Raditya Dika bisa dikategorikan berhasil keluar dari zona nyamannya
dalam membuat sebuah film lewat film Hangout.
Hal ini terbukti lewat raihan penonton Hangout
yang mencapai 2,7 penonton. Dengan rekam jejak seperti ini, tentu saja Raditya
Dika akan dipercaya untuk menangani hal-hal serupa untuk proyek selanjutnya.
Bersama dengan Soraya Intercine Films, Raditya Dika membuat sebuah proyek
dengan genre film yang hampir sama.
Bukan kali pertama pula Raditya Dika bekerjasama dengan Soraya
Intercine Films. Proyek terbarunya berjudul Target
ini adalah kerjasama ketiga kalinya setelah Single dan The Guys. Target ini disutradarai dan ditulis juga
oleh Raditya Dika dengan bintang-bintang yang bertaburan. Mulai dari Willy
Dozan hingga Ria Ricis, Target
membuktikan bahwa film ini tak dikerjakan dengan sembarangan. Raditya Dika
ingin sekali membuat Target mencapai
semua kalangan usia sebagai penontonnya.
Dengan konsep yang hampir serupa dengan Hangout, penonton mungkin akan merasa skeptis dengan performa Target. Terlebih bagi mereka yang tak
begitu menyukai pengarahan Raditya Dika dalam film Hangout. Sayangnya, skeptis penonton mungkin akan berakhir benar
terhadap performa Target kali ini.
Bagi penonton yang tak terlalu menyukai film Hangout, karya Raditya Dika terbaru ini mungkin harus segera
dihindari karena Target tak bisa
mengenai target yang ingin dibidik oleh Raditya Dika.
Dengan konsep serupa, ternyata Raditya Dika tak bisa mencoba lagi
peruntungannya. Sebagai sebuah film dengan kombinasi genre thriller dan komedi,
Target mencapai tujuan dari kedua
genre tersebut. Sebagai sebuah film komedi, film ini memiliki amunisi tawa yang
sangat minimalis. Hanya senyum kecil di beberapa bagian yang akan menghiasi
raut muka penontonnya. Sebagai sebuah film thriller, film ini pun tak bisa
menjaga intensitas misterinya dengan baik.
Kesalahan utama dari film Target
tentu dari penulisan dan pengarahan yang tak diperhatikan betul oleh Raditya
Dika. Sehingga, film Target ini
benar-benar terasa sangat terburu-buru untuk tayang di slot film rilis Lebaran
untuk memancing jumlah penonton yang cukup besar. Konsep menarik Raditya Dika
dalam film Hangout sebenarnya
memiliki potensi untuk menjadi sebuah film dengan performa yang solid.
Sayangnya, Target tak memenuhi
ekspektasi konsepnya yang sudah besar tersebut.
Film Target sendiri
menceritakan tentang para artis yang berperan sebagai dirinya sendiri. Mulai
dari Raditya Dika, Cinta Laura, Rommy Rafael, Samuel Rizal, Abdur Arsyad,
Hifdzi Khoir, Anggika Bolsterli, dan Willy Dozan. Mereka diundang oleh seorang
sutradara misterius yang mengirimi mereka sebuah naskah film berjudul Target. Kedelapan artis tersebut
memenuhi undangan syuting misterius tersebut di sebuah bangunan kecil yang
tersembunyi.
Setelah sampai di tempat dan mengikuti instruksi yang ada di dalamnya,
barulah mereka mengetahui apa yang diinginkan oleh sang sutradara misterius
tersebut. Mereka ternyata terjebak dalam sebuah permainan yang mengharuskan
mereka bertahan hidup. Permainan ini dibuat oleh seorang Game Master dan
direkam untuk dijadikan sebuah film. Bagi mereka yang melanggar dan memaksa
keluar dari permainan ini akan diganjar oleh hukuman yang setimpal. Oleh karena
itu, mereka harus mengikuti setiap permainan hingga selesai.
Konsep yang dimiliki oleh film Target
ini sebenarnya sangat menarik untuk diikuti. Punya banyak misteri-misteri yang
disebar sehingga penonton akan berpotensi memiliki rasa penasaran hingga akhir
film. Target memang berbeda dengan Hangout, bahkan Raditya Dika memiliki
kesempatan untuk melantunkan sindiran terhadap film Hangout sendiri. Sarkastik yang dilakukan oleh Raditya Dika ini
memang bagus, sayangnya poin menarik film ini hanya ada segelintir saja.
Sisanya, naskah yang ditulis oleh Raditya Dika ini seperti digarap
kurang matang. Karakter-karakter di dalam film ini tak memiliki latar belakang
cerita yang kuat. Dampaknya, konflik cerita di dalam film Target ini tak bisa tersampaikan dengan baik. Film Target langsung dibuka dan fokus kepada
konflik tentang naskah misterius tersebut. Tak ada pengenalan karakter yang
berarti lalu film Target sudah sibuk
untuk menjelaskan tentang permainan yang dibuat oleh seorang Game Master
tersebut.
Raditya Dika seperti terlena dengan bagaimana dirinya mengemas
misteri-misteri tersebut dibanding mengenalkan karakter-karakternya. Padahal,
di tengah Raditya Dika berusaha untuk menyampaikan misteri tersebut, ada
cerita-cerita yang mengusik masa lalu karakternya. Hal ini tentu akan semakin
kuat jika Raditya Dika punya tujuan dalam mengembangkan karakternya. Akhirnya,
keberadaan setiap karakter di film ini tak memiliki motivasi yang kuat juga
akan membuat penontonnya kebingungan.
Meski Raditya Dika terlalu fokus dengan penyebaran misterinya, film Target tak benar-benar diolah dengan
pas. Masih ada misteri-misteri yang disampaikan dengan cara yang canggung,
sehingga film Target dengan jelas
mempertunjukkan lubang-lubang kecil yang menganggu performanya secara
keseluruhan. Pengarahan Raditya Dika yang tak sekuat dalam zona nyamannya,
inilah yang tak bisa membaurkan karakter dengan konflik-konfliknya. Sehingga,
muncul jarak antara keduanya yang membuat film Target tak bisa memiliki performa yang solid.
Beruntungnya, Target masih
memiliki warna dan sinematografi yang cocok untuk filmnya. Begitu pula dengan sound editing dan sound mixing filmnya yang dibuat secara detil. Sehingga, film Target masih dapat dikategorikan sebuah
film yang layak untuk dinikmati secara kemasan. Meskipun untuk production value dari rumah produksi
sekelas Soraya Intercine Films, film Target
bisa dibilang tak seniat biasanya. Tetapi, apa yang ditampilkan cukup bisa
mewakili konsep dari filmnya ini sendiri.
Boleh saja bagi Raditya Dika untuk kembali mengeksplor dirinya keluar
dari zona nyaman. Tetapi kenyataannya, Raditya Dika belum bisa mengemas konsep
genre thriller komedi ini. Target
bisa menjadi bukti bahwa uji coba kedua Raditya Dika di luar genre favoritnya
ini ternyata memiliki performa yang semakin menurun dibanding Hangout. Padahal, ada satu adegan
romantis di dalam film Target ini
akan membuat penggemarnya rindu Raditya Dika menggarap film yang biasa dia buat
sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar