Disney lagi-lagi berusaha mengenalkan lagi sebuah ‘charm’ cerita dongeng yang pernah dia
miliki di film-film sebelumnya. Tujuannya adalah memberikan sebuah jalinan
cerita tanpa pretensi yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Tahun ini ada The Jungle Book dan The BFG yang mengusung penuturan cerita formula lama yang ternyata
masih bekerja dalam mengikat penontonnya. Maka, tak salah jika Disney
mencobanya sekali lagi lewat sebuah reboot
dari karya lama dan dikonversi menjadi lebih baru.
David Lowery lah yang dijadikan sebagai sutradara dari reboot Pete’s Dragon di tahun ini.
Pintarnya, David Lowery tak mentah-mentah mengadegankan ulang apa yang ada di
dalam film sebelumnya. Sang sutradara memberikan revisi dari Pete’s Dragon
terdahulu untuk divisualkan kembali menjadi sebuah cerita dongeng yang pas
untuk masa kini. Sehingga, David Lowery memberikan visi terbarunya dan
menjadikan Pete’s Dragon adalah sebuah film keluarga yang berbeda.
Kesederhanaan adalah sebuah kata kunci untuk memunculkan keajaiban
dari film Pete’s Dragon. Tak perlu superioritas teori berlebihan untuk berusaha
memahami setiap adegan di film Pete’s Dragon secara mendalam. Film ini tak
memiliki sebuah pretensi untuk menjadi sebuah tontonan yang berlebihan, sekedar
sebagai sebuah film fantasi keluarga yang memberikan rasa hangat dan
menyenangkan penontonnya. Hanya saja, sentuhan dari David Lowery ini akan
membuat Pete’s Dragon sebuah tontonan keluarga yang berbeda.
Penuturan Pete’s Dragon menjadi sangat indah dengan penuh romantisasi
yang mungkin tak ada kesan paksaan. Pete’s Dragon bagaikan sebuah bait dari
baris-baris puisi yang divisualisasikan lewat beberapa adegan tanpa ada kesan
berlebihan. Tujuan Pete’s Dragon dalam sebuah film tentu untuk menumbuhkan
kembali kesan-kesan magis yang ada di dalam sebuah film keluarga. Tanpa perlu
konflik dengan problematika yang kompleks, tetapi masih dapat menimbulkan
sebuah kesan bahwa Pete’s Dragon adalah sebuah film yang tak gampangan.
Alternatif yang ditawarkan dari Pete’s Dragon jelas dari bagaimana David
Lowery memceritakan setiap detil cerita dari Pete’s Dragon. Memasukkan
unsur-unsur emosi yang kental sehingga penonton akan dengan mudah memberikan
simpati kepada karakter Pete atau pun kepada sang naga Elliot. Kisah dari
Pete’s Dragon yang seharusnya memberikan sebuah kejadian yang memburukkan
penontonnya tetapi David Lowery memberikan secercah cahaya dan harapan atas
peristiwa buruk tersebut.
Dibuka dengan bagaimana Pete kecil yang akan pergi bertamasya dengan
keluarganya. Sayangnya, perjalanan tamasya itu pupus karena mobil yang
ditumpanginya menabrak sesuatu dan terguling ke dalam sebuah hutan. Pete yang
selamat berjalan menyusuri hutan dan bertemu dengan sosok naga besar bernama
Elliot. Pete dan Elliot pun menjalin sebuah relasi pertemanan yang sangat erat
hingga Pete tak sadar bahwa dia telah tinggal selama 5 tahun di dalam hutan.
Pete (Oakes Fegley) tak sengaja ditemukan oleh petugas hutan, Grace
(Bryce Dallas Howard) dan diselamatkan agar mendapat perawatan yang lebih
layak. Tetapi, Pete tetap bersikeras kembali ke hutan untuk menemui temannya
yaitu Elliot. Tetapi, nyawa Elliot sedang dalam bahaya karena orang-orang
berusaha untuk memburunya karena Elliot adalah seekor naga legendaris yang
hanya digadang sebagai sebuah mitos.
Pertemanan dua makhluk berbeda, problematikanya mungkin akan sama saja
di setiap film dengan tema serupa. Jadi, beberapa orang akan menganggap bahwa
Pete’s Dragon akan penuh dengan unsur klise dan generik. Tetapi, yang perlu
digarisbawahi adalah bagaimana David Lowery memberikan sebuah harapan di setiap
kejadian dalam Pete’s Dragon. Bagaimana David Lowery juga mengajarkan tentang
apa arti merelakan dalam setiap hal di mana orang-orang masih belum tahu benar
cara mengatakan hal tersebut.
Arti tentang sebuah harapan pun sudah diperlihatkan di adegan pembuka,
bagaimana adegan kecelakaan mobil dikemas dengan visual yang begitu puitis. Tak
menyisakan sebuah kesan depresif melainkan menimbulkan kesan melankoli yang
lebih pas. Membuka mata penontonnya dengan kata ‘adventure’ yang artinya berpetualang sebagai sebuah harapan bagi
Pete. Karakter Pete mempunyai tempat lain untuk membangun referensi dan
pengalamannya sendiri untuk berinteraksi. Hutan digunakan sebagai tempat
memperkaya itu, yang meski terisolasi tetapi Hutan adalah sebuah harapan bagi
manusia untuk tetap bertahan hidup.
Permainan puisi visual ini tak semata-mata muncul begitu saja. Sebuah
pengarahan sinematografi yang kuat dan dipermanis dengan lantunan musik
pengantar tanpa ada kesan berlebihan dari Daniel Hart itu lah yang mengangkat
gaya penuturan dari David Lowery. Dengan beberapa sokongan dalam hal teknis
itu, David Lowery mengajarkan tentang sebuah arti merelakan seseorang.
Bagaimana David Lowery menggambarkan dengan adegan Pete sedang kabur dari rumah
sakit, menuju ke hutan menemui Elliot.
Diiringi dengan lantunan lagu milik The Lumineers dengan lirik ‘nobody knows how to say goodbye / seems so
easy to you try’ menggambarkan perasaan bagaimana Pete sedang mengalami
resistensi akan arti sebuah kata ‘selamat tinggal’. Di sini, David Lowery
memberikan penggambaran tentang apa itu merelakan dengan menyematkannya pada
karakter Pete. Menjadikannya sebagai medium penyampaian pesan-pesan moralitas
tanpa melulu harus diekspos dengan derai air mata berlebih. Yang ternyata, hal
itu ternyata ampuh menjadi sebuah senjata bagi penontonnya untuk dengan suka
rela memberikan sumbangsih air mata kepada kehidupan Pete.
David Lowery berhasil merangkul segala teknis maupun ikatan emosi dari
para pemain filmnya sehingga Pete’s Dragon menjadi sebuah film penuh akan
kontemplasi kehidupan dengan sajian universal. Tak memiliki pretensi apapun
menjadi sesuatu yang superior, tetapi berhasil membuat penontonnya terenyuh.
Alternatif cerita yang minim itu diperkaya dengan bagaimana David Lowery menyampaikan
cerita dengan visual-visual cantik yang terlihat seperti sebuah puisi penuh
dengan bait-bait romantisasi atas kehidupan pahit milik Pete. Sehingga, tak
heran apabila Pete’s Dragon akan dengan mudah merebut perhatian penontonnya
yang rindu akan film keluarga yang juga memberikan pelajaran akan arti harapan
dan merelakan dengan penyampaian yang lugu layaknya Pete.
Haven't seen the movie yet but I think I will watch it with the family.
BalasHapusNice review. Just watched this movie and it's so good
BalasHapus