Tak disangka, Warkop DKI Reborn sukses menjadi film terlaris di tahun
2016 bahkan predikatnya pun menjadi film terlaris sepanjang masa. Dengan
perolehan 6,7 juta penonton ini, jelas Warkop DKI Reborn adalah prospek yang
sangat besar bagi Falcon Pictures untuk menelurkan karya-karya lainnya atas
nama Warkop DKI. Sayangnya, di tahun 2017 ini, Warkop DKI Reborn tak menelurkan
sebuah judul baru untuk dapat dinikmati oleh penontonnya. Melainkan ini adalah
lanjutan dari bagian pertama yang diputus di tengah jalan.
Warkop DKI Reborn : Jangkrik Boss ini dibagi menjadi dua film yang
saling berkesinambungan. Bagian keduanya dirilis tahun ini untuk menjawab apa
yang selanjutnya terjadi di akhir film bagian pertama. Semangat nostalgia menjadi
senjata utama dari Anggy Umbara untuk film-film Warkop DKI Reborn-nya ini.
Senjata ini bisa digunakan dalam hal apapun, mulai dari konten hingga strategi
promosi yang memang sudah terbukti efektif.
Warkop DKI Reborn : Jangkrik Boss Part 2 mungkin akan kesusahan
sendiri untuk mencapai angka fantastis dari bagian pertamanya. Tetapi, penonton
masih berbondong-bondong pergi ke Bioskop untuk mencari tahu kelanjutan cerita
bagian pertama. Terpotongnya informasi dari bagian pertamanya ini mungkin akan
membagi dua tipe penonton, yang penasaran dengan kelanjutannya atau malah
merasa dicurangi karena tanggung jawab Anggy Umbara sebagai sutradara tak
ditepati kepada penontonnya.
Bagi yang penasaran, tentu akan berharap bahwa performa dari Warkop
DKI Reborn : Jangkrik Boss Part 2 akan memiliki performa yang lebih baik.
Ekspektasi seperti ini tentu akan muncul karena Jangkrik Boss bagian pertama
hanya memberikan sebuah pengantar ceritanya saja. Sehingga, sisa plot dengan
berbagai konfliknya tentu akan berada di bagian keduanya. Memang benar, apabila
di bagian kedua ada banyak sekali konflik yang menjalankan filmnya sepanjang 98
menit. Tetapi, tak bisa dipuaskan secara keseluruhan filmnya sendiri.
Warkop DKI Reborn : Jangkrik Boss Part 2 ini memang tak bisa
dikategorikan buruk. Ada beberapa hal di dalam film Warkop DKI Reborn :
Jangkrik Boss Part 2 yang sangat perlu untuk diapresiasi. Tak hanya sekedar
membangkitkan semangat nostalgia dari Warkop DKI saja, tetapi juga khasanah
perfilman Indonesia. Tetapi, ada beberapa kelemahan yang membuat penontonnya
juga akan ikut kelelahan untuk mengikuti tiap menit filmnya.
Melanjutkan dari Warkop DKI Reborn : Jangkrik Boss Part 1 di mana Dono
(Abimana Aryasatya), Kasino (Vino G. Bastian), dan Indro (Tora Wibowo) yang
sudah pergi ke malaysia untuk menemukan harta karun. Di tengah perjalanannya,
tasnya tertukar dengan milik seorang wanita bernama Nadia (Fazura). Dia adalah
seorang ilmuwan di sebuah Universitas di Malaysia. Dono, Kasino, dan Indro
berusaha pun meminta bantuan kepada Nadia untuk membaca peta harta karun
tersebut.
Ditemukanlah bahwa peta harta karun tersebut berada di sebuah pulau
tersembunyi di Malaysia. Berangkatlah Dono, Kasino, dan Indro dengan
teman-temannya ke pulau tersebut untuk menemukan harta karun tersebut agar bisa
menebus denda yang harus mereka bayar karena ulah mereka. Ketika sampai di
sana, banyak sekali kejadian-kejadian aneh yang menghantui mereka. Hingga
mereka menemukan sebuah kebenaran dengan harta karun tersebut.
Warkop DKI Reborn : Jangkrik Boss Part 2 berisikan banyak sekali
letupan yang berusaha keras agar membuat penontonnya tertawa. Sehingga,
sepanjang 98 menit durasinya penonton dihajar terus dengan berbagai setup comedy yang memiliki niatan
menghibur penontonnya. Sayangnya, segala letupan bangunan komedi yang berusaha
untuk dibuat oleh Anggy Umbara memang tak sepenuhnya tepat sasaran. Ada komedi
yang dapat diterima, tetapi juga tak sedikit komedi yang malah tak tersampaikan
dengan baik.
Begitu tumpang tindih set up
komedi yang disampaikan dengan menggebu-gebu oleh Anggy Umbara ini tak lain
hanyalah untuk menggenapkan jumlah durasi sehingga menjadi satu film yang utuh.
Inilah penyakit dari sebuah film yang dipaksa menjadi dua bagian yang berbeda.
Dengan konflik yang harusnya berada di satu film saja, semuanya malah terkesan
dipanjang-panjangkan. Beberapa adegan pun bisa dihilangkan demi penceritaan
yang lebih efektif.
Tetapi, hal itu adalah keputusan dari sang sutradara sendiri dalam
memilih. Di luar bagaimana presentasi film yang terbelah menjadi dua film yang
tak efektif, Warkop DKI Reborn : Jangkrik Boss Part 2 memiliki poin yang perlu
diapresiasi. Film arahan Anggy Umbara ini tak sekedar memberikan sebuah euforia
atas ketiga komedian legendaris, tetapi juga kepada ranah perfilman Indonesia
di era sebelumnya. Hal ini mungkin akan jarang ditemui di dalam film-film
Indonesia lainnya.
Menggunakan konflik dalam filmnya sebagai sebuah napak tilas ini
menjadi sebuah cara yang menarik. Kapan lagi kita bisa melakukan perjalanan
dari zaman ke zaman tentang film Indonesia dengan kemasan yang menyenangkan.
Memberikan tribut kepada perfilman Indonesia pun bisa dilakukan dengan begitu festive dan tak melulu serius.
Mengingatkan atau mungkin memperkenalkan kepada semua generasi era film-film
Rhoma Irama atau bahkan Suzanna.
Dengan adanya sebuah perayaan tentang perfilman Indonesia, Warkop DKI
Reborn : Jangkrik Boss Part 2 setidaknya memiliki nilai yang masih bisa
diangkat. Selebihnya, Warkop DKI Reborn : Jangkrik Boss Part 2 seharusnya akan
jauh lebih efektif apabila dirangkum menjadi satu film utuh tanpa dibagi
menjadi dua bagian. Meski memiliki maksud untuk memberikan efek nostalgia,
seharusnya efek tersebut akan bisa berdampak lebih masif lagi apabila tak
menuruti ego dalam memenuhi kuantitas terlebih dalam jumlah penonton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar