Musim panas tahun ini sedang mulai memanas. Di mulai dengan The
Amazing Spider-Man 2 yang membuka musim panas dengan penuh mixed reviews, lalu
X-Men Days of Future Past juga ikut andil dalam fim-film musim panas tahun ini.
Film-film blockbuster musim panas memang terkenal dengan karya-karya yang megah
dan murni hiburan. Meskipun, beberapa membawa sajian penuh hiburan, akan
berdampak buruk dengan kelangsungan cerita dari sebuah film.
Untuk menyusul kesuksesan yang sudah diraih oleh dua film musim panas
sebelumnya, Doug Liman bersama Tom Cruise pun bergabung dalam satu proyek. Proyek
tersebut adalah Edge Of Tomorrow yang pada saat comic-con akan dirilis dengan
judul All You Need Is Kill. Film ini diangkat dari buku dengan judul yang sama
dengan judul awal film ini. Buku dari negara sakura ini ditulis oleh Hiroshi
Kasurazaka dan dibeli hak ciptanya oleh Warner Bros dan Village Roadshow untuk
diangkat ke layar lebar.
Edge Of Tomorrow ini ber-genre science-fiction dengan mencampurkan
unsur time loop di dalamnya. Edge Of Tomorrow terfokus pada sosok William Cage
(Tom Cruise), seorang Mayor yang ditangkap dan diterjunkan langsung ke dalam
sebuah perang. William Cage pun menjadi seorang prajurit untuk mengalahkan
mimic, alien yang sedang menginvasi bumi. Hingga suatu ketika saat perang,
William Cage terbunuh oleh sesosok mimic yang lebih besar yang disebut Alpha.
Ketika William Cage merasa dirinya telah mati, dia malah kembali ke
kejadian sehari sebelum kematiannya. Itu dilakukan terus menerus hingga suatu
ketika dia bertemu dengan Rita Vrataski (Emily Blunt) yang juga pernah
mengalami kemampuan seperti itu sebelumnya saat perang di Verdun. Kemampuan
William Cage digunakan untuk mengalahkan mimic dengan cara menghancurkan sang
induk bernama Omega.
The real definition of Summer Blockbuster movie.
Time looping dan semacamnya
bukanlah hal yang baru di dalam genre
science fiction terlebih di perfilman Hollywood.
Banyak film sejenis yang menggunakan subplot yang bertemakan time looping untuk filmnya. Di tahun
2012, ada film milik Rian Johnson
yaitu Looper yang berhasil mendapat
kritik pujian dari kritikus film. Yang memiliki premis mirip dengan Edge Of
Tomorrow adalah Source Code milik Duncan Jones tetapi dengan fokus yang
berbeda.
Maka, Doug Liman yang ditunjuk sebagai pengarah untuk Edge Of Tomorrow
ini adalah pilihan yang tepat. Sutradara yang mengantarkan The Bourne Identity dan Mr.
& Mrs. Smith ini berhasil menyatukan dua elemen berbeda dari filmnya
terdahulu ke dalam film terbarunya ini. The Bourne Identity yang serius
dipadukan dengan selera humor di film Mr. & Mrs. Smith dan dipresentasikan
ke Edge of Tomorrow miliknya ini. Edge Of Tomorrow bisa menyandang predikat
film musim panas terbaik di tahun ini sejauh ini. Dengan tagline-nya ‘Live. Die. Repeat.’ Menjadi tagline
film paling asyik tahun ini begitu pun dengan filmnya.
Dan film ini juga bisa mewakili definisi dari summer blockbuster yang penuh dengan visual efek, ledakan, dan
tentunya dengan cerita yang tidak di nomer duakan. Bagi pecinta genre science fiction, Edge Of Tomorrow
akan berhasil merebut hati mereka. Pun begitu dengan penonton awam yang ingin
menyaksikan aksi dengan alur cerita yang intriguing. Dengan alur yang looping ini, Doug Liman berhasil
menjadikan Edge of Tomorrow penuh dengan kejutan menarik di dalam filmnya. Tepat
rasanya jika Edge Of Tomorrow ini adalah sajian Popcorn movie yang berkelas.
Christopher McQuarrie selaku penulis naskah, tahun lalu cukup berhasil
mengantarkan Jack Reacher menjadi
penuh misteri. Maka, kali ini Christopher McQuarrie berhasil mengadaptasi novel
milik Hiroshi Sakurazaka dengan bantuan Jez Butterworth. Mereka berdua berhasil
menata setiap detail cerita dari novel untuk diadaptasi di medium film. Cerita
dengan subplot Time Looping memang
memiliki cerita yang akan memusingkan penonton awam.
Tetapi, Bagaimana Christopher McQuarrie dengan gampang mengolah unsur time Looping di dalam film menjadi
sajian yang mudah di cerna bagi setiap kalangan. Christopher McQuarrie
menjadikan cerita Looping ini dengan penuh unsur fun dan tidak akan memusingkan
penontonnya dan diolah dengan baik sehingga tidak jatuh berantakan. Tentu
dengan eksekusi yang benar dari Doug Liman sehingga misteri-misteri di film ini
berhasil ditutup dan memiliki puncak klimaks yang dengan gampang merebut hati
penontonnya.
Dengan durasinya yang berkisar 110 menit, sang sutradara mengantarkan
setiap menit di filmnya dengan rapi. Pace
film ini pun memiliki tempo yang baik dan terjaga hingga akhir filmnya.
Informasi yang diberikan kepada penontonnya terhadap dunia milik film ini pun
dirangkum dengan singkat dan jelas untuk penontonnya. Tanpa perlu bertele-tele
tetapi berhasil menjadikan film ini memiliki unsur thrills yang kuat di setiap menitnya.
Identik dengan film-film musim panas lainnya, Edge Of Tomorrow akan
penuhi dengan ledakan bombastis. Visual efek dan representasi dari dunia post apocalyptic yang disajikan oleh
Edge of Tomorrow pun digarap begitu megah. Terlebih ketika film ini dalam format 3D, setiap visual efek itu akan
memiliki pengaruh kuat untuk format 3D tersebut. Penonton awam yang mencari
visual efek megah akan dengan gampang jatuh hati dengan film ini.
Poin plus tentu datang dari cast dari film ini. Tom Cruise seperti
biasa akan mencuri setiap spotlight dari
film miliknya. Tetapi, Tom Cruise di sini tidak terlalu terlihat dominan
seperti film-film miliknya terdahulu. Ada Emily Blunt, dengan paras cantik dan aura
femme fatale dari dirinya yang juga
akan dapat menyaingi Tom Cruise untuk mencuri spotlight film ini. Cukup dengan dua nama besar tetapi film ini mampu
berjalan begitu prima dari awal hingga akhir film.
Overall, Edge Of Tomorrow adalah kandidat film blockbuster musim panas terbaik tahun ini. Dengan segala visual
efek yang megah dan cerita yang time looping yang menawan akan dengan gampang
membuat penontonnya jatuh cinta. Segala aspek mulai dari sutradara, penulis
naskah, dan dua nama besar di film ini berhasil memiliki harmonisasi yang baik
sehingga popcorn movie ini menjadi
sesuatu yang lebih dari sekedar hiburan. So,
BE QUITE. WATCH. REPEAT!
Edge of Tomorrow pun dirilis dalam format 3D. Berikut adalah review 3D
film ini.
DEPTH
Kedalaman film ini begitu luar biasa. Penonton seperti menyaksikan
film ini secara langsung di depan mata mereka.
POP OUT
Mungkin tak terlalu banyak efek ini. Tetapi sekalinya muncul, efek
tersebut akan berinteraksi dengan baik dengan penontonnya.
Edge Of Tomorrow memiliki visual efek megah yang ternyata bisa
dimanfaatkan dengan efek 3D-nya yang mewah. Tentu, menonton film ini dalam
format 3D adalah keharusan. Karena format 3D di film ini digarap dengan baik and yes it worth in every pennies spent.
gila...ratingnya tinggi banget!!! jadi makin mantap buat nontonnya.. semula mau skip nonton film ini, maklum bulan ini sudah nonton TASM2, lalu Godzillla, X-MEN.. belum nanti ada maleficient, Transformer dll. Tapi begitu liat reviewnya termasuk yang nonton di 4dX nya Blitz pada puas dengan cerita dan efek 3Dnya jadi mantap dah!!
BalasHapusWah direview 5 bintang?? jd tmbh smngt mau ntnnya,mang dh ada rncna mU NTN,Sk ma flm2nya Tom cruise jg sh.Review Meleficient-nya ditunggu jg nh !!!
BalasHapusgila ini rating 5? :o
BalasHapusx-men DoFP yang kece aja cuma 4,5 hehe
keren nih kayaknya. nunggu blueray nya dah :D
BalasHapus