Jumat, 29 Maret 2013

REVIEW + 3D REVIEW - G.I. Joe - Retaliation

G.I. Joe adalah sebuah mainan yang diluncurkan oleh Hasbro. Hollywood pun menjadikannya sebagai ladang uang. Film pertamanya pun sukses di Box Office. Tetapi juga sukses mendapatkan berbagai kritikan pedas serta merampok banyak Razzie Awards. Dengan bergantinya kursi sutradara, Jon M. Chu, kali ini G.I. Joe kembali di installment nya yang kedua. apakah akan mengalami kenaikan kualitas?

Tetap menceritakan setelah film pertamanya. kelompok G.I. Joe yang kali ini berusaha sekali lagi untuk menuntaskan kembali tugas kenegaraannya. Tetapi kali ini kelompok ini pun dikhianati sendiri oleh negaranya. Karena presiden mereka sendiri pun disekap oleh Zartan (Arnold Vosloo) dan dirinya pun menyamar menjadi presiden. G.I. Joe pun diserang. Pemimpin mereka Captain Duke (Channing Tatum) tewas ditempat. Roadblock (Dwayne Johnson), Lady Jaye (Adrianne Palicki), dan Flint (D.J. Cotrona) berusaha untuk mencari pelaku yang menyerang G.I. Joe.
http://www.aceshowbiz.com/images/still/g-i-joe-retaliation-image03.jpg
A Little bit better from the story than it predecessor. But, It still bad
G.I. Joe adalah sebuah film adaptasi mainan Hasbro. Sejauh ini, adaptasi dari mainan milik Hasbro pun tak mempunyai cerita yang mumpuni. Contohnya Transformers, Battleship, dan seri pertama G.I. Joe. Film pertamanya pun memang sangat gagal. Hanya saja Box Office berbicara. G.I. Joe pun berhasil menyabet beberapa nominasi piala Razzie Awards, ajang penghargaan film terburuk tahun 2010. Pun begitu dengan filmnya yang kedua ini. Sepertinya menunjuk Jon M. Chu sebagai sutradara sekuelnya juga bukanlah keputusan yang bijak. Jon M. Chu sendiri lebih dominan menangani film-film dengan genre musikal yang cheesy. Lalu di film ini, Jon M. Chu bereksperimen. Apa yang coba Jon M. Chu tawarkan di film ini pun memang akan dibuat lebih serius dan lebih baik. Well, setidaknya memang iya. Apa yang coba ia tawarkan pun sedikit mengalami perkembangan. Sekali lagi hanya sedikit. Tetapi tetap saja semua itu gagal. Semua yang diracik oleh Jon M. Chu pun gagal. Ceritanya pun kosong. Apa yang coba Jon M. Chu tawarkan pun tak bisa dieksekusi dengan baik olehnya dan penulis naskahnya. Bahkan narasi, dialog, serta ceritanya pun dibuat seolah-olah lebih berbobot meski hasilnya pun hanya stupidity beruntun yang akan membuat penontonnya berkali-kali menguap. Beberapa cara penceritaan film ini pun berbuah tak manis. Cara Jon M. Chu mengeksplor berbagai latar belakang Jinx pun sangat cepat sekali serta beberapa kali membingungkan. Adegan yang mungkin harusnya bisa lebih fokus antara Jinx dan Snake Eyes pun diselipi scene Storm Shadow yang sedang melakukan penyembuhan. Well, cara mereka pun tak efisien untuk menggali lebih dalam siapa itu Jinx. Tak hanya Jinx beberapa karakter lainnya pun tak digali lebih lagi. Hingga akhirnya semuanya terasa nanggung. Paruh awal film ini pun sepertinya memberikan performanya yang baik (baik dalam ukuran ini bisa disimpulkan sendiri). Untuk seterusnya, jangan harapkan adanya beberapa cerita yang baik. Bahkan semuanya tidak fokus, berantakan, tak bisa dicerna akal pikiran, stupidity dialogue and scene pun semakin memperparah film ini. Ceritanya begitu tidak fokus pun banyak mengambil alih film ini. Hasilnya beberapa premis menarik (meskipun cliche) pun tak bisa dieksplor lebih banyak lagi. Banyak sekali adegan-adegan yang terkesan menghambur-hamburkan. Semua adegan itu hanya untuk penyesak durasi saja. Pace cerita pun labil. Ditengah-tengah film ini pun sangat cepat dengan penceritaan ala kadarnya. Penyelesaian film ini pun melambat. Hal yang ingin dibilang kompleks pun menjadi membosankan. Tak ada yang bisa menyelamatkan betapa buruknya film ini. Meskipun dalam ukuran aksinya yang akan lebih mendominasi beberapa dari durasinya yang berkisar sekitar 95 Menit ini.
http://4.bp.blogspot.com/-bYQRRQChcss/T5gn84vT9MI/AAAAAAAALAg/TrNXGaF7vWk/s640/G-I-Joe-Retaliation-Exclusive-Theatrical-Trailer.jpg 
 Stop it Hollywood, I Smell another sequel project for this BAD movie
Jon M. Chu tak berbuat banyak oleh filmnya dan tak menyelamatkan film ini dari keseluruhannya. Filmnya yang kedua pun tak begitu memberikan perubahan signifikan. Bahkan entah kenapa saya lebih menyukai installment pertamanya ketimbang yang kedua. Ask why? saya kira Jon M. Chu membuat film ini menyimpang dari segi genre yang ditawarkan di film pertamanya. Film ini pun digubahnya menjadi sebuah film Full-Action yang tak memiliki berbagai alat canggih yang sangat hampa. Mungkin adegan aksi yang diberikan di film ini dikategorikan sangat banyak. Tetapi, entah kenapa semuanya terasa sangat membosankan, kosong, tak mengasyikkan dan sebagainya. Tak ada yang kecantol diotak. Hanya rasa bosan yang menyergap otak dan ingin film ini selesai. Tak ada adegan asik yang ditawarkan semuanya stereotype. Well, hanya adegan aksi di gunung salju yang mungkin akan memberikan sensasi asik yang mendebarkan sisanya? Kosong. Mungkin jika ingin sebagai pencerminan, Fast Five yang mungkin menyimpang dari genre tetapi that was the best sequel from Fast Furious movie. Tetapi buat apa dibandingkan. G.I. Joe kali ini pun tak bisa dibandingkan dengan beberapa film lainnya bahkan dengan film seri pertamanya. Berbeda dengan yang pertama, aksinya lebih mengasyikkan. Permainan CGI di film pertamanya pun sangat banyak dan memanjakan mata. Adegan dengan High Technology yang membuat saya setidaknya betah melihatnya. Di film ini pun Less CGI. Hanya memperlihatkan bagaimana kota London yang hancur lebur dalam beberapa detik yang unmemorable. Well, tak ada yang mengasyikkan dan saya pun tak menaruh ekspektasi yang begitu tinggi di ceritanya. Saya hanya menantikan bagaimana asiknya film ini dalam format 3D dengan banyaknya CGI yang bertebaran layaknya film pertamanya. But, sudah tak menaruh ekpektasi tinggi dan saya pun dikecewakan oleh jarangnya CGI serta Penggunaan format 3D yang tak ada gunanya. Format 3D-nya pun palsu. Tak ada yang bisa dilebih-lebihkan. Cast film ini pun sepertinya juga tak seberapa serius saat bermain di film ini. Hanya saja ada pemanis film aksi yaitu Bruce Willis dan juga Dwayne Johnson yang setidaknya membuat film ini pas untuk adegan aksinya. Serta paras cantik milik Adrianne Palicki yang setidaknya pemanis film ini yang sudah membuat kecewa saya karena less-CGI. 
Overall, G.I. Joe : Retaliation is not important Sequel. It has no significant quality increment. Just a little bit better from it first installment from the story. What makes me more disappointed is the Less CGI thing that this movie did and the 3D was fake. Well, i know which gonna be my worst movie list. 

I will review this movie on 3D and you will know how fake this 3D movie effect. 
Brightness
Kecerahan film ini pun sedikit gelap jika disaksikan dalam format 3D. 

Depth
Depth nya tidak terasa. Apalagi jika setting film ini pun di dalam ruangan. Tak ada yang istimewa dalam tampilan kedalaman filmnya. 

Pop Out
Hampir tak ada. Seharusnya banyak adegan yang lebih bisa menampilkan efek pop out yang pasti akan memanjakan mata tetapi tak dimaksimalkan. Hanya beberapa bagian yang tak istimewa

Well, tak hanya memberikan kualitas film yang buruknya minta ampun. Tetapi, kualitas 3D-nya juga tak memberikan hal yang istimewa. One Package Bad Movie.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar