Jumat, 23 Mei 2014

X-MEN : DAYS OF FUTURE PAST (2014) REVIEW : WELL-MADE X-MEN MOVIES [WITH 3D REVIEW]


X-Men Universe mengalami pasang surut yang cukup signifikan di setiap filmnya. Terlebih pada trilogi X-Men yang harus ditutup pahit oleh Brett Renner. The Last Stand, mendapat banyak sekali kritikan tajam oleh para kritikus, penonton film, dan fans dari komik X-Men yang sudah berharap lebih dengan babak terakhir dari trilogi X-Men.Untuk membalas kesalahan dari The Last Stand, di tangan Matthew Vaughn, 20th Century Fox membangun kembali dunia X-Men mulai dari awal.

X-Men First Class yang menjadi garapannya menjadi babak baru dari X-Men. Mengulang kembali universe X-Men dari awal mula pertemuan Charles dan Erik. First Class menjadi sebuah harapan bahwa prekuel bisa menjadi tontonan yang mengikat dan sangat bagus. Kali ini, Bryan Singer yang pernah mengerjakan dua seri X-Men di triloginya kembali mengerjakan sekuel dari First Class. Days Of Future Past, judul yang digunakan untuk lanjutannya. 


Days Of Future Past memiliki trailer yang menarik ketika ada unsur time travel di dalamnya. Dunia sudah mulai hancur ketika Sentinel, robot yang digunakan untuk membasmi para mutan itu dibuat dan memburu para mutan satu persatu. Ini membuat para mutan di X-Men mulai panik, Professor X (Patrick Stewart) mengutus Wolverine (Hugh Jackman) untuk melakukan time travel dengan kekuatan milik Kitty Pride (Ellen Page).

Wolverine mendapatkan misi untuk menemukan Charles (James McAvoy), dirinya saat muda untuk menghentikan Mystique (Jennifer Lawrence) dalam usahanya membunuh Trask (Peter Dinklage). Karena usahanya dalam membunuh Trask itulah yang membuat masa depan mutan tidak selamat dan buruk. Wolverine pun juga diutus oleh Magneto (Ian McKellen) untuk menemukan Erik (Michael Fassbender) atau Magneto muda agar bisa bekerja sama untuk menemukan Mystique. 


Bryan Singer made X-Men movies back to the right path.

Bryan Singer sangat berhasil untuk memperkenalkan 2 film X-Men untuk triloginya dengan sangat baik. Setelah dirinya hengkang dari trilogi tersebut, Brett Renner menggantikannya di kursi sutradara dan menutup trilogi tersebut dengan pahit. X-Men trilogi tanpa Bryan Singer pun hancur lebur jika dibandingkan dengan dua film sebelumnya yang sangat bagus. Untuk menghapus kesalahannya yang absen menangani film terakhir X-Men, dirinya kali ini hadir kembali untuk menyetir Days Of Future Past yang diiakui sebagai sekuel dari First Class.

Days of Future Past memiliki kerumitan konsep cerita yang jika saja salah perlakuan mungkin akan membuat film ini gagal. Tetapi 20th Century Fox beruntung ketika mengutus kembali Bryan Singer untuk mengerjakan film X-Men kali ini. Bryan Singer benar-benar berusaha keras agar dengan kembalinya di proyek X-Men bisa menghapus kesalahannya. Dan dirinya berhasil mengantarkan Days Of Future Past sebagai film summer blockbuster yang sangat berhasil.

Days Of Future Past akan membuat penontonnya bertanya-tanya Professor X dan Charles Xavier bisa bertemu satu sama lain. Jangan khawatir, Bryan Singer tahu benar konsep dari time travel yang akan memenuhi segala ekspektasi penontonnya. Inilah yang menarik, time travel yang akan memberikan koneksi terhadap masa lalu dan masa depan para mutan. Menjaga koneksi untuk menghubungkan cerita yang memiliki dua setting waktu yang berbeda adalah hal yang cukup susah. Tetapi, sang sutradara berhasil mengarahkan cerita tersebut dengan sangat baik dan begitu intriguing. 


Penonton akan terpaku dan tidak sadar bahwa mereka telah menghabiskan 130 menit untuk menyaksikan film ini. Tentu, dibantu dengan sokongan naskah yang ditulis oleh Simon Kinberg, Days of Future Past berhasil menceritakan setiap timeline cerita dan plot dengan begitu baik. Days of Future Past bisa dikatakan adalah re-united dari semua film-film X-Men. Semua karakter mutan tumpah ruah di film ini dan dengan porsinya masing-masing. Days of Future Past pun bisa dikatakan sebagai tempat nostalgia bagi para fans X-Men untuk sekedar nostalgia dengan mutan-mutan yang pernah ada di film-film X-Men sebelumnya.

Banyak sekali karakter-karakter masuk yang biasa kita temui di film-film X-Men terdahulu. Sehingga layar akan penuh dengan banyak sekali mutan, di sinilah kepintaran Bryan Singer di uji. Dengan masuknya banyak karakter di film ini bagaimana sang sutradara harus bisa membuat karakternya saling tumpang tindih memenuhi layar dan Days of Future Past berhasil mengemas semua karakter di filmnya dengan porsinya masing-masing. Semua tertata rapi dan cerita inti masih utuh. 


Days of Future Past memiliki cerita yang cukup rumit dengan tambahan karakter yang begitu banyak. Jika saja sutradara tidak memiliki kompetensi yang baik, maka tamat saja film ini. Terlebih juga ada konsep time travel yang semakin membuat film ini semakin rumit. Days of Future Past tidak hanya mengandalkan efek-efek CGI rumit dan ledakan tanpa memiliki cerita yang baik. Toh, film ini tetap memberikan sisi emosional di dalam ceritanya. Pertarungan antar karakternya dibalut dengan sisi emosional yang baik tentu akan menambah poin plus bagi Days of Future Past.

Semenjak First Class milik Matthew Vaughn, X-Men mulai diminati oleh banyak penonton. Karena tanpa di sangka, First Class menjadi tontonan yang sangat memikat di setiap menitnya. Dan semenjak First Class, kepercayaan penonton terhadap X-Men pun melonjak untuk menantikan Days Of Future Past. Dengan arahan Bryan Singer yang baik ini, bisa dibilang memperkuat kepercayaan bagi X-Men universe untuk bersaing dengan film-film Marvel lainnya. Mengembalikan X-Men Universe ke jalan yang benar setelah triloginya yang rusak oleh The Last Stand.


Days of Future Past adalah film X-Men yang memiliki balutan cerita yang cerdas dengan memberikan sisi emosional serta menyelipkan humor agar filmnya benar-benar pas disaksikan saat musim panas. Di setiap menit yang diarahkan dengan baik oleh sang sutradara, penonton akan gampang takjub dibuatnya. Dan untuk ukuran film summer blockbuster, Days of Future Past akan dengan gampang melaju sebagai film summer terbaik di tahun ini. 


Overall, X-Men : Days Of Future Past akan melampaui setiap ekspektasi orang yang mengharapkan filmnya. Dengan arahan yang begitu baik oleh Bryan Singer, tentu film ini melaju sebagai film summer terbaik tahun ini. Banyaknya karakter di film ini memiliki porsi yang benar-benar pas dan tidak saling tumpang tindih. Dan tentu saja, bisa dijadikan ajang nostalgia di film-film X-Men sebelumnya. Ini adalah upaya permintaan maaf oleh Bryan Singer terhadap trilogi X-Men and he got it.


Days Of Future Past juga dapat disaksikan dalam format 3D. Berikut reviewnya

DEPTH
Tidak ada kedalaman yang gambar yang signifikan saat menonton film ini dalam format 3D. Mungkin hanya beberapa adegan saja.

POP OUT
Asap dan butiran salju saja yang dapat berinteraksi baik dengan penontonnya.
 
Menyaksikan X-Men Days Of Future Past dalam format 3D mungkin tidak diwajibkan. Karena tidak ada efek yang begitu signifikan dalam format 3D film ini. Menyaksikan film ini dalam format 2D pun cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar