Perjalanan menuju luar angkasa memang bukan hal baru di perfilman
Hollywood. Bahkan, film dengan tema-tema seperti ini sudah sering diangkat di
beberapa tahun terakhir ini. Seperti wajib ada di setiap tahunnya. Maka dari
itu, adanya karya terbaru dari sutradara James Gray ini sungguh menjadi hal
yang patut untuk dinantikan. Apalagi ketika tahu bahwa film ini dibintangi oleh
salah satu aktor Hollywood yang sudah jarang sekali bermain di layar perak.
Iya, siapa lagi kalau bukan Brad Pitt. Di tahun ini, mungkin penonton
sudah menemuinya lewat film teranyar milik Quentin Tarantino berjudul Once Upon A Time... In Hollywood.
Performanya sebagai supporting actor di film milik Quentin ini memang luar
biasa menarik perhatian. Tentu saja, melihat Brad Pitt sebagai leading actor
di film ini akan sangat menarik. Terlebih, bagi yang sudah familiar dengan
film-film milik James Gray, tentu Ad
Astra bukan hanya sekedar film perjalanan luar angkasa yang biasa.
Secara garis besar ceritanya, memang Ad Astra terlihat akan lebih dalam mengulik karakternya. Ini adalah
kisah perjalanan Roy McBride (Brad Pitt), seorang astronot yang baru saja
mengalami sebuah tragedi dalam pekerjaannya. Tragedi tersebut tentu akan mengancam
keberadaan planet tempat dia tinggal. Sehingga, dia pun berusaha untuk mengusut
masalah ini agar bisa ditemukan solusinya. Dan ditemukanlah sebuah fakta
tentang tragedi tersebut.
Ternyata, Roy memiliki benang merah dengan solusi atas tragedi yang
terjadi itu. Dia harus menemukan ayahnya, H. Clifford McBride (Tommy Lee Jones)
seorang astronot senior yang luar biasa hebat. Tetapi, dirinya menghilang
sesaat setelah menjalankan satu misi penting dan berhubungan dengan tragedi
yang dialami oleh Roy. Mendengar hal ini, tentu Roy berusaha untuk
menyelesaikan misinya dan menemukan kembali ayahnya yang telah lama tak dia
ketahui kabarnya.
Jika kamu udah pernah nonton karya James Gray berjudul The Lost City of Z, mungkin akan sangat
familiar dengan Ad Astra ini. Formula
penuturan yang digunakan hingga pesan utama dalam film ini pun hampir terasa
sama. Bedanya, The Lost City of Z
diadaptasi dari sebuah novel milik David Grann, sedangkan Ad Astra adalah naskah asli yang ditulis oleh James Gray dan Ethan
Gross. Jika ingin menikmati Ad Astra
yang dibutuhkan hanyalah perhatian ekstra.
Penuturan James Gray yang lebih subtle ini mungkin membuat Ad Astra tak bisa dinikmati oleh
penonton yang belum pernah mengalami pengalaman sinematis serupa. Tetapi, bila
mau untuk memberikan perhatian ekstra, Ad
Astra adalah sebuah perjalanan luar angkasa yang tak hanya membahas tentang
misinya saja. Film ini menekankan dirinya tentang sebuah perjalanan dalam diri
dengan cara yang indah dan personal.
James Gray menuturkan kisahnya sangat perlahan, memberikan ruang untuk
karakternya berkembang dengan segala konflik batinnya. Membahas tentang diri
seorang karakternya yang selalu merasa hampa dalam hidupnya dengan segala yang
dicapainya. Membahas tentang bagaimana seseorang mencerna segala informasi
dalam hidupnya dan membahas pula tentang seorang laki-laki yang tetap saja malu
membahas sisi rapuhnya. Hal ini tergambar betul dalam karakter Roy yang direka
oleh James Gray dalam karya terbarunya.
Diperkuat lagi dengan performa yang begitu menawan dari Brad Pitt. Dirinya
bisa mengantarkan karakter rekaan ini menjadi karakter yang bisa menanamkan
simpati kepada penontonnya. Melihat Roy dalam Ad Astra, penonton pun akan merasa ikut dalam pergolakan batin di
dalam karakternya. Di setiap perjalanannya saat menjalankan misi ini adalah tempat
bagi karakternya untuk berkontemplasi akan apa yang sudah lakukan dalam
hidupnya.
Sehingga, sesuai dengan judulnya Ad
Astra yang disadur dari kata Ad Astra
Per Aspera yang artinya to the stars
through diffculties, tak salah apabila Ad
Astra menjadi perjalanan spiritual bagi sang karakter utamanya. Setiap
perjalanan adalah medium untuk Roy menemukan jawaban, jati diri, atas keluh kesah
dan keraguan dalam hidupnya saat menentukan pilihan dan menghadapi
masalah-masalah dalam hidupnya.
Tetapi sayangnya, bila kamu sudah terlalu sering terpapar oleh
film-film serupa, tentu Ad Astra
bukan sebuah presentasi yang luar biasa. Masih ada banyak film-film lainnya
yang bisa memiliki performa yang jauh lebih baik dari Ad Astra. Problematika dari film ini adalah ketika film ini
berusaha untuk menekankan sisi fiksi ilmiahnya, tetapi menggunakan penuturan
yang lebih realistis. Sehingga, ada cabang cerita di dalam filmnya yang terasa
mengganjal dan menjadi keputusan yang kurang tepat untuk ada di dalam film Ad Astra.
Hanya saja, bagi yang sudah mencintai film-film dengan tema serupa,
tentu saja Ad Astra adalah sebuah
film yang tak bisa dilewatkan begitu saja. Dalam sisi teknis pun, film ini tak
ada sesuatu yang luar biasa. Hanya saja, sinematografi milik Hoyte Van Hoytema
ini menggugah mata dan cukup memiliki visi yang sama dengan sutradaranya.
Sehingga, Ad Astra menjadi sebuah
sajian perjalanan luar angkasa yang puitis dan menjadi medium bagi Brad Pitt
untuk semakin menangguhkan dirinya sebagai aktor yang tak bisa dipandang
sebelah mata.
Bro kok komenya iklan bokep
BalasHapus