Berasal dari serial tahun 90-an yang dibintangi oleh Johnny Depp, 21
Jump Street berkesempatan untuk diangkat ke sebuah feature film layar lebar. Ditangani oleh sutradara handal,
Christopher Miller dan Phil Lord serta dibintangi oleh nama-nama papan atas Hollywood
Channing Tatum dan Jonah Hill di pion utama film ini. 21 Jump Street pun
mendapatkan kritik postif dari para kritikus film karena berhasil menyajikan
film buddy cop action comedy yang segar.
Di akhir film 21 Jump Street pun terlihat bahwa film ini akan memiliki
sekuel untuk melanjutkan perjalanan film pertamanya. 22 Jump Street adalah
jawaban untuk sekuel film ini. Tetap memiliki barisan kru yang sama dengan film
pertamanya. Christopher Miller dan Phil Lord masih mengarahkan film ini agar
bisa mendapatkan kritik positif lagi dari para kritikus film. And of course
Channing Tatum and Jonah Hill still being couples for the show.
22 Jump Street melanjutkan misi dari akhir 21 Jump Street. Schmidt
(Jonah Hill) dan Jenko (Channing Tatum) kali ini harus menyamar untuk menjadi
mahasiswa di MC State. Mereka ditugasi oleh atasan mereka Captain Dickson (Ice
Cube) untuk menyelidiki kasus pengedaran narkoba bernama WhyPhy (Work Hard Yes,
Play Hard Yes). Narkoba tersebut membuat seorang mahasiswi tewas saat kuliah
disana.
Jenko dan Schmidt pun menjalankan misi tersebut dan mencari tahu siapa
dalang dari pengedaran narkoba tersebut. Hal tersebut membawa Jenko untuk dekat
dan masuk ke tim football. Dia pun bertemu dengan Zook (Wyatt Russell) yang
membuat Jenko merasa sama ketimbang dengan Schmidt. Jenko pun terlihat mulai melupakan
Schmidt dan juga misi mereka masuk ke MC State.
Miller-Lord know how to Reuse the predecessor’s template
Film komedi dan sekuel, bisa jadi menjadi sesuatu yang baik dan bisa
jadi jatuh menjadi sajian yang itu-itu saja. Menilik dari trailer film 22 Jump
Street yang dirilis oleh pihak Sony Pictures beberapa waktu sebelum film ini
tayang, banyak sekali menunjukkan film ini sangat persis dengan film
predesesornya. Menggunakan template yang sama belum tentu akan menghasilkan output yang sama bagusnya. Lihat saja
sekuel dari The Hangover yang juga
jatuhnya formulaic.
Tentu, pintar-pintarnya sang sutradara untuk menggunakan kembali
template yang sama itu dengan olahan yang pas. Dan, 22 Jump Street adalah film
yang menggunakan template yang sama dari predesesornya tetapi bisa menyaingi
apa yang sudah disajikan oleh film pertamanya. Christopher Miller dan Phil Lord
tahu benar bagaimana menyajikan template yang formulaic itu menjadi sajian yang
masih segar dan menyenangkan.
Tentu jangan harapkan adanya alternatif lain dari segi cerita. 22 Jump
Street menempelkan semua apa yang sudah ada di film pendahulunya. Hanya
beberapa yang diganti, seperti membalik kaset pita dari side A ke side B.
Memiliki sisi yang sama hanya saja polanya saja yang akan berbeda. Tetapi,
bagaimana Chris Miller dan Phil Lord mengembangkan pola yang sama itu menjadi
sajian yang segar perlu diacungi jempol.
Beberapa adegan akan sangat terlihat mengekor dari formula 21 Jump
Street. Apa yang mereka cari, problematika antara kedua karakter utama juga
sama, hanya saja siapa yang lebih menonjol berbeda. Tetapi mereka bisa
mengembangkan kreatifitas mereka sehingga adegan-adegan yang seperti mengulang
film pendahulunya ini tetap akan mengundang penontonnya. Naskah yang digarap
oleh Michael Becall ini berhasil dieksekusi dengan kreatif oleh duo sutradara
film ini. Membuat beberapa adegan akan lebih intens dan lebih besar juga dengan
banyak sekali referensi yang digunakan.
22 Jump Street tetap memberikan aksi komedi yang akan mengikat
penontonnya. Dengan jokes andalan yang digunakan pun sebenarnya masih
menggunakan racikan yang sama. Tetapi, Duo sutradara ini menambahkan beberapa
hal agar 22 Jump Street lebih segar seperti 21 Jump Street. Tentu, tambahan
jokes yang lebih smart dan satir dengan banyak referensi di film ini.
Referensi-referensi dari superhero, beberapa film action klasik, serta
pop culture lainnya yang diselipkan
untuk disindir pun mengena untuk menontonnya. Menyindir dengan intensitas yang
lebih besar serta begitu terlihat di
dalam film ini and yes its very work for
it. Dan tak lupa mereka berdua masih setia dengan selingan humor-humornya
yang jorok sehingga film ini akan memiliki value yang lebih universal kepada penontonnya.
Yang perlu diberi spotlight khusus adalah bagaimana Phil Lord dan Chris
Miller memberikan porsi bromance yang
lumayan besar bagi dua pion utama di film ini. Bromance untuk film ini pun akan
lebih kental dengan porsi dramatisasi yang lebih dalam dan pas. Penonton pun
bisa merasakan ikatan persahabatan yang cukup kuat antara Channing Tatum dan
juga Jonah Hill. Meskipun di film ini mereka memiliki karakter yang berbeda (and their physically looks, of course).
Bromance yang ada di film ini pun
tidak terjadi jika kedua pemeran utama ini tidak memberikan chemistry yang baik.
Kreatifitas masih akan terlihat ketika credit title akan bergulir dari film ini. Beberapa sindirian
tentang film sekuel yang akan mulai usang, cameo
yang surprising meskipun tak selevel
Johnny Depp hal itu begitu menyegarkan untuk dilihat dan merupakan bagian yang
menarik dari film ini. 22 Jump Street berhasil melaju dan berdiri sejajar
dengan 21 Jump Street. Menunjukkan bahwa sekuel bukanlah bencana untuk sebuah
film dengan catatan, sang sutradara harus bisa mengolah dan mengembangkan
sebuah film sekuel dengan matang.
Overall, 22 Jump Street adalah film sekuel yang menggunakan formula
yang sama dengan predesesornya. Dengan usaha sedikit otak-atik sana sini dari
cerita tetapi tetap memiliki banyak momen yang sama persis dengan 21 Jump
Street. Tetapi, Bagaimana Phil Lord dan Chris Miller mengembangkannya dengan
sangat kreatif membuat sekuelnya kali ini menjadi segar. Of course it will be
fun movies to watch for this summer. And feel the Spring Break, B**ch!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar