Setelah kegagalan Sam Raimi dalam mengantarkan episode ketiga dari
Spider-Man dan memutuskan untuk berhenti, Sony Pictures akhirnya memindah-tangankan
kepercayaan itu kepada Marc Webb untuk mengarahkan manusia laba-laba berkekuatan
super ini. Maka, Marc Webb menggunakan acuan
dari komik milik Stan-Lee dengan judul The Amazing Spider-Man, pun juga untuk judul filmnya. Serta, The Amazing
Spider-Man bisa dibilang sebuah reboot
dengan berbagai perubahan oleh Marc Webb.
Merekonstruksi ulang sebuah film bukanlah perkara gampang. Toh, masih
banyak sekali film-film reboot yang harus merasakan nasib untuk
dibanding-bandingkan dengan film-film pendahulunya. Begitu pun dengan
The Amazing Spider-Man milik Marc Webb ini. Karya miliknya ini pun Segmented.
Akan ada yang suka milik Webb dan juga masih ada yang akan menganggap milik Sam
Raimi lah yang lebih bagus.
Kenyataannya, The Amazing Spider-Man toh tetap berjaya di tangga box office. Maka, ini tidak menyurutkan
Sony Pictures untuk mengepakkan sayap lebih lebar lagi untuk film manusia
laba-laba dengan visi baru ala Marc Webb. Dan paska 2 tahun dari The Amazing
Spider-Man, maka sekuel dari The Amazing Spider-Man muncul dengan berbagai
janji bahwa sekuelnya kali ini akan lebih besar daripada film sebelumnya dengan
poster-poster dan teaser yang dimunculkan.
The Amazing Spider-Man 2 kali ini bercerita tentang bagaimana Peter
Parker (Andrew Garfield) akan menghadapi tantangan yang lebih besar dari
sebelumnya. Paska film pertama, Peter harus mencari cara agar bisa menjauh dari
kekasihnya, Gwen Stacy (Emma Stone). Hal itu dilanggar oleh Peter, tetapi dia
masih terbayang-bayang oleh pesan yang disampaikan oleh Ayah dari Gwen. Selain
itu, dirinya sebagai Spider-Man juga mengalami masalah yang lebih rumit.
Dia harus berhadapan dengan musuh-musuh besar yang menghadangnya.
Mulai dari Electro yang ternyata adalah sosok yang kecewa dengan Spider-Man.
Serta, bagaimana Peter Parker harus berhadapan dengan sahabat kecilnya sendiri
yang juga anak dari Norman Osborn, pendiri Oscorp
yaitu Harry Osborn (Dane DeHaan). Harry Osborn harus mendapatkan darah milik
Spider-Man agar dapat sembuh dari penyakit genetik yang diturunkan dari sang
Ayah.
The sequel is getting bigger.
Menilik dari sinopsis dari The Amazing Spider-Man sendiri, sudah dapat gambaran bahwa memang film ini memiliki konflik yang akan lebih besar
ketimbang installment pertamanya yang
straight-forward and been there before.
Menawarkan sesuatu yang baik dan menarik untuk film keduanya kali ini bukan
sesuatu yang gampang untuk The Amazing Spider-Man. Marc Webb sudah terlihat
berusaha keras untuk membangun image
baru untuk sang manusia laba-laba agar tidak terbayang-bayang dengan versi Sam
Raimi.
Pada installment pertama, Marc
Webb masih memberikan selipan-selipan tribute
dari film Spider-Man milik Sam Raimi untuk filmnya. Untuk sekuelnya, Marc Webb
benar-benar membangun universe dari
The Amazing Spider-Man miliknya and it
going to be great one. Marc Webb memang menitikberatkan The Amazing
Spider-Man miliknya ini pada elemen ‘how
the story goes’. Pada first installment, mungkin action sequences terlihat kurang begitu besar dan biasa saja. But how about the sequel?
Sekuel kali ini memang lebih besar. Besar kali ini memang dalam banyak
artian. Pertama, bagaimana cerita di sini akan dibuat lebih rumit ketimbang
film pertamanya. Inilah hal menarik dari Marc Webb, this is what sequel is used to be, membuat installment keduanya
kali ini benar-benar memiliki benang merah dengan film pertamanya. Adegan opening dari masa kecil Peter Parker
yang di film predesesornya hanya ditampilkan sekelumit. Maka di film keduanya
kali ini, akan ada penggalian lebih dalam lagi tentang masa kecil Peter Parker
agar memiliki dimensi ruang cerita yang lebih luas.
Dan bagaimana Peter Parker juga masih berkutat dengan berbagai cerita
hidupnya sebagai remaja yang sudah harus bertransformasi untuk menjadi sosok
manusia dewasa yang bertanggung jawab. Skrip yang ditulis ramai-ramai oleh Alex
Kurtzman dan Roberto Orci yang sudah pernah berhasil menulis untuk Dwilogi J.J.
Abrams’s Star Trek, serta penulis baru Jeff Pinkne ini masih memiliki efek minor dalam menata cerita
film ini. Meskipun toh Marc Webb sudah terlihat untuk berusaha bisa menerjemahkan skrip
itu dengan baik.
Dengan banyak karakter yang masuk dan cerita yang pasti akan lebih
banyak lagi, The Amazing Spider-Man 2 ini harus memiliki pembagian dengan jam
terbang tinggi agar tidak berat sebelah. Tetapi pada akhirnya, dengan durasi
sekitar 141 menit ini malah membuat film ini di beberapa bagian terasa overlong
dengan cerita yang masih berantakan. Well,
bisa dibilang The Amazing Spider-Man 2 ini adalah jembatan untuk film
selanjutnya dengan menceritakan berbagai karakternya agar lebih kuat untuk film
selanjutnya.
Tetapi jika ditangani lebih baik lagi, cerita di film ini akan
memiliki lebih memikat lagi. Dan daya pikat yang berhasil mendapat presentasi
dengan baik adalah Gwen and Peter relationship. Jangan salahkan jika Marc Webb
berhasil mengolah itu, ingatlah karya brokenhearted masterpiece miliknya (500)
Days of Summer. Kekuatan itu pun hadir juga lantaran bagaimana chemistry antara
Andrew Garfield dan Emma Stone yang benar-benar terasa dekat dengan para
penontonnya.
Bagusnya, konsentrasi yang lebih menekankan pada Gwen dan Peter di
film ini adalah sesuatu yang krusial untuk seterusnya. Yang lemah adalah
pembangunan karakter sosok Electro yang seharusnya sebagai villain utama. Toh,
tokoh dirinya disini seperti tanpa memiliki tujuan yang secara harfiah jelas
untuk menyerang dan marah kepada seorang Spider-Man. Maka, jangan salahkan
penonton jika akan mengira musuh utamanya adalah Harry Osborn.
Faktor penguat perkiraan tersebut adalah bagaimana Dane DeHaan bermain
dengan sangat bagus untuk peran itu. Beringas tetapi memiliki kerentanan dalam
hidupnya dengan perpaduan yang sangat menarik. Jika, The Amazing Spider-Man 2
akan lebih menyorot Peter and Harry as
Friend but going to be an enemy, it will be greater and yet bigger. Dengan
selipan satu twist yang akan membuat
penontonnya akan membeku saat menonton adalah poin plus. Dan bagusnya, Marc
Webb tahu benar bagaimana menyelipkan hal tersebut dengan sangat baik.
Kedua, ketika kekurangan Instalmen pertama dari The Amazing Spider-Man
2 adalah bagaimana action sequences yang
lebih intens dan besar. Jangan khawatir, sekuelnya kali ini menawarkan sesuatu
yang lebih besar pun lengkap dengan CGI yang menarik ditambah efek-efek slow motion yang menyegarkan. Terlebih
disokong dengan filmnya yang dirilis dalam format 3D and that’s a definition of the real
3D format for a movie. Benar-benar menyapa penontonnya dengan begitu baik.
Selanjutnya, teknis yang bagus pun menyokong film ini. Bagaimana
sinematografi yang menangkap banyak angle kamera yang sangat memanjakan mata. Landscape setting kota New York di dalam semua adegan yang tertangkap oleh kamera
benar-benar indah. Belum lagi tambahan scoring dari Hans Zimmer dengan bantuan
The Magnificents Six serta Pharrell Williams dan Johnny Marr. Dan Marc Webb
memiliki referensi lagu-lagu yang bagus untuk beberapa adegan filmnya and its good.
Overall, The Amazing Spider-Man
2 adalah sebuah sekuel yang lebih besar ketimbang film pertamanya. Dengan penuh
percaya diri, The Amazing Spider-Man melaju untuk menyaingi film pertamanya.
Tetapi, masih memiliki kekurangan-kekurangan kecil yang harusnya bisa diolah
lebih baik lagi. But with top-notch
action and how the good story goes, ini benar-benar menghibur. Take its as a path into the next bigger
sequel, because his greatest battle has just begin.
The Amazing Spider-Man 2 tentu dirilis dalam format 3D seperti
installment pertamanya. Maka, ini review dari format 3D film The Amazing
Spider-Man 2.
DEPTH
Tidak memiliki kedalaman yang
begitu istimewa. Tetapi, beberapa bagian terlebih di outdoor masih memiliki
efek kedalaman yang bagus untuk menguatkan sinematografinya yang cantik.
POP OUT
Sangat Bagus ! Efek ini benar-benar memanjakan mata para penontonnya
dengan sangat baik. Segala adegan mampu berinteraksi dengan penontonnya dan itu
menyenangkan!
The Amazing Spider-Man 2 sangat patut untuk ditonton dalam format 3D. This is the real definition about 3D format
on movie. GO SEE IT ON 3D !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar