Film horor sedang menjadi genre
yang sedang mendapatkan hype sangat
besar di perfilman Indonesia. Dimulai dari Danur,
Jailangkung, hingga Pengabdi Setan,
ketiganya memiliki raihan penonton yang sangat fantastis. Lantas, banyak
judul-judul lain yang juga kena getahnya yang setidaknya mendapatkan raihan
ratusan ribu penonton. Hal ini akhirnya juga membuat rumah produksi Multivision
Plus ikut meramaikan genre ini.
Multivision Plus dulunya pernah memiliki franchise horor yang menjanjikan yaitu trilogi Kuntilanak. Multivision Plus ingin membangkitkan lagi mitos tentang
Kuntilanak tersebut untuk ditonton
oleh penonton masa kini. Rizal Mantovani adalah juru kunci atas ketiga cerita Kuntilanak yang melibatkan Julie
Estelle. Di tahun 2018 ini, Kuntilanak
kembali dipanggil dengan juru kunci yang sama tetapi melibatkan artis muda
Aurelie Moeremans, Fero Walandouw, dan artis-artis cilik lainnya.
Naskah yang digunakan sebagai dasar pengarahan dari Rizal Mantovani
ini ditulis oleh Alim Sudio. Dengan rekam jejak Rizal Mantovani dalam
mengarahkan film horor, tentu banyak orang yang meragukan performa Kuntilanak sebagai sebuah film utuh.
Sebuah prediksi yang kurang menyenangkan ini sayangnya benar-benar terjadi di
film Kuntilanak terbaru ini. Jika
harus dibandingkan dengan versi sebelumnya, Kuntilanak
ini tampil kurang sempurna sebagai sebuah film horor.
Film Kuntilanak terbaru ini
memang masih menggunakan mitos yang sama. Bahkan, beberapa nama dan
ciri-cirinya pun seperti masih menggunakan benang merah film trilogi Kuntilanak sebelumnya. Secara tulisan,
Alim Sudio sebenarnya sudah berusaha untuk memberikan penuturan cerita yang
runtut di dalam naskahnya. Problematika utama dari Kuntilanak terbaru ini adalah pengarahan dari Rizal Mantovani yang
terasa tak matang.
Kuntilanak sebagai sebuah
film horor, tak bisa mengeluarkan taringnya secara maksimal. Film ini tak bisa
memberikan sensi ngeri yang harusnya ada di dalam sebuah film horor. Hanya saja
sebagai sebuah film, Kuntilanak mampu
memberikan cara berceritanya yang runtut meskipun harus banting setir ke genre lain. Berbedanya di film Kuntilanak kali ini adalah bagaimana
karakter dari artis-artis cilik yang membuat film ini lebih memiliki cita rasa
film dengan genre petualangan.
Kuntilanak terbaru ini
menceritakan tentang mitos makhluk ini yang datang dari sebuah rumah tak
berpenghuni. Rumah tersebut ternyata bekas dari sebuah keluarga yang anaknya
pernah menghilang karena diambil oleh Kuntilanak.
Cermin tempat Kuntilanak bersarang
ini sayangnya berpindah ke rumah seorang Ibu Rumah Tangga bernama Donna (Nena
Rosier). Donna hidup sebagai seorang Ibu yang mengadopsi banyak anak.
Cermin tersebut dibawa oleh Glenn (Fero Walandouw), pacar dari Lydia
(Aurelie Moeremans) yang tinggal bersama Donna. Ketika Donna pergi ke luar
negeri, anak-anak di dalam rumah tersebut ternyata harus berurusan dengan
makhluk astral tersebut. Banyak kejadian-kejadian janggal yang terjadi di rumah
tersebut. Mereka diganggu oleh Kuntilanak
yang berasal dari rumah tersebut. Hingga suatu ketika, anak-anak kecil tersebut
berusaha untuk membuktikan mitos tersebut.
Jika memang intensinya untuk mengubah nuansa film terbarunya agar
memiliki perbedaan dengan film sebelumnya, Kuntilanak
sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi berbeda. Bahkan, bisa menjadi sebuah
film horor dengan pendekatan yang lebih segar. Tak dapat dipungkiri bahwa Kuntilanak memiliki referensi seperti
Super 8, Stranger Things, atau IT yang memadukan genre supernatural dengan
petualangan bersama anak kecil. Jangan asal skeptis, karena menyadur referensi
seperti ini bukan berarti langsung menduplikasi.
Kuntilanak bisa saja menjadi
sebuah sajian film horor yang segar, terlebih dengan banyaknya film horor yang
diproduksi akhir-akhir ini. Sayangnya, Rizal Mantovani tak bisa memanfaatkan
potensi itu agar bisa tampil maksimal. Naskah dari Alim Sudio memang masih
memiliki beberapa penceritaan yang terkesan tumpang tindih. Bermain baik dalam
komposisi dramanya, tetapi naskahnya belum bisa mempadu padankan kedua genre yang ada agar bisa melebur satu
sama lain.
Tak sepenuhnya salah dalam penulisan naskah, tetapi Rizal Mantovani
juga tak bisa menyampaikan kelemahan dalam naskah dengan pengarahannya yang
kuat. Rizal Mantovani yang sudah lama terjun dalam mengarahkan sebuah film
horor, Kuntilanak tak bisa menjawab
kerinduan penonton untuk ditakut-takuti. Sayang, padahal bagaimana sebuah film
horor bisa menakut-nakuti penontonnya adalah amunisi yang harusnya dimiliki.
Tak seperti film sebelumnya, Kuntilanak
terbaru ini tak bisa mengantarkan mitos tentang makhluk astral ini dengan cara
yang lebih otentik seperti film sebelumnya. Cerita tentang budaya sekte
pemanggilan Kuntilanak yang tak lagi
lebih detil di film ini, membuat Kuntilanak
menjadi sebuah film horor Indonesia yang generik. Pun, Kuntilanak dalam film ini memiliki tata rias yang kurang bisa
menakut-nakuti penontonnya. Padahal cara ini bisa jadi salah satu ilusi bagi
penontonnya untuk bisa merasa takut dengan makhluk tersebut.
Dengan berbagai film horor yang ada di Indonesia akhir-akhir ini, Kuntilanak memang masih bisa
dikategorikan sebagai film yang dibuat dengan layak. Mulai dari tata suara,
sinematografi, warna, dan nilai produksi yang masih bisa dinikmati. Juga, usaha
film Kuntilanak terbaru ini yang
ingin tampil dengan berbeda ini masih menjadi poin menarik di film ini. Sayang,
segala potensinya yang bisa mambuat Kuntilanak
ini akan terasa segar tak bisa tersampaikan dengan baik.
Ijin promosi yaa ^^
BalasHapusJOIN NOW WITH US
5758esport.com adalah Situs Taruhan Online Terbesar dan Terpercaya yang menyediakan berbagai permainan populer.
Games yang dihadirkan 5758ESPORT :
Sportsbook
Live Casino
E-Games
Bola tangkas
DominoQQ
Texas poker
Ceme
Poker Dealer
Blackjack
Slot game
Yang dapat anda mainkan hanya menggunakan 1 userID saja.
Promo deposit cashback hingga 100% bagi yang baru bergabung.
Event berhadiah Laptop ROG, Iphone, uang tunai dan masih banyak lagi.
Banyak pilihan bank yang bisa digunakan.
Minimal depo 10.000
Aman terpercaya respon cepat, Costumer Service ONLINE 24jam nonstop, sosmed/live chat/call service CS Jenny.
Info lebih lanjut hubungi :
Website : 5758ESPORT
WHATSAPP : +60 14-9158564
WECHAT : www5758esportcom
LINE ID : 5758esport
TELEGRAM : Official5758esport
Email : maju58cs1@gmail.com
facebook : Jenny Grace