Datang dari sebuah kisah novel milik Risa Sarasvati, Danur cukup banyak menorehkan kuantitas box office yang gemilang di
Indonesia. Iya, nama Danur sudah
menjadi brand tersendiri bagi
penonton Indonesia saat menonton film horor Indonesia. Danur sudah menginjak ke seri ketiganya tahun ini. Universe-nya pun
juga semakin luas. Sudah ada film Asih, yang diatur sebagai prekuel dari Danur pertama yang menjelaskan tentang
mitos tentang dirinya.
Mungkin, masih ada rencana-rencana lain yang berusaha dilakukan oleh
MD Pictures untuk tetap menghidupkan franchise yang menguntungkan ini. Tetapi,
kembali ke seri ketiga dari Danur itu
sendiri, film ketiganya masih disutradarai oleh Awi Suryadi. Tetap dibintangi
pula oleh Prilly Latuconsina, film ketiganya kali ini bertajuk Sunyaruri.
Diramaikan pula oleh beberapa nama-nama terkenal lainnya seperti Rizky Nazar,
Umay Shahab, Syifa Hadju, dan Steffi Zamora.
Teaser trailer Danur 3:
Sunyaruri yang ditempelkan lewat film Awi Suryadi di film Sunyi tentu
mengundang rasa penasaran penonton. Apalagi ketika film ini sudah mencapai seri
ketiga, entah ini masih akan berlanjut atau tidak, jelas penonton berharap
untuk datang sebuah perbaikan atas kesalahan-kesalahan yang pernah ada di dua
film sebelumnya. Bahkan, Asih pun memiliki performa yang jauh lebih stabil
dibandingkan dua film Danur lainnya.
Tentu saja, Danur 3: Sunyaruri
masih berpusat dari kisah Risa (Prilly Latuconsina) yang selalu mengalami
kejadian-kejadian dengan makhluk astral dalam hidupnya. Dia dan kelima teman
astralnya ini mulai tak begitu akrab. Hal itu dikarenakan oleh kemauan Risa
yang ingin terlihat normal di depan teman-temannya. Apalagi saat berhadapan
dengan kekasihnya, Dimas (Rizky Nazar). Bahkan, dia tak mengakui bahwa dia
memiliki penglihatan kepada sang kekasih.
Keresahan yang dialami oleh Risa ini ternyata menjadi sasaran empuk
bagi arwah jahat untuk merasuki pikirannya. Risa ingin menghilangkan
kemampuannya untuk tak lagi melihat makhluk-makhluk tak kasat mata ini. Sang
arwah jahat ini berusaha membantu untuk mengabulkan keinginan Risa ini.
Ternyata, hal ini malah berujung petaka sendiri untuk Risa dan 5 teman tak
kasat matanya itu.
Babak pertama hingga kedua film dari Danur 3: Sunyaruri adalah bagian terbaik dari filmnya. Setidaknya,
meskipun naskah dari Lele Laila ini setipis kertas dengan memiliki alur cerita yang
generik, tetapi Awi Suryadi berusaha sekuat tenaga untuk mengantarkan kisahnya
tanpa ada pretensi menjadi sesuatu yang superior. Awi tahu untuk mengulik
keresahan Risa dengan kemampuan mata batinnya yang terkadan menjadi beban
baginya.
Terlihat betul bahwa 45 menit pertama dari Danur 3: Sunyaruri dituturkan dan digarap dengan hati-hati. Semacam
Awi Suryadi menggunakan formula pengarahannya di film Sunyi di film ini.
Membangun perlahan cerita dan atmosfernya, menelaah lebih dalam ke dalam
karakter Risa, sehingga penonton tahu harus bersimpati kepada siapa di
sepanjang film. Hal inilah yang tak biasa terjadi di seri-seri Danur sebelumnya.
Tetapi sayangnya, semua hal yang dibangun oleh Awi Suryadi di babak
pertama hingga kedua harus runtuh dengan signifikan di babak ketiganya.
Munculnya sebuah twist dalam plotnya yang entah dari mana ini bukan malah
membuat penontonnya kaget, tetapi malah muncul banyak pertanyaan. Apa yang
terjadi dalam karakter tersebut sehingga sangat berpengaruh signifikan dengan
karakter utamanya. Hal-hal itu terasa janggal karena hal itu hanya diceritakan
dengan singkat menuju akhir.\
Apabila penyelesaian yang terjadi di film Danur 3: Sunyaruri tak melibatkan karakter sampingan yang begitu
signfikan, mungkin tak akan seproblematik ini. Bahkan, konfliknya pun tak
pernah disinggung sedikit pun di sepanjang filmnya. Sehingga, ada tuntutan dari
penonton untuk mengenal lebih dekat dengan karakter-karakter sampingannya yang
bahkan tak ada ruang yang cukup untuk mereka berkembang. Sehingga, hal ini tak
bisa menjawab dengan baik masalah cause
and effect dalam plot ceritanya.
Padahal, Danur 3: Sunyaruri
sudah memiliki tata teknis yang berkembang secara signifikan dibandingkan
dengan film pertama dan keduanya. Bahkan, Prilly Latuconsina pun juga bermain
semakin bagus dibanding yang lainnya. Memang, secara atmosferik horor dan
jumpscares masih saja generik, apalagi dalam pemilihan plotnya. Tentu, hal ini
membuktikan bahwa Danur 3: Sunyaruri
bukanlah horor yang dibuat tak sembarangan.
Masih ada perhatian khusus dari sang sutradara dan rumah produksinya
agar Danur 3: Sunyaruri bisa terlihat
mewah di kelasnya. Apalagi, film ketiganya sudah dilengkapi dengan format Dolby
Atmos. Meskipun, hal terbaik dalam ini masih ada di dalam teaser filmnya. Danur 3: Sunyaruri harus terjerembab
dengan permasalahan film horor Indonesia yang itu-itu aja. Tensi horornya pun
tak begitu kuat, tetapi setidaknya Danur
3: Sunyaruri masih menyampaikan ceritanya dengan utuh. Setidaknya di 45
menit pertamanya, sih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar