X-Men Universe mengalami pasang surut yang cukup signifikan di setiap
filmnya. Terlebih pada trilogi X-Men yang harus ditutup pahit oleh Brett
Renner. The Last Stand, mendapat banyak sekali kritikan tajam oleh para
kritikus, penonton film, dan fans dari komik X-Men yang sudah berharap lebih
dengan babak terakhir dari trilogi X-Men.Untuk membalas kesalahan dari The Last
Stand, di tangan Matthew Vaughn, 20th Century Fox membangun kembali dunia X-Men
mulai dari awal.
X-Men First Class yang menjadi garapannya menjadi babak baru dari
X-Men. Mengulang kembali universe X-Men dari awal mula pertemuan Charles dan
Erik. First Class menjadi sebuah harapan bahwa prekuel bisa menjadi tontonan
yang mengikat dan sangat bagus. Kali ini, Bryan Singer yang pernah mengerjakan
dua seri X-Men di triloginya kembali mengerjakan sekuel dari First Class. Days
Of Future Past, judul yang digunakan untuk lanjutannya.
Days Of Future Past memiliki trailer yang menarik ketika ada unsur
time travel di dalamnya. Dunia sudah mulai hancur ketika Sentinel, robot yang
digunakan untuk membasmi para mutan itu dibuat dan memburu para mutan satu
persatu. Ini membuat para mutan di X-Men mulai panik, Professor X (Patrick
Stewart) mengutus Wolverine (Hugh Jackman) untuk melakukan time travel dengan kekuatan
milik Kitty Pride (Ellen Page).
Wolverine mendapatkan misi untuk menemukan Charles (James McAvoy),
dirinya saat muda untuk menghentikan Mystique (Jennifer Lawrence) dalam
usahanya membunuh Trask (Peter Dinklage). Karena usahanya dalam membunuh Trask
itulah yang membuat masa depan mutan tidak selamat dan buruk. Wolverine pun
juga diutus oleh Magneto (Ian McKellen) untuk menemukan Erik (Michael
Fassbender) atau Magneto muda agar bisa bekerja sama untuk menemukan Mystique.
Bryan Singer made X-Men movies back to the right path.
Bryan Singer sangat berhasil untuk memperkenalkan 2 film X-Men untuk
triloginya dengan sangat baik. Setelah dirinya hengkang dari trilogi tersebut,
Brett Renner menggantikannya di kursi sutradara dan menutup trilogi tersebut
dengan pahit. X-Men trilogi tanpa Bryan Singer pun hancur lebur jika
dibandingkan dengan dua film sebelumnya yang sangat bagus. Untuk menghapus
kesalahannya yang absen menangani film terakhir X-Men, dirinya kali ini hadir
kembali untuk menyetir Days Of Future Past yang diiakui sebagai sekuel dari First Class.
Days of Future Past memiliki kerumitan konsep cerita yang jika saja
salah perlakuan mungkin akan membuat film ini gagal. Tetapi 20th Century Fox beruntung ketika
mengutus kembali Bryan Singer untuk mengerjakan film X-Men kali ini. Bryan
Singer benar-benar berusaha keras agar dengan kembalinya di proyek X-Men bisa
menghapus kesalahannya. Dan dirinya berhasil mengantarkan Days Of Future Past
sebagai film summer blockbuster yang
sangat berhasil.
Days Of Future Past akan membuat penontonnya bertanya-tanya Professor
X dan Charles Xavier bisa bertemu satu sama lain. Jangan khawatir, Bryan Singer
tahu benar konsep dari time travel yang akan memenuhi segala ekspektasi
penontonnya. Inilah yang menarik, time
travel yang akan memberikan koneksi terhadap masa lalu dan masa depan para
mutan. Menjaga koneksi untuk menghubungkan cerita yang memiliki dua setting
waktu yang berbeda adalah hal yang cukup susah. Tetapi, sang sutradara berhasil
mengarahkan cerita tersebut dengan sangat baik dan begitu intriguing.
Penonton akan terpaku dan tidak sadar bahwa mereka telah menghabiskan
130 menit untuk menyaksikan film ini. Tentu, dibantu dengan sokongan naskah
yang ditulis oleh Simon Kinberg, Days of Future Past berhasil menceritakan
setiap timeline cerita dan plot
dengan begitu baik. Days of Future Past bisa dikatakan adalah re-united dari semua film-film X-Men.
Semua karakter mutan tumpah ruah di film ini dan dengan porsinya masing-masing.
Days of Future Past pun bisa dikatakan sebagai tempat nostalgia bagi para fans
X-Men untuk sekedar nostalgia dengan mutan-mutan yang pernah ada di film-film
X-Men sebelumnya.
Banyak sekali karakter-karakter masuk yang biasa kita temui di film-film
X-Men terdahulu. Sehingga layar akan penuh dengan banyak sekali mutan, di
sinilah kepintaran Bryan Singer di uji. Dengan masuknya banyak karakter di film
ini bagaimana sang sutradara harus bisa membuat karakternya saling tumpang
tindih memenuhi layar dan Days of Future Past berhasil mengemas semua karakter
di filmnya dengan porsinya masing-masing. Semua tertata rapi dan cerita inti
masih utuh.
Days of Future Past memiliki cerita yang cukup rumit dengan tambahan
karakter yang begitu banyak. Jika saja sutradara tidak memiliki kompetensi yang
baik, maka tamat saja film ini. Terlebih juga ada konsep time travel yang
semakin membuat film ini semakin rumit. Days of Future Past tidak hanya
mengandalkan efek-efek CGI rumit dan ledakan tanpa memiliki cerita yang baik.
Toh, film ini tetap memberikan sisi emosional di dalam ceritanya. Pertarungan
antar karakternya dibalut dengan sisi emosional yang baik tentu akan menambah
poin plus bagi Days of Future Past.
Semenjak
First Class milik Matthew Vaughn, X-Men mulai diminati oleh
banyak penonton. Karena tanpa di sangka, First Class menjadi tontonan
yang
sangat memikat di setiap menitnya. Dan semenjak First Class, kepercayaan
penonton terhadap X-Men pun melonjak untuk menantikan Days Of Future
Past.
Dengan arahan Bryan Singer yang baik ini, bisa dibilang memperkuat
kepercayaan
bagi X-Men universe untuk bersaing dengan film-film Marvel lainnya.
Mengembalikan X-Men Universe ke jalan yang benar setelah triloginya yang
rusak oleh The Last Stand.
Days of Future Past adalah film X-Men yang memiliki balutan cerita
yang cerdas dengan memberikan sisi emosional serta menyelipkan humor agar
filmnya benar-benar pas disaksikan saat musim panas. Di setiap menit yang
diarahkan dengan baik oleh sang sutradara, penonton akan gampang takjub
dibuatnya. Dan untuk ukuran film summer blockbuster, Days of Future Past akan
dengan gampang melaju sebagai film summer
terbaik di tahun ini.
Overall, X-Men : Days Of Future Past akan melampaui setiap ekspektasi
orang yang mengharapkan filmnya. Dengan arahan yang begitu baik oleh Bryan
Singer, tentu film ini melaju sebagai film summer terbaik tahun ini. Banyaknya
karakter di film ini memiliki porsi yang benar-benar pas dan tidak saling
tumpang tindih. Dan tentu saja, bisa dijadikan ajang nostalgia di film-film X-Men
sebelumnya. Ini adalah upaya permintaan maaf oleh Bryan Singer terhadap trilogi
X-Men and he got it.
Days Of Future Past juga dapat disaksikan dalam format 3D. Berikut
reviewnya
DEPTH
Tidak ada kedalaman yang gambar yang signifikan saat menonton film ini
dalam format 3D. Mungkin hanya beberapa adegan saja.
POP OUT
Asap dan butiran salju saja yang dapat berinteraksi baik dengan
penontonnya.
Menyaksikan X-Men Days Of Future Past dalam format 3D mungkin tidak
diwajibkan. Karena tidak ada efek yang begitu signifikan dalam format 3D film
ini. Menyaksikan film ini dalam format 2D pun cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar