Tahun ini, Raditya Dika terlihat sangat produktif. Cinta Brontosaurus pun berhasil meraup 800 ribu penonton Indonesia. Hype film ini pun sangat besar. Cinta Brontosaurus sukses secara finansial meskipun cerita masih kurang sana-sini. Tetapi di tahun ini, Raditya Dika pun merilis film keduanya yaitu Cinta Dalam Kardus yang mengambil tokoh dengan benang merah di Tv Seri nya yaitu Malam Minggu Miko. Cinta Dalam Kardus pun katanya akan digarap lebih eksperimental ketimbang film terdahulunya bersama dengan Salman Aristo sebagai Sutradara.
Miko (Raditya Dika) sedang dalam fase paling tidak nyaman dengan pacarnya yaitu Putri (Anissa Bella). Dia yang tinggal serumah dengan Rian (Ryan Adriandhy) dan pembantunya Anca (Hadian Saputra). Miko pun mempunyai pikiran untuk melakukan Open Mic di sebuah Cafe dengan menceritakan Kardusnya yang berisi tentang 21 Barang milik mantan gebetannya.
Saat melakukan Open mic di atas panggung. Miko pun berinteraksi dengan berbagai pengunjung yang saat itu mencoba memberikan argumentasi tentang semua gebetan Miko yang menurutnya membuat dirinya terkena syndrome BTB (Berubah Tidak Baik).
Surprisingly its beyond my expectation. A Well-made comedy movie of the year so far.
Sekali lagi, jika kita berbicara tentang Raditya Dika. Well, dia mungkin salah satu komedian paling absurd yang pernah saya tahu. Malam Minggu Miko yang awal mula adalah sebuah web series dan memiliki penonton banyak inipun akhirnya memiliki kontrak kerjasama dengan Kompas TV. Malam Minggu Miko pun terbang menjadi sebuah TV series yang dinanti-nantikan oleh semua orang khususnya para remaja. Malam Minggu Miko pun mencoba konsep layaknya Reality Show tentang pencarian pacar untuk Miko yang berulang-ulang kali gagal.
24 Episode milik Malam Minggu Miko ini pun menjadi tontonan komedi segar di Kompas TV. Guyonan-guyonannya yang absurd pun memecah tawa meskipun terkadang juga kurang. Tetapi, tetap saja Malam Minggu Miko dinanti-nantikan oleh para fans-nya terutama Fans Raditya Dika yang mempunyai massanya sendiri. Cinta Dalam Kardus ini pun mempunyai benang merah dengan Malam Minggu Miko. Karakter-karakternya pun masih sama dengan TV series satu itu.
Setelah Cinta Brontosaurus yang gagal memberikan tontonan komedi segar. Well, Cinta Dalam Kardus ini pun sangat berhasil membawakan berbagai komedi segar. Temanya tetap sama dengan Cinta Brontosaurus. Cinta. Yap, remaja mana yang tak pernah jatuh cinta bukan? kegagalan cinta juga sering sekali terjadi di dalam kehidupan cinta remaja. Semuanya dikemas unik dan jelas diatas ekspektasi saya yang sudah mulai khawatir dengan kualitas film komedi ini yang mungkin hanya mengeksplor nama beken milik Raditya Dika.
Sebuah film komedi segar yang dibawakan dengan template yang berbeda. Setting cerita film ini pun 80 % hanya terjadi di sebuah Cafe dimana Miko melakukan Open mic. Film ini pun mengusung Drama monolog yang katanya terinspirasi oleh sebuah film yang disutradarai oleh Woody Allen. Karena Raditya Dika dan Salman Aristo ini ceritanya adalah fans berat dari Woody Allen. Jadi jelas, separuh lebih durasi dari film ini akan berada dalam satu tempat. Seperti layaknya kita sedang menonton sebuah acara Stand Up Comedy.
Dengan konsep drama monolog seperti itu apakah akan membuat penontonnya
bosan? For me, its not. Malah ini adalah sebuah drama komedi indonesia
paling segar sampai saat ini. Memorable. Tak perlu banyak karakter yang
berlalu-lalang di film ini. Adegan pun fokus kepada karakter Miko yang
diperankan oleh Raditya Dika. Dengan berbagai ocehan konyolnya dalam
Stand Up Comedy nya. Belum lagi interaksi nya dengan para pengunjung
cafe di film itu yang jelas membuat tawa.
Stand Up Comedy Show in the big screen. Talk about Love which makes us change into a different person.
Cinta Dalam Kardus ini pun bisa di bilang isi curahan hati para remaja tentang cinta. Well, berbagai celotehan-celotehan berisi Cinta yang menyiksa seorang Remaja yang akan berubah menjadi seseorang yang bukan diri kita sendiri. Mencari sebuah arti cinta yang 'love just the way you are' kata Miko. Bukan malah membuat diri kita Berubah Tidak Baik. Berbagai monolog tentang cinta yang saling menampar para remaja yang rela melakukan apapun buat pasangannya meskipun itu tidak baik bagi dirinya sendiri.
Drama monolog yang jelas quotable dengan berbagai intrik yang jelas masih menyinggung kehidupan remaja di dalamnya. Seperti pengaruh sosial media, panggilan sayang antara pasangan, dan juga menyindir sebuah acara Reality Show Cinta. Cerita di film ini sebenernya lebih menceritakan kegalauan ketimbang sisi komedinya. Tone cerita yang dibuat galau ini lah yang jadi kekuatan sendiri bagi film ini. Well, semua itu dirangkum apik dan diarahkan dengan sebaik-baiknya oleh Salman Aristo. Sehingga membuat siapapun khusunya saya tidak bisa menolak keindahan-keindahan yang terjadi di Cinta Dalam Kardus. Saya jatuh cinta dengan film ini.
Menariknya lagi, meskipun ini settingnya 80 % berada di dalam cafe. Tetapi, alur flashback dalam hal mengingat-ingat 21 barang dari mantan gebetannya. Semua tersajikan begitu unik dan segar. Menyesuaikan dengan judulnya Cinta Dalam Kardus. Semua memori indah dengan mantan gebetan Miko ini pun menggunakan design production dengan bahan kardus yang diubah menjadi berbagai barang-barang yang menceritakan tentang masa lalu Miko dengan mantan gebetannya. Sebuah production value yang begitu simple tetapi sangat indah dan unik.
Dengan cast yang lebih sedikit, tetapi Raditya Dika kali ini jelas berperan penting demi kelangsungan cerita yang memang terus terfokus kepadanya. Raditya Dika kali ini bersinar. Aktingnya pun mengalami kemajuan. Sepertinya dalam hal Stand Up Comedy dia jelas mempunyai sinarnya sendiri. Setidaknya sinar itu bisa dia manfaatkan saat menjadi Miko disini. Dengan cast-cast pembantu lain seperti Fauzan Nasrul & Dahlia Poland sebagai Kipli & Caca pasangan remaja yang berinteraksi dengannya di cafe. Yang juga sebuah bentuk sindiran terhadap pasangan jaman sekarang kalau menurut saya. Serta Anissa Bella sebagai Putri yang juga sweet. Dan cast pembantu lainnya yang makin memeriahkan film ini.
Tak susah untuk jatuh cinta dengan film ini bagi saya. Jelas ini akan menjadi sebuah film komedi Indonesia paling segar tahun ini. semoga sineas lain tak berusaha mencoba melakukan drama komedi dengan template seperti ini juga. Sebuah drama komedi yang eksperimental kata Raditya Dika dan Salman Aristo. Well, mereka sukses. Sebuah cerita tentang cinta yang disampaikan dengan simple, smart, quotable, sweet and charming.
Overall, Cinta Dalam Kardus is a movie about love. Talk about nowadays teenagers love. Unique concept that makes me fall in love with this movie. A Monologue Drama comedy which totally makes a thought-provoking movies. Told with simple, quotable, and sweet with great product value. Makes love not change our self. Find a guys/girls who love the way we are.
setuju bangeeeeet ini :D
BalasHapus