Senin, 09 Juni 2014

HOW TO TRAIN YOUR DRAGON 2 (2014) REVIEW : FUN RIDE WITH THE DRAGONS [WITH 3D REVIEW]


Tahun ini, film animasi dari production house besar tidak mengambil andil besar untuk meramaikan jagat perfilman Hollywood. Hanya beberapa judul film animasi yang akan meramaikan layar bioskip tahun ini. Serta, Pixar studio akan absen untuk merilis karyanya di tahun ini. Sejauh ini, sudah 4 film animasi dirilis dari rumah produksi yang berbeda. Dreamworks Animation adalah salah satu rumah produksi andalan hollywood di film animasi, sudah merilis salah satu karya mereka yaitu Mr. Peabody & Sherman yang menuai tanggapan positif dari kritikus.

Tetapi, Dreamworks Animation pun masih memiliki karya lain yang akan dirilis di bulan Juni ini. Sekuel dari film Dreamworks terbaik yang pernah dibuat, How To Train Your Dragon. Berselang 4 tahun dari film pertamanya, tentu membuat penontonnya sangat menantikan sekuel ini. Kali ini, semua tanggung jawab film sekuelnya berada di tangan Dean DeBlois. Mulai dari penyutradaraan hingga naskah yang juga ditulis olehnya. Tak ada Chris Sanders yang biasa membantunya di penulisan naskah maupun penyutradaraan. Kali ini, dia hanya duduk sebagai Executive Producers untuk film sekuelnya.


How To Train Your Dragon seri pertama bisa dibilang sebagai film animasi terbaik yang pernah dibuat oleh Dreamworks Animation. Seri pertamanya jelas mendapat tanggapan yang sangat positif dari para kritikus film dan mampu bersaing di nominasi Oscar sebagai film animasi terbaik. Meskipun, harus kalah dengan Toy Story 3 yang memang lebih pantas. Jelas, sekuelnya ini akan menarik minat penonton yang lebih banyak karena reputasi film pertamanya yang sudah sangat baik.


How To Train Your Dragon 2 meneruskan apa yang terjadi di film sebelumnya. Di mana Berk, kota penuh vikings ini sudah hidup rukun dengan banyak naga di sekitar lingkungannya. Hiccup (Jay Baruchel) tetap dengan sifatnya yang suka menjelajah bersama dengan naga kesayangannya, Toothless. Hiccup masih ragu bahwa dirinya bisa menggantikan sang Ayah, Stoick (Gerard Butler) untuk memimpin Berk dan dia mencoba untuk mencari jati dirinya.

Perjalanan jati dirinya pun membawanya ke petualangan baru. Dia pun menemukan sebuah tempat yang ternyata adalah tempat milik Eret (Kit Errington), pesuruh dari Drago Bludvist (Djimon Hounsou) yang sedang memburu para naga untuk menguasai dunia. Hal tersebut membuat Hiccup bertujuan untuk mengubah pola pikir Drago agar tidak memburu para naga. Perjalanan ini malah membuat Hiccup bertemu dengan Valka (Cate Blanchett), sang ibu yang sudah lama berpisah dengannya.


It’s going to be bigger without losing it hearts.

Kepercayaan penonton terhadap sebuah sekuel tentu akan sedikit menurun. Takut akan kecewa dengan sekuel yang tidak bisa tampil prima layaknya film predesesornya. How To Train Your Dragon 2 memperkuat kepercayaan penonton dengan teaser trailer-nya yang mengesankan. Barulah trailer resmi pun diluncurkan dengan banyak sekali hal yang akan membuat penontonnya penasaran untuk menonton film ini secara utuh karena beberapa akan terlihat akan lebih besar ketimbang predesesornya.

Dan How To Train Your Dragon 2 pun menepati janji yang sudah ditawarkan dalam sebuah trailer. This movie was beyond from every people expectation. Film ini jelas menjadi lebih besar ketimbang predesesornya. Memberikan banyak sekali naga-naga baru yang akan membuat penontonnya senang saat menontonnya. Visual animasi yang indah dengan skala yang lebih besar daripada predesesornya yang tentu memanjakan mata.

Menjadi sesuatu yang lebih besar dari predesesornya saja sebenarnya tidak cukup terlebih dari segi teknis dan animasi. Percuma saja jika hal yang lebih besar itu tidak diimbangi dengan cerita yang juga ‘besar’. Tetapi, How To Train Your Dragon 2 tetap memberikan cerita yang berbobot untuk film-film animasi. Dengan subplot yang cukup banyak untuk film ini, tetapi bagaimana Dean Deblois selaku sutradara memperlakukan film ini dengan sangat baik. Membuat cerita-cerita yang ada di film ini pun tertata dengan porsi yang pas.


Dan inilah harusnya sebuah sekuel untuk film animasi. Bukan mengulang formula yang sama dari film predesesornya sehingga jatuh menjemukan. Memang, film animasi memiliki target pasar anak-anak. Tetapi, dengan formula yang itu-itu saja akan membuat penonton dewasa yang sedang menemani anak-anak menonton film animasi akan merasa bosan.  How To Train Your Dragon 2 ini menjadi film animasi sekuel yang tentu lebih besar dari segi teknis tanpa harus kehilangan rasa emosional dan kedewasaan dari segi ceritanya.

Penonton anak-anak dan penonton dewasa pun bisa untuk menikmati film ini tanpa merasa bosan. Dengan cerita milik film ini yang berisi, tentu akan membuat film animasi menjadi sajian film alternatif untuk disaksikan bersama-sama dengan keluarga. Karena film ini memiliki cerita yang heartwarming dengan pesan-pesan moral yang tak perlu menggurui penontonnya. Tentu dengan selipan humor cerdas dan dicampur dengan humor slapstick ala Dreamworks Animation yang tersaji pas.


Ada hal yang berbeda dari How To Train Your Dragon 2 ketimbang dengan film predesesornya. Secara teknis, desain animasi film ini sangat berkembang dibanding dengan film Dreamworks Animation lainnya. Semua visual animasinya terlihat lebih smooth dan memiliki desain yang tidak kaku. Sehingga, visual-visual landscape view dan beberapa desain karakternya akan terlihat lebih nyata dan tidak se-stereotype film-film Dreamworks lainnya. Sebuah kemajuan yang signifikan bila diperhatikan dengan sangat jeli oleh mata penontonnya.

Saat keluar studio setelah menonton How To Train Your Dragon 2 ini, Toothless akan menjadi karakter yang akan diburu oleh penontonnya. Karakternya kali ini disorot lebih dan dibuat lebih menggemaskan ketimbang film pertamanya. Tingkah lucunya akan membuat siapapun tertawa dan ingin membawa pulang karakter naga bergigi ompong ini. Toothless menjadi naga dengan karakter yang menggemaskan dan akan dicintai siapapun.


Overall, How To Train Your Dragon 2 adalah sebuah sekuel yang benar-benar melampaui ekspektasi penontonnya. Dean DeBlois tahu bagaimana caranya menjadikan sekuel ini besar dan berkembang dari segi visual animasinya. Dengan jalinan cerita yang dewasa dan menghangatkan hat dibalut dengan humor-humor cerdas dan karakter yang menggemaskan, yes it will be best animation movies from this year. Awesome!


Seperti kebanyakan film animasi lainnya, How To Train Your Dragon 2 pun dirilis dalam format 3D. Berikut review-nya

DEPTH
Kedalaman yang begitu indah ini menguatkan berbagai visual animasinya yang lebih berkembang. Terutama saat pemandangan-pemandangan indah di film ini yang patut untuk disaksikan.

POP OUT
Pop Out untuk film ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan film-film animasi milik Dreamworks lainnya. Tetapi, akan tetap menyapa penontonnya dengan sangat baik.
How To Train Your Dragon 2 patut disaksikan dalam format 3D. Begitu menyenangkan untuk ikut berpetualang dengan Hiccup dan Toothless serta naga-naga lainnya dalam format tiga dimensi dengan aspek kedalaman yang luar biasa dan efek pop-out yang juga masih bagus. It worth to every penny spent. Go see it on 3D !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar