Film-film rilisan tahun 2018 rasanya sudah banyak sekali yang dirilis
dan beberapa bioskop sudah berusaha untuk mendatangkannya ke dalam negeri. Tak
hanya itu, ada banyak pula film-film rilisan Netflix yang ternyata mencuri
perhatian banyak orang. Bahkan, film-film mereka mampu menjadi nominasi Academy
Awards tahun ini.
Iya, ini udah Maret 2019, tetapi aku juga pengen dong buat kasih kamu
daftar 25 film Terbaik versi Arul’s Movie Review Blog. Tetapi, bisa dibilang list ini agak curang sih, karena di beberapa posisi ada yang benar-benar seimbang dan sayang untuk digeser menurutku. Jadi, mungkin ini lebih dari 25 film kalau dihitung secara total. Mungkin ada beberapa film
yang dipuji banyak orang, tetapi malah tak berpengaruh sama sekali buatku. Ya,
namanya selera sih dan preferensi orang pasti juga beda-beda. Film-film seperti
A Star Is Born, Crazy Rich Asians, Searching, Mission Impossible: Fallout, BlacKkKlansman
dan Bohemian Rhapsody ternyata tak bisa merebut hatiku.
Iya, film-film pilihan itu mungkin bahkan sedang dipuja-puja oleh
banyak orang. Bukan berarti filmnya tak bagus, tetapi tidak cocok saja dengan
diriku yang pemilih ini. Tetapi, sebelum akhirnya masuk ke daftar 25 film
terbaik. 6 Film ini setidaknya sempat mencuri hatiku dan ku taruh dalam list
honorable mention. Film-film ini adalah:
- Black
Panther
-
Upgrade
-
Mamma Mia: Here We Go Again
-
Ant-Man and the Wasp
-
Brother of the Year
- Bad
Times at the El Royale
Jadi, mari
masuk ke dalam daftar 25 Film Pilihan versi Arul’s Movie Review Blog!
25. To All The Boys I've Loved Before (Dir.
Susan Johnson/Netflix)
Film milik
netflix ini diadaptasi dari buku Jenny Han yang ternyata tampil sangat manis.
Chemistry Lana Condor dan Noah Centineo berhasil mencuri perhatian, sehingga
kisahnya romansanya yang terlihat usang bisa tampil segar.
24. Capernaum (Dir. Nadine Labaki/Mooz
Films)
Kisah
seorang anak dengan perjuangannya menjalani hidup ini bisa tampil sangat nyata.
Arti kata Capernaum yang berarti kekacauan ini berhasil diterjemahkan dengan
baik di layar dan dalam kekacauannya, ternyata kisahnya begitu indah dan
emosional.
23. The Miseducation of Cameron Post (Dir. Desiree
Arkhavan/FilmRise)
Kisah
pencarian jati diri Cameron Post di film ini tampil dengan caranya yang tenang
tetapi sekaligus menyerap penontonnya untuk sekaligus ikut larut dalam
perjalanan Cameron Post yang sedang bingung dengan orientasi seksualnya.
22. Sekala Niskala (Dir. Kamila
Andini/Fourcolors Films)
Kamila
Andini berhasil memberikan sebuah film tentang budaya dengan pendekatan seninya
yang bisa tampil tanpa ada pretensi apapun. Sebuah perjalanan spritual yang
jujur, unik, tetapi memberikan emosi dan nyawanya sendiri.
21. Widows (Dir. Steve McQueen/20th Century
Fox)
Mungkin film
ini lebih menyoroti drama para janda yang sedang ditinggal suaminya dengan
pendekatan heist movie itu. Tetapi, itulah yang membuat film ini menjadi sajian
yang menarik. Tensinya hadir lewat dialog dan adegannya yang sangat intens.
20. Leave No Trace (Dir. Debra Granik/Bleecker
Street)
Menghadirkan
sebuah kisah hubungan ayah dan anak dengan cara yang berbeda. Menghadirkan
representasi kelas sosial lain dalam ceritanya dan berusaha mencari arti rumah
itu sendiri dalam perjalanan kisahnya. Subtle, powerful, and also heartwarming!
19. Game Night (Dir. John Francis Daley and
Jonathan Goldstein/Warner Bros Pictures)
Tak akan ada
yang menyangka bahwa film ini ternyata memberikan sebuah performa yang solid.
Premisnya menarik, eksekusinya apalagi. Sebuah film komedi asik yang bisa
membuat penontonnya menaruh perhatian pada teka-tekinya serta membuat tertawa
tanpa henti!
18.1. A Simple Favor (Dir. Paul
Feig/Lionsgate)
18.2. Thoroughbreds (Dir. Cory Finley/Focus Features)
Mereka seimbang, karena bisa menghadirkan sebuah black comedy di tengah plotnya yang serius. A Simple Favor milik Paul Feig bisa memberikan komedinya yang pas saat kisahnya sedang berjalan menuju jalan cerita yang penuh misteri.
Mereka seimbang, karena bisa menghadirkan sebuah black comedy di tengah plotnya yang serius. A Simple Favor milik Paul Feig bisa memberikan komedinya yang pas saat kisahnya sedang berjalan menuju jalan cerita yang penuh misteri.
Begitu pula dengan Thoroughbreds, yang komedi satirnya bisa berjalan seimbang dengan premisnya dan perkembangan karakternya yang gila.
17. A Quiet Place (Dir. John
Krasinski/Universal Pictures)
Karya
perdana John Krasinski sebagai sutradara ini ternyata berhasil menjadi sebuah
thriller yang bisa memacu jantung penontonnya. Memainkan sebuah tensi di dalam
90 menitnya dengan tenang, perlahan, tetapi pasti. Penonton pun rasanya ikut
menahan nafas saat menontonnya.
16. Wreck-It Ralph 2: Ralph Breaks The
Internet (Dir. Phil Johnston, Rich Moore/Disney)
Sekuel dari
Wreck-It Ralph ini berhasil menjadi sebuah tontonan yang luar biasa imajinatif.
Film ini mampu memberikan gambaran tentang dunia digital dengan cara yang
pintar, menyenangkan, dan juga memberikan referensi pop culture yang luar biasa
melimpah.
15. Christopher Robin (Dir. Marc Forster/Disney)
Terkadang,
film dengan hati yang hangat seperti Christopher Robin ini perlu untuk
ditonton. Apalagi bagi mereka yang sedang ingin lari sebentar dari realita dan
mengingat masa kecilnya yang bahagia. Itulah, yang membuat Christopher Robin
ini terasa spesial sekaligus membuat hati hangat.
14.1. Instant Family (Dir. Sean
Anders/Paramount Pictures)
14.2. Green Book (Dir. Peter Farelly/Universal Pictures)
14.2. Green Book (Dir. Peter Farelly/Universal Pictures)
Instant
Family menjadi sebuah film keluarga yang tak disangka bakal menghibur sekaligus
membuat haru. Hubungan keluarga tanpa darah ini berhasil merebut hati
penontonnya dengan segala perjuangannya agar bisa terlihat seperti keluarga
normal.
Sama seperti Green Book yang juga berusaha agar hubungan pertemanan berbeda ras ini juga sedang berjuang dengan segala isu rasisme yang masih ada. Kisah dengan isunya yang sensitif itu dikemas dengan narasi yang lebih accesible. Pantas bila menang Best Picture di Oscars tahun ini.
13. Ready Player One (Dir. Steven
Spielberg/Warner Bros Pictures)
Jangan
ragukan Steven Spielberg dalam membuat sebuah film dengan cinematic experience
luar biasa. Adaptasi dari buku Ernest Cline ini mampu memiliki teka-teki yang
menyenangkan. Apalagi didukung dengan banyak referensi pop culture di dalam
filmnya.
12.1. First Reformed (Dir. Paul Schrader/A24)
12.2. Blindspotting (Dir. Carlos Lopez
Estrada/Foley Walkers Studio)
Blindspotting
berhasil membicarakan isu sosial dengan caranya yang stylish sekaligus
emosional. Film ini berusaha untuk meyakinkan bahwa tak perlu berusaha menjadi
bagian dari satu kaum tertentu, karena bukan malah membuatnya terangkat
derajatnya tetapi malah menambahi masalah itu sendiri.
Begitu pula
dengan First Reformed yang berusaha mematahkan generalisasi tentang satu sosok
tertentu. Karena pada dasarnya, manusia akan memiliki sebuah kesalahan yang
sama satu sama lain.
11.1. Annihiliation (Dir. Alex
Garland/Paramount Pictures)
11.2. Spider-Man: Into The Spider-Verse (Dir. Bob Persichetti, Peter Ramsey, Rodney Rothman/ Sony Pictures)
Berbeda
dengan Spider-Man: Into The Spider-Verse yang membuat alternate universe-nya menjadi sajian yang menyenangkan dan
menghibur. Tetapi, keduanya sama-sama cerdas.
10.1. Cold War (Dir. Pawel Pawlikowski/Opus
Film-Amazon Studios)
10.2. Can You Ever Forgive Me (Dir. Marielle Heller/Fox Searchlight Pictures)
Keduanya
berhasil bermain dalam ranah kisah dengan sudut pandang yang berbeda.
Cold War
menjadikan kisah cinta antara kedua insan manusia dengan latar belakang yang
berbeda ini menjadi metafora tentang setting kisahnya yang sedang dalam perang
dunia dengan sajian yang tragis tetapi manis.
Can You Ever
Forgive Me ini bisa bermain dalam kisahnya yang menceritakan sosok kriminal
tetapi berhasil menarik simpati dari penontonnya. Bahkan, ikut hanyut dalam
kisah jatuh bangunnya dalam membangun karir kriminalnya. Keren!
9.1. Love Simon (Dir. Greg Berlanti/Fox 2000
Pictures)
9.2. Boy Erased (Dir. Joel Edgerton/Focus Features)
Love Simon
menyoroti kehidupan remaja gay yang sedang berusaha untuk mengakui dirinya dan
menginginkan pasangan layaknya remaja pada umumnya.
Meski tetap
dengan tema kisah gay, Boy Erased menyoroti hal lain. Filmnya berusaha menyorot
praktek penyembuhan orientasi seksual di sebuah gereja yang ternyata berdampak
buruk tanpa mengerdilkan kedua belah pihak yang bertolak belakang ini.
8.1. Eighth Grade (Dir. Bo Burnham/A24)
8.2. Mary Poppins Returns (Dir. Rob Marshall/Disney)
8.2. Mary Poppins Returns (Dir. Rob Marshall/Disney)
Eighth Grade
memberikan realita tentang kisah pubertas anak perempuan generasi zaman
sekarang dan juga interaksinya dengan sebaya. Filmnya terasa jujur dan dalam.
Mary Poppins
Returns mengajak kita untuk kembali menjadi sosok anak-anak yang polos dan
itulah yang menjadi solusi dalam setiap masalah. Belum lagi, adegan musikalnya
elegan dan filmnya sangat berwarna!
7. Incredibles 2 (Dir. Brad Bird/Disney)
Sekuel dari
The Incredibles di tahun 2004 ini ternyata masih bisa menjadi sajian yang
sangat asyik dan menyenangkan untuk ditonton. Bahkan, memberikan pesan tentang
kesetaraan gender dengan cara yang ringan dan bisa diterima oleh semua
kalangan.
6.1. Hereditary (Dir. Ari Aster/A24)
6.2. Burning (Dir. Lee Chang-dong/Pinehouse Films-Now Film-NHK)
Kedua film ini dibalut oleh banyak misteri.
Kedua film ini dibalut oleh banyak misteri.
Hereditary
memberikan kengerian lewat ketidakpastian penonton menerima informasi dalam
filmnya dan membuatnya menerka-nerka apa yang terjadi sehingga asumsi itu
menganggu pikiran penontonnya.
Burnng juga melakukan hal yang demikian. Ketidaktahuan penonton akan dibawa mengikuti perjalanan karakter utamanya yang ternyata menuju dalam sebuah misteri yang tak terungkap. Kedua film ini berhasil membuat penontonnya berasumsi sendiri dalam artian positif.
5. Tully (Dir. Jason Reitman/Focus
Features)
Kisah
seorang Ibu yang mulai lelah menjalani hidupnya ternyata seru untuk dinikmati.
Tully menghadirkan realita bahwa perempuan juga ingin menjalani hidupnya dan
tanpa harus terbebani oleh masalah domestiknya. Kisahnya menarik sekaligus
emosional sekali.
4. Avengers: Infinity War (Dir. Anthony and
Joe Russo/Disney)
Russo
Brothers berhasil menjadikan Avengers: Infinity War menjadi sajian film manusia
super yang super kompleks tetapi tidak terasa berlebihan. Semuanya pas hingga
adegan akhirnya yang membuat penontonnya terperangah dan rela menunggu Avengers: Endgame datang untuk
menjawabnya.
3. Shoplifters (Dir. Hirokazu Kore-eda/Aoi
Pro-Gaga Pictures)
Koreeda
berusaha merekonstruksi arti dari keluarga itu sendiri. Keluarga yang tak
berjalan dengan semestinya ini berhasil menghangatkan hingga babak akhirnya
yang membuat penonton tak sanggup berkata-kata lagi. Sebuah kritik keras
tentang pemerintahan dengan kisah keluarga yang menyayat hati.
2.1. The Favourite (Dir. Yorgos Lanthimos/Fox
Searchlight Pictures)
2.2. Roma (Dir. Alfonso Cuaron/Netflix)
Keduanya sama-sama mengisahkan tentang perempuan.
Keduanya sama-sama mengisahkan tentang perempuan.
The
Favourite menceritakan bagaimana perempuan pun bisa melakukan apa saja demi
kekuasaan. Menggunakan laki-laki hanya untuk sebatas melengkapi dirinya saja.
Hal yang biasa dilakukan secara sebaliknya. Kemasan komedi unik dari Yorgos
Lanthimos semakin menguatkan betapa sinisnya para perempuan terhadap apa yang
dilakukan laki-laki.
Roma juga
menceritakan tentang perempuan yang pernah jatuh akibat laki-laki. Tetapi
mereka mampu berdiri dan saling menguatkan satu sama lain dan memberikan
pernyataan bahwa mereka pun masih tetap bisa bertahan hidup seperti biasanya.
1. First Man (Dir. Damien Chazelle/Universal
Pictures)
Kisah
utamanya memang menyoroti tentang Neil Armstrong yang sedang berusaha untuk
menjadi manusia pertama yang datang ke bulan. Tetapi, perjalanannya itu dibuat
oleh Damien Chazelle untuk relevan dengan orang yang mengejar mimpinya. Ini adalah
kisah tentang perjalanan mengejar mimpi, cinta, dan bahkan kehilangan. Ryan
Gosling dan Claire Foy bermain dengan cantik. Adegan akhirnya itu tenang tetapi
menyayat hati.
Jadi, ini dia film pilihan di tahun 2018 versi Arul's Movie Review Blog. Kalau pilihan kamu, yang mana nih? Tulis di kolom komentar aja!
Oke... Aku tambahin ke list movie ku ya... Makasih. Jadi ada referensi tambahan...
BalasHapusPernah lihat The Princess Switch (Netflix)... Nggak favorite sih cuma suka aja... Wkwkwk...
Bohemian Rhapsody?
Hapuskebetulan kurang suka sama Bohemian Rhapsody hehe
Hapusincredibles 2 lebih bagus dari first reformed??? waduh harus dipertanyakan ini,
BalasHapushahahha
Hahhaha, selera sih. First Reformed was good, I like Incredibles 2 better. But they both are my best list!
HapusIjin promosi yaa ^^
BalasHapusJOIN NOW WITH US
5758esport.com adalah Situs Taruhan Online Terbesar dan Terpercaya yang menyediakan berbagai permainan populer.
Games yang dihadirkan 5758ESPORT :
Sportsbook
Live Casino
E-Games
Bola tangkas
DominoQQ
Texas poker
Ceme
Poker Dealer
Blackjack
Slot game
Yang dapat anda mainkan hanya menggunakan 1 userID saja.
Promo deposit cashback hingga 100% bagi yang baru bergabung.
Event berhadiah Laptop ROG, Iphone, uang tunai dan masih banyak lagi klik .
Banyak pilihan bank yang bisa digunakan.
Minimal depo 10.000
Aman terpercaya respon cepat, Costumer Service ONLINE 24jam nonstop, sosmed/live chat/call service CS Jenny.
Info lebih lanjut hubungi :
Website : 5758ESPORT
WHATSAPP : +60 14-9158564
WECHAT : www5758esportcom
LINE ID : 5758esport
TELEGRAM : Official5758esport
Email : maju58cs1@gmail.com
facebook : Jenny Grace