Film horor adalah salah satu genre yang digemari oleh mayoritas
penonton. Bukan hanya dalam negeri, luar negeri pun masih banyak yang
menjadikan film horor sebagai ladang uang di dunia perfilman mereka. Tahun
lalu, dua film horor menggemparkan Box
Office US. Di tangan dingin James Wan,
The Conjuring dan Insidious 2 berhasil merebut hati
pemirsanya. Tahun ini, masih dibilang minim film-film horor. Baru 2 judul yang
dilepas di tahun ini, Paranormal Activity
: The Marked Ones dan Devil’s Due
yang masih formulaic.
Mike Flanagan mungkin masih asing di perfilman Hollywood. Dia adalah moviemaker indie yang juga terbiasa
menangani film-film horor. Kali ini, Mike Flanagan menciptakan film horor
terbarunya dengan judul Oculus. Mike Flanagan menjadi sutradara sekaligus
penulis skenario dari film miliknya yang dibantu oleh Jeff Howard. Oculus
sendiri awalnya adalah film pendek milik sang sutradara yang bergenre horor.
Dia mengadaptasi film pendeknya sendiri menjadi film panjang.
Di tahun 2001, Kaylie kecil (Annalise Basso) dan Tim kecil (Garrett
Ryan) mengalami keanehan di keluarganya semenjak pindah rumah. Di mulai ketika
Ayah mereka, Alan Russell (Rory Cochrane) memiliki aksesoris di ruang kerjanya
yaitu cermin antik. Sang ayah mengalami perubahan perilaku menjadi sosok yang
dingin. Hal tersebut membuat kejadian-kejadian aneh yang menghantui keluarga
mereka. Membuat sang Ibu, Marie Russell (Katee Sackhoff) menjadi stres oleh
kelakuan suaminya.
Semakin membuat bencana, ketika kejadian aneh itu ternyata
menghilangkan nyawa kedua orang tua dari Kaylie dan Tim. 11 Tahun kemudian,
Kaylie (Karen Gillan) akhirnya mencari tahu apa yang aneh dengan cermin antik
tersebut. Sang adik, Tim (Brenton Thwaites) sudah tidak mau mengingat kejadian itu lagi tetapi
dengan paksaan Kaylie akhirnya Tim ikut andil dalam mencari tahu sesuatu yang
aneh tersebut.
Intense yet thrilling horror movie without cheapy jump scares.
Film horor memiliki satu barang antik yang menjadi ciri khas. Entah
itu dalam bentuk boneka, lukisan, dan beberapa barang lainnya yang bisa
dijadikan pembawa makhluk astral untuk hinggap di barang tersebut. Di film
Oculus kali ini, Cermin menjadi objek dari makhluk astral tersebut. Mungkin,
cermin bukan hal yang baru untuk dijadikan objek sebuah film horor. Mirrors yang dirilis di tahun 2008 juga
menjadikan cermin sebagai objek pembawa makhluk astral.
Maka, kali ini cermin di Oculus pun menjadi karakter antagonis
utamanya. Mike Flanagan menjadikan Oculus film horor yang memiliki isi dan bisa
membawakan atmosfir mencekam yang bagus. Well, mungkin penonton awam akan
dikecewakan dengan minimnya penampakan makhluk-makhluk astral yang bisa
dibilang minim. Oculus bukan semata-semata film horor dengan jump scares
murahan yang akan membuat penontonnya berteriak.
Mike Flanagan bukanlah menawarkan hal tersebut karena Oculus memiliki
sensasi horor yang berbeda. Mike Flanagan tentu berhasil mengarahkan filmnya
dengan baik, meskipun beberapa kekurangan masih menjadi hal yang tidak bisa
dihindari. Oculus memiliki 2 setting waktu yang berbeda. Dan Mike Flanagan
menyajikannya dengan potong demi potong yang akan menyatu di bagian akhirnya,
layaknya sebuah puzzle.
Beberapa bagian ceritanya mungkin akan terasa rush. Mike Flanagan
masih kurang bisa menata dua setting cerita yang disajikan bersamaan dengan
sangat baik, sehingga Oculus masih jauh dari kata sempurna. Puzzle yang disebar oleh sang sutradara
memang berhasil disusun, tetapi masih kurang rapi dan masih menimbulkan plot holes. Plot holes itu seharusnya
bisa dihindari ketika Mike Flanagan bisa mengatasinya dengan baik. Dari segi
naskah yang ditulisnya pun, Oculus bisa menjadi film yang baik. Kisahnya masih
segar dengan selipan-selipan ilmiah di dalamnya sehingga Oculus bukanlah horor
kacangan.
Dengan dua setting waktu
yang berbeda itulah, Oculus juga mendapatkan poin plusnya. Oculus berhasil
memainkan emosi penontonnya dengan dua setting waktu yang berbeda itu.
Perjalanan mencari makhluk astral di film Oculus ini pun terasa berbeda. Sang
sutradara seperti memberikan puzzle
yang tidak utuh di awal. Banyak sekali dialog-dialog yang menunjukkan peristiwa
sebelumnya tanpa menjelaskan cerita yang sebenernya terjadi terlebih dahulu
kepada penonton.
Baru mulailah perlahan-lahan tensi itu semakin naik dan naik. Puzzle yang berantakan tersebut mulai
disusun perlahan-lahan dan bisa memainkan emosi penontonnya. Menyatukan puzzle-nya pun tidak berurutan,
melainkan dari menyusunnya dari sisi yang berbeda. Sepotong di setting 10 tahun lalu, sepotong lagi di setting waktu sekarang. Sehingga pada
waktu dan timing yang tepat, film ini berhasil memberikan klimaks yang bagus
dan menjadi satu kesatuan film yang menarik.
Mike Flanagan berhasil menginterpretasikan suasana seram di film ini.
Tanpa perlu scoring yang overused, beberapa adegan hening
tersebut berhasil menciptakan suasana yang begitu gelap dan mencekam. Meskipun
Oculus minim dengan Jump scares,
tetapi dengan atmosfirnya yang mencekam inilah yang membuat Oculus satu level di atas banyaknya film horor yang
pernah dibuat. Adegan mencekam dan gelap itu benar-benar tampil memikat.
Oculus bukan hanya bermain-main dengan emosi penontonnya, tetapi juga
bermain-main dengan psikologis penontonnya. Oculus berhasil menciptakan suasana
seram yang akan menganggu pikiran penontonnya. Penonton pun akan mengharapkan
film ini segera berakhir karena teror-teror yang disajikan di film ini begitu
menakutkan bagi penontonnya. Mike Flanagan ini berhasil membangun image bagi
Cermin tersebut sehingga menjadi mimpi buruk bagi karakternya. Bukan hanya
sekedar menjadi objek, melainkan karakter antagonis utama untuk film ini.
Hal tersebut juga diperkuat dengan barisan aktor dan aktrisnya yang
bermain dengan baik. Memang tidak ada nama-nama familiar di jajaran aktor dan
aktrisnya. Tetapi, Karen Gillan berhasil menampilkan performa yang sangat menarik
di film ini. Berhasil memberikan ekspresi penuh kengerian campuran dengan wajah
psycho di parasnya yang cantik.
Overall, Oculus bukanlah
film yang mengandalkan jump scares sebagai kekuatan utama untuk filmnya.
Tetapi, bagaimana Mike Flanagan menginterpretasikan horor dalam presentasi yang
lebih berkelas dengan menampilkan suasana yang mnyeramkan dan mengikat. Meskipun
beberapa bagian terlihat rushy, tetapi Oculus tetap berhasil menyajikan horor
yang akan memainkan emosi serta psikologis penontonnya. Thrilled!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar