Disney (tanpa pixar)
akhir-akhir ini sering menampilkan sebuah sajian yang tidak kalah menarik dari
anak buahnya, Pixar. Tangled, Wreck-It
Ralph adalah tanda dari kebangkitan dari Disney classic itu sendiri. Kali ini, sebuah film animasi yang
menggunakan karakter princess sebagai pemeran utamanya kembali hadir dengan
judul Frozen.
Anna (Kristen Bell) dan Elsa (Idina Menzel) adalah sepasang kakak-adik
yang saling menyayangi. Elsa memiliki kekuatan dimana kekuatannya dapat
membekukan lingkungan sekitarnya hingga suatu saat secara tidak sengaja,
kekuatan Elsa menyebabkan Anna mengalami kebekuan di daerah otaknya. Itu membuat
Anna harus kehilangan memorinya jika ingin selamat. Elsa pun disembunyikan oleh
orang tuanya bahkan dia harus sembunyi dari Anna.
3 Tahun sepeninggal orang tuanya, kerajaan Arandelle yang tidak pernah
dibuka itu akhirnya dibuka kembali. Elsa diangkat menjadi seorang ratu untuk
memimpin Arandelle. Sayangnya, secara tidak sengaja kekuatan Elsa keluar dan
menakuti seluruh penduduk Arandelle. Elsa pun pergi dan secara tidak sengaja
membekukan Arandelle. Dengan bantuan Kristoff (Jonathan Groff), Sven si
rusa, dan Sang boneka salju Olaf mereka mencari Elsa.
Disney back to classic. Musical and Magical
Disney (tanpa pixar) semakin menguat beberapa tahun terakhir. Ketika Princess and The Frog, sebuah
sajian underrated yang ternyata melampaui
ekspektasi banyak orang. Seketika itu, disney semakin memperlihatkan dirinya
dan tidak mau kalah saing dengan anak buahnya, Pixar. Barulah dirilis film-film
disney lainnya Tangled dan Wreck-it Ralph juga berhasil memiliki
sebuah kualitas animasi yang sangat bagus. Tapi mirisnya, ketika itu Disney mulai berkembang, Pixar malah
jatuh ketika Cars 2 itu benar-benar
mengecewakan.
Tapi sayangnya, juri-juri Academy
Awards masih saja memenangkan film milik Pixar ketimbang Disney. Tangled memang harus berhadapan dengan Toy Story 3 yang memang sudah mutlak bakal
kalah. Tetapi, Wreck-it Ralph dan Brave yang memiliki kualitas yang hampir
sama, dan saya pun akan memilih Wreck-It Ralph sebagai yang terbaik tetapi
Brave tetap menjadi pemenang dalam kategori Best
Animated Picture di ajang bergengsi tersebut.
Tahun 2013 ini, bisa dibilang tahun yang sangat lemah dalam kategori
film Animasi. Hanya Monsters University-lah yang rasanya dengan gampang meraih
penghargaan itu. Tetapi, Disney tidak mau hanya diam. Frozen yang diangkat dari
buku milik Hans Christian Andersen berjudul
“The Snow Queen” diadaptasi menjadi film animasi. Ketika Wreck-It
Ralph yang awalnya juga underrated,
tetapi malah memberikan sajian yang lebih kuat, tak salah jika saya juga akan
menantikan karya Disney lainnya. Frozen
akhirnya sangat memuaskan saya dalam kategori film Animasi tahun ini.
Klasik. Satu kata yang bisa mewakili film Frozen. Dimana Chris Buck
selaku sutradara ingin mengangkat lagi citra Disney yang klasik. Setelah
Tangled yang mengembalikan disney Klasik meskipun belum sepenuhnya, Frozen
benar-benar membuat saya terharu ketika semua formula Disney di film-film
animasi dua dimensinya terdahulu akhirnya benar-benar kembali di film
terbarunya ini dan tentunya dengan berbagai pembaharuan dari segi animasinya.
Meskipun saya juga merindukan film animasi yang tradisional
itu, setidaknya Frozen memberikan sebuah film animasi yang masih memiliki traditionally taste and experience di
dalam filmnya. Tentunya dengan universe Arendelle yang digambarkan dan dibangun
dengan indah lengkap dengan efek format tiga dimensinya yang semakin menguatkan
panorama kerajaan Arendelle yang beku terkena salju karena kekuatan milik Elsa
itu.
Meskipun cerita di dalam film Frozen juga bisa dibilang tidak terlalu
kuat dan beberapa masih terlihat mentah dan just straight-forward to story with a little bit renewal. Klise, mungkin. Tapi,
sajian klise bukan berarti tidak fresh, bukan? Begitulah Frozen, sajian klise
itu diangkat dengan banyak unsur-unsur mewah dan pastinya membedakan Disney
dengan production house animasi
lainnya. Disney beberapa tahun
terakhir ini berhasil mengolah filmnya dengan bagus. Begitupun dengan Frozen yang memiliki cerita yang pastinya akan disukai oleh anak-anak sebagai target pasarnya,
tetapi disajikan dengan rasa yang begitu berkelas.
Orang tua dan remaja yang menemani adik-adiknya atau anak-anaknya atau
sekedar untuk senang-senang saat menyaksikan film ini jelas juga akan merasa
terhibur dengan film ini. Dengan adegan-adegan joke yang lebih berkelas dan juga tidak murahan atau terkesan
slapstick. Meskipun jika bisa dibilang, saya lebih menyukai Tangled ketimbang Frozen. Tetapi, unsur klasiknya tetap sangat memorable dan
benar-benar kembali ke formula disney yang lama. Belum lagi, film ini tak hanya
menjadi klasik tapi dibawakan dengan musikal yang indah layaknya opera.
Superb voice by the voice-over(s)
Musikal yang indah tanpa suara-suara yang megah juga tak mungkin
terjadi. Beruntungnya, Frozen memiliki banyaknya Voice-over dengan suara-suara
megah di dalam teknisnya. Aktor-aktris broadway seperti Idina Menzel dan
Jonathan Groff yang mengisi suara dalam salah satu karakter utama di film ini.
Tetapi juga tak melupakan seorang nama terkenal seperti Kristen Bell yang juga
tak hanya mengisi suara dalam filmnya saja. Diapun ikut menyanyikan banyak
lagunya karena dialah yang mengisi karakter Anna di film ini. Josh Gad, dia sangat berhasil menghidupkan karakter Olaf The Snowman dan dia berhasil menjadi mengangkat Olaf menjadi karakter yang adorable dan iconic tahun ini.
Beberapa number of performance di film ini juga sangat enak untuk
didengar. Lagu-lagu yang memiliki highlight
seperti “Do You Want To Build A Snowman”,
“For The First Time And Forever”, dan juga “Let It Go” yang pasti akan disukai oleh para penontonnya.
Lagu-lagunya yang klasik dan memiliki aura princess,
kingdom, dan fable yang kental
inilah yang menambah nilai plus dari film Frozen.
Meskipun ada beberapa lagunya yang memilik unsur Pop dan tidak terasa fairy tale. And yeah, I Still love “I See The Light” from Tangled by Mandy Moore
and Zachary Levi. Sorry.
Frozen tak ragu-ragu lagi untuk mengembalikan karakter Princess di dalam filmnya. Menyajikan sebuah animasi yang mungkin akan menjadi terlalu wanita. Tetapi, bukan berarti pria tidak bisa menyaksikan film ini. Pintarnya, Disney tahu bagaimana menjual film-filmnya agar bisa dinikmati oleh gender yang universal. Mengganti judul-judul filmnya dengan sebuah kata yang jauh dari kata-kata feminim. Seperti Tangled yang berasal dari dongeng rapunzel (meskipun di Indonesia menggunakan judul Rapunzel : A Tangled Story) begitu pun dengan Frozen yang berasal dari The Snow Queen milik Hans Christian Andersen ini.
Apapun hasil juri akan Oscar nanti yang kemungkinan besar masih
memilih Monsters University milik Pixar atau bisa jadi The Wind Rises milik studio Ghibli ini nanti. Saya tetap
memilih Frozen sebagai film animasi
terbaik tahun ini. Dengan berbagai elemen dari filmnya yang masih lemah dan
mentah ini, setidaknya Frozen
benar-benar mengembalikan unsur klasik lama milik Disney yang membuat saya
terharu dan mengingat masa kecil. Yap! I
miss my childhood and thanks Frozen for bring it back to me. Belum lagi opening short movie dengan judul ‘Get A Horse’ dari Mickey Mouse yang semakin menguatkan rasa klasik di film ini.
Overall, Frozen adalah sebuah sajian animasi Disney
yang kembali lagi dalam formula lama milik Disney. Ditangani dengan bagus,
animasi yang bagus, suara-suara pengisi yang indah, dan lagu-lagunya yang kuat.
Meskipun beberapa masih ada yang lemah dan mentah, tetapi experience dan beberapa unsur lain masih menguatkan film ini. Best Animated Picture movie of the Year.
PS : Jangan sampai tertinggal masuk bioskop karena ada Film Pendek 'Get A Horse' dari Mickey Mouse dan tunggu keajaiban datang setelah Credit title film selesai.
PS : Jangan sampai tertinggal masuk bioskop karena ada Film Pendek 'Get A Horse' dari Mickey Mouse dan tunggu keajaiban datang setelah Credit title film selesai.
Frozen pun dirilis dalam format 3D. Apakah Frozen tetap menggunakan
efek 3D yang sama dengan film disney lainnya?
BRIGHTNESS
Sedikit lebih gelap ketimbang menonton film ini dalam format 3D
ketimbang dalam format 2D
DEPTH
Kekuatan disney dalam memberikan efek Depth yang sangat bagus terjadi
di film Frozen. Efek kedalaman yang sangat bagus sekali. Membuat Arendelle
benar-benar berada di depan mata.
POP OUT
Efek Pop Out yang termasuk sangat banyak di film ini terutama dalam
film Disney. Efek Pop Out yang benar-benar mencolok mata. Berinteraksi dengan
baik dengan penontonnya. Apalagi, Mickey Short Movie on 3D such a brilliant.
Efek 3D dalam film Frozen benar-benar worth every pennies spent.
Ketika harga tiket 3D dan 2D yang sama jadi saya akan lebih memilih film ini
dalam format 3D. Dengan efek 3D yang bagus, Animasi yang juga bagus apa
salahnya jika kita menambah experience kita. Meskipun film ini mendapat studio
3D yang terbatas.
saya juga lebih suka tangled daripada frozen, gambar dan ceritanya lebih bagus
BalasHapusKeren ini film nya, the best cartoon in 2013 deh pkok nya
BalasHapuscoba juga baca review nya disini ;D http://dokterfilm.blogspot.com/2014/02/frozen.html#more
very good :)
BalasHapusand I want can commit to memory to the song
:)
film frozen memang fenomenal karena lagunya.. belum pasti apakah frozen 2 yang akan rilis di november 2019 ini akan sesukses prequel nya. kalau iya , berarti merchandisenya akan laku juga..
BalasHapusPasti akan laku. Frozen sendiri sebagai sebuah brand sudah besar sekali. Memang lagu-lagunya tak akan dengan mudah nyantol di kuping penonton. Tapi, for me, Frozen 2 better than the first film.
HapusBaca reviewnya juga, ya. Udah ada kok. Makasih.