Lion diangkat dari kisah asli dari Saroo yang telah ditulis dalam
sebuah novel. ‘A Long Way Home’ adalah buku yang mendasari Garth Davis untuk
mengarahkan filmnya. Naskah adaptasinya diserahkan kepada Luke Davies untuk
menentukan struktur ceritanya. Dev Patel dipercaya untuk menggambarkan sosok
asli dari Saroo dewasa. Ada pula Sunny Pawar yang memerankan Saroo di fase
masih kecil. Film ini pun dibintangi oleh beberapa nama lain seperti Nicole
Kidman dan Rooney Mara.
Tema-tema tentang menemukan kembali rumah memang sudah biasa dan
sering hadir di berbagai film sebelumnya. Tetapi, tak ada salahnya apabila
tema-tema seperti ini kembali diangkat ditambah dengan pengarahan yang begitu
kuat dan memiliki dampak kepada penontonnya. Lion milik Garth Davis ini kembali
hadir mengusung tema yang generik ini dan dikemas ulang menjadi sesuatu yang
segar. Hal itu dikarenakan bagaimana Garth Davis punya sensitivitas yang
berhasil membuat Lion begitu hidup dan emosional.
Orang akan menganggap film-film dengan tema yang diangkat oleh film
Lion bukanlah sesuatu yang baru dan mendapat apresiasi. Benar, memang tak ada
yang baru dari plot cerita di dalam film Lion. Segala ceritanya berjalan linear
dan penuturannya memang memiliki linimasa cerita yang runtut seperti babak
kehidupan nyatanya. Tetapi, Lion memiliki sesuatu yang berbeda di hal lain
yaitu bagaimana Garth Davis menceritakan setiap babak kehidupan dari Saroo.
Garth Davis tahu bahwa film-film bertema seperti ini tak memiliki gaya
penuturan cerita yang baru. Semuanya akan jatuh menjadi film yang generik
dengan film-film sebelumnya. Tetapi, Garth Davis mampu memberi sesuatu yang
kaya dan akan membuat penontonnya sangat menikmati Lion di durasinya yang
mencapai 118 menit. Poinnya adalah bukan dari bagaimana film Lion bisa
memberikan sesuatu yang baru di dalamnya. Layaknya Saroo yang punya keinginan
teguh mencari rumahnya, Garth Davis juga ingin membuat penonton merasakan
setiap proses penuturannya lewat Lion.
Ini adalah sebuah kisah tentang Saroo kecil (Sunny Pawar) yang kala
itu ingin ikut sang kakak, Guddu (Abhishek Bharate) mencari nafkah untuk
membantu Ibunya. Di sebuah stasiun saat malam hari, Guddu menyuruh Saroo untuk
diam di sebuah bangku stasiun agar tak hilang selagi Guddu mencari sesuatu. Merasa bosan, Saroo pun terlelap tidur dan
ketika dia bangun Guddu masih belum kembali. Di tengah dia mencari Guddu, dia
masuk ke dalam sebuah kereta dan tak sengaja terlelap lagi di dalam kereta itu.
Kereta itu ternyata membawanya ke Calcutta, tempat yang sangat jauh
dari rumahnya. Perjuangan Saroo bertahan hidup pun susah, hingga akhirnya Saroo
dibawa ke sebuah penampungan anak-anak.
Saat berada lama di tempat penampungan karena tak ada yang mencarinya,
Saroo diadopsi oleh Sue (Nicole Kidman) dan John Brierley (David Wenham) yang
berasal dari Australia. Setelah tinggal lama, Saroo yang sudah beranjak dewasa
(Dev Patel) merindukan kembali rumahnya yang dulu.
Menonton Lion memang tak perlu berusaha terlalu keras mencocokkannya
dengan berbagai bidang keilmuan. Cukup menontonnya dengan tenang, maka Lion
akan sangat mudah dinikmati oleh berbagai kalangan. Cerita Lion harus diakui
memang sangat linear dan itu membuat penontonnya akan dengan mudah menebak
bagaimana kelanjutan setiap ceritanya. Tetapi, sekali lagi, sajian Lion sebagai
sebuah film bukan sekedar menunjukkan sebuah superioritas, melainkan tentang
merasakan setiap adegannya.
Proses penyampaian di dalam film Lion lah yang perlu dirasakan oleh
penontonnya. Garth Davis berhasil menampilkan berbagai adegan emosional. Garth
Davis tahu detil cerita mana yang akan membuat penontonnya terenyuh, merasakan
sebuah pahit manisnya perjalanan proses kehidupan Saroo mulai kecil hingga
tumbuh dewasa. Garth Davis punya sensitivitas itu dalam mengarahkan Lion
sehingga di setiap detil kecil filmnya memiliki emosi tanpa perlu
menggebu-gebu.
Memang, tak berarti Lion adalah sebuah film yang sempurna. Penyampaian
dari Garth Davis memang beberapa kali terasa lepas dari ritme apalagi di awal
film. Penonton akan berusaha meraba siapa Saroo dan keluarganya agar dapat
terkoneksi. Meskipun ketika sudah memiliki ritmenya, poinnya maka bukan siapa
Saroo dalam film Lion, tetapi seperti apa Saroo dalam film Lion yang semakin
bertambah durasi karakter ini juga akan semakin berkembang.
Teringat sebuah adegan di mana Saroo dan Sue yang diperankan oleh
Sunny Pawar dan Nicole Kidman di sebuah kamar mandi. Sue sedang menatap Saroo
yang sedang membersihkan diri, memperlihatkan bagaimana seseorang merindukan
sesuatu di dalam hidupnya. Meski adegannya begitu tenang, Garth Davis mampu
mengarahkan Nicole Kidman agar dapat dirasakan oleh penontonnya. Itulah Lion
yang berusaha menonjolkan pesan tentang Rumah adalah tempat yang nyaman untuk
beristirahat.
Setiap karakter di dalam film Lion memiliki representasi atas pesan yang
berusaha ditampilkan oleh Garth Davis. Di durasinya selama 118 menit, Lion
berisikan tentang orang-orang yang sedang rindu akan ‘Rumah’, tempat yang
tenang dan sejenak melupakan kehidupan yang berat. Saroo yang merindukan Guddu,
Sue yang merindukan kehadiran anak di dalam keluarganya. Gambaran setiap
karakter ini mengingatkan penontonnya bahwa Rumah bukan hanya sekedar sebuah
bangunan, melainkan memiliki arti yang menenangkan, ketika mengingatnya saja
hati sudah terasa tentram.
Penuturan dan pesannya tentang rumah yang tentram dan nyaman diperkuat
dengan tata sinematografi oleh Greig Fraser yang lembut dan mendayu. Pas dengan
bagaimana alur dan ritme film ini melaju. Belum lagi denting piano yang cantik
sebagai scoring yang mengiringi setiap adegan di film ini. Dibuat begitu
sederhana oleh Dustin O’Halloran dan Hauschka untuk memperkuat sensitivitas
pengarahan dari Garth Davis ini sendiri.
Maka, inilah Lion yang mengingatkan penontonnya akan rasa rindu akan
rumah. Mengingatkan penontonnya akan Rumah yang tak hanya diartikan secara
harfiah sebagai sebuah bangunan yang menampung satu keluarga. Tetapi arti Rumah
yang menekankan pada tempat istirahat yang nyaman dan tenang. Garth Davis
berusaha melekatkan makna itu pada setiap karakter-karakter di Film Lion.
Dengan kemasannya yang sederhana dan linear, Garth Davis mampu memberikan emosi
yang kaya di setiap adegannya. Mengarungi setiap babak demi babak proses
kehidupan Saroo yang berkembang hingga menjadi sebuah individu yang kuat. Dan
ketika judul ‘Lion’ muncul sebagai penutup adegannya, maka penonton akhirnya
dapat merasakan bahwa inilah Rumah yang dirindukan.
Film yang baik.
BalasHapusWatch Lion online