitu John (Nathanael Saleh), Anabel (Pixie Davies), dan George (Joel Dawson).


Mary Poppins Returns sebagai sebuah film berusaha untuk menjadi medium bagi penontonnya merasakan kembali kesenangan dan kebahagiaan menjadi anak kecil yang senang berimajinasi. Layaknya kisah dalam filmnya di mana Mary Poppins hadir untuk ketiga anak kecil ini untuk sedikit melupakan kejadian-kejadian sedih yang bahkan membuat masa kecil mereka tak bahagia. Selagi itu, masih diceritakan tanggung jawab Michael sebagai orang dewasa yang mencari sertifikat yang bisa menyelamatkan rumahnya.

Rob Marshall selaku sutradara dari Mary Poppins Returns masih memiliki visi untuk mewarisi keindahan dan daya pikat yang ada di dalam film Mary Poppins milik Robert Stevenson. Masih menjadikan film ini sebagai sebuah film musikal adalah salah satunya. Rob Marshall tentu tak lagi baru dalam menggarap sebuah film musikal. Akan dengan mudah bagi Mary Poppins Returns untuk memiliki sekuens-sekuens musikal yang sangat indah.

Musikalnya masih memiliki ciri khas dari Rob Marshall yang sangat teatrikal. Mulai dari prelude dari film ini yang sudah mengantisipasi penontonnya agar tahu apa yang mereka saksikan selebihnya dalam 130 menit. Beberapa sekuens musikalnya pun juga masih mengambil referensi dari film pendahulunya dengan tambahan animasi dua dimensi dengan pembaruan yang sangat memanjakan mata. Tentu saja, sekuens-sekuens dengan mudah memancarkan kemagisannya.


Tak hanya mewarisi keindahan lewat sekuens musikalnya, Mary Poppins Returns masih menjadi sebuah pengingat tentang semangat menjadi anak-anak. Baik di film pertama maupun di Mary Poppins Returns ini masih membahas tentang imajinasi seorang anak yang tak boleh dibatasi. Terkadang seseorang yang telah dewasa pun lupa bagaimana pentingnya sesekali menjadi anak-anak. Entah menjadikannya sebagai sebuah medium pelarian diri terhadap konflik orang dewasa yang semakin pelik, atau menjadikannya sebagai mencari sudut pandang yang lain.

Mary Poppins sebagai sosok karakter pengasuh ini adalah perwakilan dari pengontrol pentingnya bersenang-senang selagi masih bisa. Sepelik apapun hidup yang ada di sekitarmu, pastikan masih ada waktu dan kesempatan untuk tetap sadar dan tak menjadi gila karena dirundung masalah. Ya, Mary Poppins tentu cocok sekali dengan korporasi Disney yang selalu memproduksi mimpi-mimpi yang penuh kebahagiaan sehingga apapun produk anak-anaknya selalu dijadikan standar tentang perilaku seorang anak.

 
Mary Poppins Returns memang datang tak sebagai sebuah karya yang sempurna. Dengan durasinya yang mencapai 130 menit, Mary Poppins Returns mungkin hadir cukup panjang dengan beberapa konflik yang ditarik ulur. Meskipun, beberapa adegannya ini dijadikan sebagai sebuah pesan implisit dan simplifikasi tentang konflik dewasa agar bisa diceritakan kepada anak-anak. Meski tak baru, tetapi semangat itu selalu ada di dalam film Mary Poppins.

Diluar durasinya yang sedikit terlalu panjang, masih ada performa musikal yang indah untuk dinikmati mulai dari Can You Imagine That, Trip A Little Light Fantastic, The Place Where The Lost Things Go, hingga Nowhere To Go But Up yang menghangatkan hati. Tentu hal ini tak muncul begitu kuat apabila tak ada performa yang sangat menarik hati dari Emily Blunt. Dirinya bisa mentranslasikan Mary Poppins milik Julie Andrews dengan sangat baik di film terbarunya.


Lagu-lagunya pun memiliki nada-nada yang sama dengan beberapa lagu milik Mary Poppins di film sebelumnya seperti Lets Go Fly A Kite hingga A Spoonful of Sugar yang digubah oleh Marc Shaiman. Inilah juga menjadi bukti bahwa Mary Poppins Returns milik Rob Marshall ini tak hanya sekedar meneruskan legacy dari film Mary Poppins sebelumnya. Tetapi, lebih kepada usaha Rob Marshall melakukan rendisi ulang dari nada-nada yang ada sehingga Mary Poppins Returns tetap menjadi karya yang bisa berdiri sendiri tetapi tak melupakan akarnya. Indah sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar