Sabtu, 11 Juni 2022

DOCTOR STRANGE IN THE MULTIVERSE OF MADNESS (2022) REVIEW: Film Khas Sam Raimi di Jagat Sinema Marvel


Fase empat semakin melebarkan dunianya dengan beberapa pernyataan terhadap multisemesta yang sudah hadir menggoda penontonnya di beberapa judul film atau serial televisi milik Marvel Cinematic Universe. 

WandaVision, Loki, dan Spider-Man: No Way Home hadir mempertegas pernyataan multisemesta yang sepertinya akan menjadi poin utama di fase keempatnya. Maka, tak heran apabila sang (mantan) Sorcerer Supreme, Doctor Strange juga akan melebarkan cerita di film selanjutnya tentang Multisemesta. Maka, hadirlah, Doctor Strange In The Multiverse of Madness yang memiliki koneksi langsung dengan WandaVision. Terlebih, munculnya karakter Wanda Maximoff yang sudah bertransformasi sebagai Scarlet Witch sejak peristiwa yang ada di Westview itu.

Menggantikan Scott Derrickson, Sam Raimi ditunjuk oleh Kevin Feige untuk memberikan komando di sekuel terbaru dari Doctor Strange ini. Para pemain lama pun, kembali hadir dengan beberapa tambahan karakter baru seperti America Chavez yang diperankan oleh Xochitl Gomez yang semakin memperkeruh konflik dari Doctor Strange di dalam filmnya. 

Tanpa basa-basi, Doctor Strange in the Multiverse of Madness dibuka dengan pertempuran Supreme Strange dan America Chavez melawan Gargantos yang memperebutkan kitab Vishanti. Tetapi pertarungan semakin tak terarah dan kepanikan America Chavez membuat dirinya bisa membuka multisemesta dan menyeretnyanya beserta Gargantos ke semesta masa kini dari Doctor Strange (Benedict Cumberbatch). 

Doctor Strange yang sedang menghadiri pernikahan mantannya, Christine Palmer (Rachel McAdams) harus menghadapi Gargantos yang memporakporandakan seluruh kota. Tentu saja, pertemuan Doctor Strange dengan America Chavez membahas tentang multisemesta mengingatkan dia tentang sosok yang pernah mengalami hal serupa. Salah satunya adalah Wanda Maximoff (Elisabeth Olsen) dan di sini perjalanan mereka menyelami multisemesta dimulai. 

Ini adalah film milik Sam Raimi yang ada di dalam Marvel Cinematic Universe. 

Terlihat sekali, bagaimana Kevin Feige sepertinya membebaskan salah satu sutradara ternama dari Hollywood ini dalam mengarahkan Doctor Strange in the Multiverse of Madness. Ada banyak elemen-elemen yang khas dari penyutradaraannya yang disematkan di dalam sekuel karakter jagoan di Marvel Cinematic Universe ini.

Tak salah apabila dalam promosinya, Kevin Feige menyatakan Bahwa ini adalah film horor yang ada di MCU. Sam Raimi memang tak main-main menggabungkan elemen-elemen horor ke dalam Doctor Strange in the Multiverse of Madness. Bahkan, sebagai referensinya, Doctor Strange in the Multiverse of Madness layaknya Sam Raimi berusaha nostalgia dengan film-film lamanya. Dari The Evil Dead Trilogy era Bruce Campbell, Drag Me To Hell, bahkan Spider-Man pun cita rasanya masih melekat kental di sekuel ini.

Pun, jagonya Sam Raimi adalah membuat adegan-adegan horornya dengan sangat baik. Tak hanya jump scares, tetapi juga atmospheric. Bahkan, unsur horor campy dengan visual yang trippy pun juga ada di Doctor Strange in the Multverse of Madness ini. 

Yang menjadi kendala adalah penulisan naskahnya yang sepertinya tak punya ruang bergerak lebih.

Michael Waldron terlihat kewalahan dalam menceritakan problematika utama dari Doctor Strange in the Multiverse of Madness. Dengan kompleksitas mengenalkan multisemesta yang jauh lebih besar dan dampak-dampaknya terhadap karakter-karakter yang ada di film ini, membuat paruh kedua film ini terasa berjalan di tempat. Durasinya yang hanya 126 menit, membuat film ini tak sepenuhnya bisa berkembang.

Dari penokohan karakternya serta penggalian tentang multisemestanya yang kompleks ini terasa tertahan. Seperti ada yang harus disembunyikan oleh Sam Raimi, menahan hasratnya untuk jauh lebih gila demi tetap berada di satu visi yang sama dengan Kevin Feige sebagai empunya Marvel. Pun, seakan Sam Raimi juga tak mau melupakan tujuan utama filmnya bahwa film ini memang seharusnya menjadikan Doctor Strange sebagai bintang utamanya.

Sehingga, Kameo di film ini mungkin hanya sebagai bonus saja. Bukan memiliki signifikansi cerita layaknya film Spider-Man: No Way Home. Beberapa penggemar garis keras dari Marvel mungkin merasakan kekecewaan. Tapi, Sam Raimi dan Kevin Feige sudah melakukan hal yang benar. Mengembalikan tujuan utama film-film satuan karakter adiwira Marvel ini menjadi tempat karakternya berkembang. Bukan hanya sebagai festival kameo untuk memuaskan hasrat penggemar garis kerasnya saja.

Meskipun, Doctor Strange harus kalah saing dengan performa Elizabeth Olsen sebagai Scarlet Witch. Kompleksitas karakternya, transisi emosinya, dari Wanda Maximoff menjadi Scarlet Witch. Dari segala kerapuhannya hingga menjadi karakter penuh amarah mampu ditranslasikan dengan baik. 

Apabila orang-orang menganggap bahwa kameo di film ini adalah twist terbesar dalam filmnya, tentu salah. Scarlet Witch dan kehadirannya sebagai musuh utama serta atmosfer horor di setiap kemunculannya adalah twist utama dari Doctor Strange In The Multiverse of Madness. Sayang sekali, apabila hal ini dibocorkan terlebih dahulu dibanding dengan kemunculan kameonya oleh penggemar yang sudah menonton filmnya. 

Doctor Strange In The Multiverse of Madness memang bukan entry yang kuat di Marvel Cinematic Universe. Tetapi, ini menjadi salah satu turnover bagi para penggemarnya bahwa film-film Marvel sudah berusaha untuk terlihat berbeda di setiap filmnya meskipun hal ini sudah sering terjadi di film-film sebelumnya. Memperlihatkan pula bahwa Kevin Feige Sudah memberikan kebebasan kepada seorang sutradara untuk menggunakan kekhasan mereka dalam mengarahkan sebuah film di jhagat film adiwira miliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar