Film animasi buatan Illumination Pictures ini tak disangka menjadi sleeper hit, tak hanya dalam segi
kuantitasnya di Box Office tetapi juga mendapatkan pujian oleh para kritikus. Despicable Me hadir menjadi sebuah franchise yang sangat
menjanjikan, terlebih ketika sidekick karakter
di dalam film ini berhasil mencuri semua orang. Dan pada akhirnya, film ini pun
dinantikan oleh banyak orang karena ingin menyaksikan tingkah jenaka para
karakter sidekick yaitu Minions.
Yang membuat sekuel kedua dari Despicable Me tak lagi bisa sekuat
filmnya yang pertamanya adalah screen-time
dari Minions membuat distraksi plot utama filmnya. Tetapi, hal tersebut
malah membuat sosok Minions ini semakin memiliki nama dan membuat penontonnya
ingin menyaksikan film selanjutnya. Meskipun pada akhirnya Minions memiliki
filmnya sendiri, tetapi Illumination Pictures tetap menjadikan kesuksesan
filmnya sebagai alasan membuat instalmen ketiga.
Pierre Coffin sebagai pencetus seri ini kembali mengarahkan film ini
tetapi dengan rekan kerja yang berbeda. Kyle Balda menjadi pengganti Chris
Renaud untuk mendampingi Pierre Coffin dalam mengarahkan seri ketiganya.
Despicable Me 3 siap untuk kembali memberikan cerita baru kepada penontonnya,
pun dengan para pengisi suara yang masih setia dari seri keduanya. Begitu pula
dengan Cinco Paul dan Ken Daurino juga kembali sebagai penulis naskah seri
ketiganya.
Kali ini, Despicable Me 3 difokuskan kepada Gru (Steve Carell) yang sudah
tak lagi menjadi seorang penjahat dan bergabung ke Liga Anti-Viillain harus
menangkap seorang musuh bernama Baltazhar (Trey Parker). Baltazhar adalah
mantan artis cilik yang sangat terobsesi untuk kembali dikenal karena
reputasinya di dunia pertelevisian yang semakin lama semakin menurun. Oleh
karena itu, Baltazhar merancang sebuah rencana yang bisa membuatnya menguasai
dunia.
Gru hampir saja menangkap Baltazhar hingga pada akhirnya gagal. Gru
hampir saja menyerah hingga suatu ketika ada sebuah berita yang mengatakan
bahwa Gru memiliki saudara kembar. Dru, saudara kembar dari Gru adalah
seseorang yang berbanding terbalik dengan Gru. Dia memiliki kehidupan yang
mewah dan baik-baik saja. Tetapi, Dru ingin menjadi jahat seperti Gru dulu. Sikap
Dru yang ingin seperti Gru membuat Dru terpaksa ikut terlibat dalam menangkap
Baltazhar.
Tak ada yang salah memang apabila Despicable Me memiliki instalmen
ketiga. Toh, film ini pun masih dikategorikan sangat menguntungkan sekaligus
menghibur penonton dengan jumlah yang masif. Tetapi, formula di setiap
instalmen inilah yang perlu diperhatikan agar penonton pun masih bisa merasa
dijaga untuk tetap dihibur oleh seri dari Despicable Me ini. Kesalahan dari
Despicable Me 2 adalah screen time
dari Minions yang mendistraksi cerita, sehingga penonton akan menerima
informasi yang terpecah.
Despicable Me 3 berusaha keras agar tak mengulangi kesalahan tersebut
dan sayangnya penonton tak bisa mendapatkan sebuah penceritaan yang kuat.
Kesalahan di dalam Despicable Me 3 ini adalah bagaimana Kyle Balda dan Pierre
Coffin tak bisa menyatukan ritme dua plot cerita yang menjadi poin penting di
dalam film ini. Informasi yang diberikan di dalam film ini pun banyak, sehingga
terasa bahwa Despicable Me 3 dipaksa untuk ada.
Dosis kelucuan di dalam Despicable Me 3 pun tak bisa memiliki euphoria
yang besar seperti yang mereka lakukan di kedua instalment sebelumnya. Minions
tetap hadir memberikan sedikit kesegaran di dalam plot ceritanya yang kering
dan para Minions tahu tempat mereka yang hanya sekedar sidekick di seri Despicable Me ini. Hal itu memang bagus, tetapi
tak diimbangi dengan bagaimana Kyle Balda serta Pierre Coffin berusaha
mengarahkan filmnya yang sudah keluar jalur ritmenya.
Yang terjadi adalah subplot tersebut berjalan sendiri-sendiri
layakanya dua film yang berusaha digabungkan jadi satu. Keduanya seperti sedang
mengarahkan film mereka sendiri-sendiri sehingga di hasil akhirnya mereka baru
menggabungkannya menjadi satu film yang sama. Ketika penonton berusaha memahami
problematika Gru dan Baltazhar, penonton diberi informasi tentang bagaimana
plot cerita antara Gru dan Dru. Dampaknya, penonton akan melupakan bagaimana
plot Gru dan Baltazhar ini seharusnya juga perlu diselesaikan.
Sehingga, ketika Despicable Me 3 berusaha menyelesaikan plot cerita
tentang Gru dan Baltazhar, penonton sudah merasa lelah terlebih dahulu karena
disibukkan dengan plot cerita Gru dan Dru. Belum lagi ada beberapa cabang plot
lain dengan Minions yang juga semakin mendistraksi bagaimana performa instalmen
ketiganya ini. Selain itu, hilangnya kesinambungan atau korelasi antara setiap
cabang cerita film ini yang membuat penontonnya tak begitu bisa menikmati
Despicable Me 3 ini.
Despicable Me 3 tak memiliki pengalaman sinematik layaknya kedua
instalmen sebelumnya. Dengan plot cerita yang dibuat begitu asal, penonton
hanya merasakan sebuah serial animasi di hari minggu pagi yang biasa mereka
tonton di televisi. Tetapi, serial animasi tersebut sedang melakukan
pertunjukkan spesial yang membuatnya harus memperpanjang durasinya hingga 89
menit. Menonton Despicable Me 3 pun tak bisa memberikan efek apapun setelahnya
selain menemani para penonton anak-anak yang memang menjadi target
segmentasinya.
Oleh karena itu, Despicable Me 3 ini memang tak sepenuhnya gagal dalam
melakukan misinya karena tujuan utamanya untuk menyenangkan segmentasinya masih
saja berhasil. Tetapi, Despicable Me 3 tak bisa memberikan sebuah hiburan
keluarga instan yang bisa dinikmati oleh segala usia. Pengarahan dari Kyle Balda
dan Pierre Coffin yang sangat minimalis ini membuat film ini begitu lemah dan
terasa panjang. Distraksi kali ini bukan muncul dari para Minions, tetapi
bagaimana setiap cabang cerita di dalam film ini tak bisa saling berkompromi
agar dapat memunculkan sebuah kombinasi yang menarik. Despicable Me 3 adalah
sebuah instalmen yang sangat lemah dibanding dua film sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar