Sebagai salah satu franchise
terbesar di perfilman Hollywood dan
sudah mencapai seri ke enam, Fast & Furious tentu memiliki banyak fans
setia. Meski, pakem cerita dari Fast & Furious pertama hingga seri
terakhirnya sudah memiliki banyak perbedaan. Tetapi, Fast & Furious tetap
saja menjadi salah satu franchise yang dinantikan kemunculannya bagi semua
orang dengan timeline cerita yang mulai menarik. Terlebih, dengan mid-credit scene
di seri ke enamnya.
Tahun ini, Fast & Furious hadir dengan seri terbarunya untuk
melanjutkan timeline cerita dari Fast & Furious 6. Justin Lin, sebagai
sutradara, meninggalkan seri ini dan memindah tangankan tempat tertinggi itu ke
tangan James Wan. Film ini pun sempat sedikit terhambat karena kabar duka yang
menimpa salah satu pemainnya. Paul Walker, salah satu pemeran utama di film ini
meninggal akibat kecelakaan mobil di saat proyek film ini sedang berjalan.
Setelah timeline cerita yang memiliki kesinambungan yang menarik, di
Fast & Furious 7 melanjutkan kisah dari seri nomor 6 dan berkesinambungan
dengan seri yang ketiga. Di mana, Deckard (Jason Statham) membalaskan dendam
adiknya yang sudah di serang oleh Dom (Vin Diesel), Brian (Paul Walker), Hobbs
(Dwayne Johnson) serta kawanannya. Hidup mereka pun penuh dengan ancaman yang
datang silih berganti yang disebabkan oleh Deckard.
Setelah kejadian na’as yang menimpa Hobbs, Dom dan Brian memutuskan
untuk memburu Deckard untuk menangkapnya. Tetapi di tengah misinya untuk
memburu Deckard, Dom dan Brian diberi tugas untuk mengambil barang yang sudah
meretas sistem keamanan negara. God’s Eye, suatu sistem yang dapat menjadikan
apapun menjadi sebuah ‘senjata’ ampuh untuk mengetahui keberadaan musuh. Dom dan
Brian tahu hal tersebut berguna untuk memburu Deckard dan mau menerima misi
tersebut.
Setelah Fast Five yang telah
mencapai titik paling tinggi dari segala aspek filmnya, tentu mustahil ada seri
lain dari film ini yang bisa melampaui seri kelima dari Fast & Furious.
Benar juga, Fast & Furious 6
mengalami sedikit kemunduran jika dibandingkan dengan seri kelimanya. Tangan
hangat Justin Lin memang bisa membuat franchise
Fast & Furious naik level. Meskipun, para fans akan merasa kecewa karena
hilangnya pakem “balapan” yang ditawarkan sejak seri pertama. Tetapi, hal
tersebut sudah diperbaiki lewat seri ke enam yang kembali menghadirkan pakem
tersebut.
Maka, setelah kepergian Justin Lin dari bangku sutradara, Furious 7
pun berpindah tangan ke James Wan yang biasa menangani film-film horor. Hal ini
pun membuat para penonton skeptis bahwa Furious 7 akan bisa tampil prima
layaknya kedua seri sebelumnya. Tak di sangka, Furious 7 menjadi salah satu
seri terbaik dari aksi Dom dan Brian. Memang tak tampil se-prima Fast Five dalam segi cerita, tetapi
Furious 7 memberikan sesuatu yang lebih gila dan berbeda dibandingkan seri
lainnya.
Jangan ragukan Fast & Furious dalam memberikan sekuens-sekuens
gila menggunakan mobil balap. Akan selalu ada inovasi di setiap serinya saat
mengendarai mobil balap. Begitu pun dengan seri terbaru dari franchise ini,
James Wan memberikan kegilaan tanpa batas yang memang akan berada di luar
logika manusia. Tetapi, inilah tujuan dari franchise ini bukan? Menyajikan
kegilaan tanpa batas yang akan membuat penontonnya merasakan sensasi
menyenangkan saat menontonnya.
Akan ada banyak adegan dengan level kegilaan yang sangat besar dan
megah. Bagusnya, James Wan pun bisa menghadirkan nyawa ke dalam setiap adegan
sehingga rangkaian adegan itu tak hanya menjual kemegahannya tetapi juga ada
tensi yang pas di dalamnya. Dan hal ini akan berdampak pada respon penonton
yang tak akan berhenti berdecak kagum dan takjub dengan sekuens menyenangkan
yang ditawarkan oleh James Wan ke dalam Fast & Furious 7.
Tak hanya decak kagum, tetapi ada sisi emosional yang akan terasa
berbeda jika dibandingkan seri-seri sebelumnya. Untuk mengenang Paul Walker,
James Wan dan Chris Morgan memberikan adegan penutup yang bisa membuat
penontonnya menitihkan air mata. Pintarnya, mereka mengemas adegan perpisahan
dengan Paul Walker dengan elegan. Mengemasnya lewat dialog-dialog indah penuh
simbol dan makna yang dalam tentang suatu perpisahan dengan seorang sahabat.
Furious 7 memang tak bisa serapi Fast Five dalam menjalankan setiap
ceritanya. Terlalu banyak subplot cerita yang akhirnya membuat Furious 7 pun
memiliki masalah dengan lubang-lubang di setiap ceritanya. Akhirnya, beberapa
karakter pun memiliki kurang memiliki motivasi kenapa akhirnya dia harus ada di
dalam filmnya. Pun, di sekuens paling akhir, akan terasa adanya tarik ulur
emosi yang kurang tertangani dengan baik oleh James Wan. Dan hal itu disebabkan
karena banyaknya Side Plot yang ditulis oleh Chris Morgan di dalam naskahnya
yang tampil kurang rapi.
Naskah milik Chris Morgan pun memang sengaja tampil ringan dan biasa
saja dengan penuh konflik klise yang pernah penontonnya lihat di berbagai film
serupa. Ayolah, apakah kalian mengharapkan sesuatu penuh twist and turn untuk film Furious 7 agar bisa terlihat bagus? Toh,
dengan segala macam plot yang ringan, James Wan masih bisa memberikan segala
tensinya yang menyenangkan dan emosional sehingga Furious 7 bisa tampil prima
dengan naskah dan plot yang ringan.
Memang, Furious 7 tak bisa tampil serapi Fast Five yang sudah berada
di level yang paling atas dari Franchise ini. Beberapa penuturan kisahnya
mungkin akan terkesan masih berantakan sehingga terasa mengendur di adegan
final-nya. Tetapi, James Wan berhasil membuat Furious 7 berada sedikit di bawah
Fast Five dengan segala sekuens-sekuens gila yang didukung dengan camera work
yang mendukung hal gila itu. James Wan berhasil menjadikan Furious 7 lebih
terkenang di hati penontonnya and For Paul.
Saya juga suka film ini. Perpisahan dengan Paul Walker dibuat dengan baik. Saya berikan nilai yang mirip dengan mas di review an saya.
BalasHapusRyanfilewordpresscom
Halo... We're from Cinejour! Kami menominasikan blog kamu bersama 10 movie blog yang lain ke dalma The 2015 Liebster Award.
BalasHapusSilakan cek post-nya disini:
http://cinejour.com/2015/04/1st-liebster-award-to-cinejour/
Terima kasih. :)