Jumat, 21 Juni 2013

REVIEW + 3D REVIEW - World War Z

World War Z adalah sebuah film yang diangkat dari sebuah novel yang ditulis oleh Max Brooks berjudul World War Z : An Oral History of Zombie War. World War Z  dinanti-nantikan oleh para pecinta film Zombie. World War Z pun ditangani oleh sutradara dari film peraih nominasi Academy Awards, Marc Foster. Serta kekuatan bintang dari Brad Pitt di film ini. 


Gerry (Brad Pitt) adalah mantan penyidik PBB yang sudah purna tugas. Dia hidup bahagia dengan Istrinya yaitu Karin (Mireille Enos) serta kedua anaknya Connie (Sterling Jennis) dan Rachel (Abigail Hargrove). Pada suatu hari, virus rabies dengan spesifikasi baru menyebar luas dan menyerang manusia. Virus itu pun membuat manusia berubah menjadi sesosok mayat hidup atau Zombie. Gerry dan keluarga pun sanggup melarikan diri dengan dibantu oleh Thierry (Fana Mokena), temannya saat di PBB dulu.

Gerry pun mencoba untuk mencari tahu dan menuntaskan wabah yang menyerang manusia ini. Dia pun pergi ke Korea lalu ke Yerusalem untuk menuntaskan wabah tersebut. Puncaknya, dia pergi ke WHO untuk bekerja sama membuat sebuah imun agar menuntaskan wabah tersebut. 

Surprisingly an intense zombies movie even a little bit messy in the beginning.
Zombie. Jika menelisik Hollywood dalam mengeksplorasi sesosok mayat hidup ini. Mungkin kita akan menemukan berbagai macam judul yang menggunakan Zombie sebagai villain-nya. Dawn Of The Dead atau 28 Days Later dwilogy menjadi film Zombie yang memiliki tingkat ketegangan yang luar biasa. Banyak juga sineas Hollywood yang sekiranya membuat sebuah film Zombie dengan berbagai sentuhan komedi di dalamnya. Shaun Of The Dead atau Zombieland yang jelas memiliki kualitas yang bagus. Yang paling terbaru adalah Warm Bodies yang juga tampil mengejutkan menjadi film yang bagus. 

Marc Foster, sutradara dari film Monster Ball, Finding Neverland, dan James Bond's Quantum of Solace ini pun dipercayai oleh Paramount Pictures untuk mendalangi film zombie terbaru. Diangkat dari sebuah karya dari Max Brooks dengan judul sama dengan filmnya. Proses yang lumayan alot di alami oleh Paramount Pictures untuk mendapatkan hak cipta dari novelnya. Butuh waktu 2 tahun untuk bisa mendapatkan copyright dari novel ini. Setelah dianggap mampu, akhirnya film ini menjalani proses produksi dengan pemilihan aktor yang terkenal yaitu Brad Pitt

Trailer yang dirilis oleh film ini pun tak seberapa memberikan daya tariknya. Hanya saja, dalam trailernya diperlihatkan berbagai serangan luar biasa dari Zombie dengan berbagai macam ledakan sana-sini. Yap. Tipikal blockbuster movies yang mungkin akan memberikan sebuah sajian pure hiburan tanpa memberikan sebuah sajian alternatif di dalamnya. Saat film rilis pun, hype masyarakat yang masih cukup rendah dengan film ini. Masih kalah dengan manusia baja yang sudah rilis satu minggu sebelumnya itu. 


Saat memasuki sebuah studio, saya pun tak memasang patokan yang akan membuat saya kecewa (seperti Man of Steel). Kali ini saya berusaha netral meskipun berbagai review positif banyak sekali diberikan kepada film ini. Sepertinya, lebih baik tidak memasang ekspektasi yang begitu besar daripada nanti sakit hati lagi. It works well. Surprisingly, film ini ternyata memberikan sebuah cerita zombies invasion yang cukup intens. 

Film ini tak perlu banyak basa basi. Tak perlu menjelaskan lebih detail lagi siapa itu Gerry Lane. Marc Foster pun langsung menghajar habis dengan adegan demi adegan invasi dari sesosok zombie yang sudah mulai menyerang kota. World War Z pun jelas menjadi sebuah film pertarungan manusia-zombie dengan tensi ketegangan yang begitu bagus. Meskipun berbagai naskah ceritanya yang cukup goyah di awal-awal membuat film ini sedikit berkurang gregetnya.

Penggalian karakter yang tidak dilakukan secara dalam pun cukup berpengaruh. Tanda tanya besar siapa itu Gerry pun dijelaskan dengan sedikit demi sedikit di film ini. Meskipun tak semua terjabarkan dengan baik. Pace cerita melambat saat awal film ini berlangsung. Belum ada intensitas cerita yang padat dan terfokus yang membuat saya menikmati film ini. Ketika misi selanjutnya ditujukan pada Gerry. Well, let the movie begin. Semua pertunjukkan cerita yang begitu intens pun mengasyikkan untuk diikuti hingga akhir film ini. 

Zombies Invasion goes to earth with the big scale 
Film ini pun mampu memberikan efek tegang yang cukup besar. Dengan berbagai shocking scene yang jelas efektif dan tak disangka-sangka. Marc Foster mampu menggunakan scene-scene tersebut untuk sekedar menakut-nakuti penontonnya. Sebuah terapi shock yang jelas mengasyikkan. Film ini pun menguji adrenaline kita. Berbagai scene hening atau tanpa suara itu pun menambah berbagai ketegangan yang jelas sudah terjalin rapi dari awal film ini. Semua tetap terjaga hingga adegan puncak film ini. 

Terkadang film ini ingin memberikan sebuah touchy moment. Memperlihatkan kehangatan suatu keluarga yang tak ingin pisah satu sama lain. Beberapa bagian mungkin cukup berhasil. Tetapi, beberapa juga masih terkesan kurang bertenaga. Terkadang tak terlihat koneksi yang cukup antara Brad Pitt dengan Mireille Enos. Tetapi, terkadang juga bisa memberikan emosinya dengan cukup bagus. Dark comedy film ini pun bisa dikatakan beberapa masih failed. Hanya beberapa joke nya yang mampu membuat penontonnya tersenyum.


Bisa dibilang, zombie di film ini adalah zombie yang galak. Para zombie di film ini mampu berlari kencang untuk menyerang manusia. Bisa dibilang zombie di film ini lebih anarkis ketimbang beberapa film dengan zombie lainnya. Dan lebih hebatnya lagi, zombie di film ini mempunyai skala yang lebih besar. Mereka sangat banyak. Benar-benar sebuah film yang bertemakan zombies invasion. Serangan demi serangan zombie dengan skala lebih besar yang menarik untuk diikuti. Adegan di Israel jelas menjadi adegan yang gila-gilaan. Mengingatkan saya dengan akhir film Resident Evil Retribution. Andai saja Resident Evil mempunyai kualitas sama dengan film ini.

Lemahnya, World War Z menggunakan metode shaky cam yang cukup banyak. Tahu sendiri, namanya juga sedang surviving dari kejaran zombie. Jelas penggunaan shaky cam cukup banyak digunakan di film ini. Sedikit pusing memang dengan metode shaky cam di film ini. Belum lagi setting dengan tempat yang cukup gelap dengan brightness 3D yang juga membuatnya lebih gelap. Serta editing yang kurang rapi juga semakin membuat saya sedikit pusing melihat film ini.

Bagi Pecinta film zombie dengan adegan berdarah sana-sini. Bersiaplah kecewa. Rating PG-13 yang di nobatkan kepada film ini pun membuat jarang sekali adegan berdarah di film ini. Tapi itu tetap tak mengurangi berbagai ketegangan yang jelas berhasil dibangun oleh Marc Foster di film terbarunya ini.


Film ini pun mempunyai cast yang kurang mempunyai nama. Jelas sekali film ini hanya menggunakan nama Brad Pitt sebagai daya tarik. terlihat dari poster film yang hanya menampilkan namanya saja dengan ukuran besar. Tapi memang,  screening time Brad Pitt mendominasi layar. Brad Pitt terlihat masih kurang. Jadi, dia tidak begitu iconic dengan karakter Gerry film ini. Well, dia kurang terkesan bad-ass di film nya kali ini. Mungkin gara-gara rambutnya yang sering berkibar. Pemain-pemain lainnya pun cukup lah untuk memerankan karakter mereka masing-masing. 


Overall, World War Z is a quite intense zombies invasion movie. Thrilling in every scene in this movie. Even a little bit messy in the beginning. A craziness zombies invasion with the big scale truly makes me excited. A little bit annoyed with the shaky cam method . Well, this is another bang boom for blockbuster movie but its pretty well. 


World War Z pun menjadi salah satu film blockbuster movies lainnya yang juga dirilis dalam format 3D. Sekali lagi, 3D di film ini adalah hasil konversi. Saya rangkumkan efek 3D nya bagi kalian. 

BRIGHTNESS

Kecerahan film ini jelas menjadi buruk. Apalagi setting film ini yang masih dominan berada di tempat gelap. Jelas akan mempengaruhi kenyamanan kita saat menyaksikan film ini dalam format 3D. 

DEPTH
Kedalaman dalam film ini pun cukup bagus. Beberapa adegan out door yang juga semakin diperkuat dengan efek kedalaman film ini yang cukup menawan.

POP OUT 
Tak cukup banyak juga efek pop out film ini. Beberapa mungkin cukup bagus dan berinteraksi dengan penontonnya. Tapi tak begitu banyak. Meskipun jelas lebih bagus ketimbang Pop Out di film Man of Steel atau Iron Man 3. 

 

Tak begitu masalah jika kalian menonton film World War Z dalam format 2D. Karena efek 3D yang tak seberapa menawan itu. Tetapi, 3D nya pun tak begitu mengecewakan. Masih bisa untuk buat asyik-asyikan saat menonton film ini. Dan mengingat harga tiket 2D dan 3D yang sama. Tak ada salahnya mencoba dalam format 3D. Well, decide it by yourself.

3 komentar:

  1. Salam kenal gan
    saya mau nanya, baru pertama kalinya saya ada niatan nonton 3D, niatnya mau nonton MU, tapi sebelumnya saya mau nanya, kalau 3D itu ada subtitle nya atau tidak gan? thks b4 :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu pas awal2 3D siih gak ada. Tapi skrg tiap format 3D udh ada subtitle nya kok.

      Hapus
  2. Thks berat gan, kalau bgitu saya jadi niy nonton MU 3D hehe. Terus berkarya gan :)

    BalasHapus