Selasa, 18 September 2018

CRAZY RICH ASIANS (2018) REVIEW : Komedi Romantis Yang Bisa Lebih Lagi


Warner Bros mendapat lisensi untuk mengadaptasi buku best seller tulisan dari Kevin Kwan. Buku milik Kevin Kwan ini mendapatkan banyak penggemar dan menjadi sebuah karya fenomenal untuk dinikmati oleh penikmat buku. Tentu saja, Warner Bros tak ingin ketinggalan untuk mendapatkan hype yang sama dengan bukunya. Oleh karena itu, Warner Bros mengembangkan ketiga buku dari Kevin Kwan dalam bentuk film.

Buku milik Kevin Kwan ini memiliki 3 seri dengan cerita yang punya benang merah. Mulai dari Crazy Rich Asians, Rich People Problems, dan China Rich Girlfriend. Sebagai pembuka trilogi, Crazy Rich Asians adalah buku pertama yang akan diadaptasi dalam bentuk film. Adaptasinya kali ini disutradarai oleh Jon M. Chu yang pernah menyutradarai G.I.Joe dan dua film dokumenter milik Justin Bieber. Film ini pun dibintangi oleh 2 pemain utama yang mewakili ceritanya.

Dengan ceritanya yang berlatar belakang asia, tentu saja film ini bertaburkan bintang-bintang asia di dalam filmnya. Dua pemain utamanya juga berketurunan asia yaitu Constance Wu dan Henry Golding. Belum lagi, film ini juga dibintangi oleh nama-nama lama seperti Michelle Yeoh hingga Ken Jeong. Film ini diadaptasi oleh Peter Chiarelli dan Adele Lim yang dalam rekam jejaknya sudah biasa membuat film-film komedi romantis seperti Crazy Rich Asians ini.


Crazy Rich Asians pun dipuji banyak orang karena berhasil memberikan nafas segar bagi perfilman Hollywood terlebih tentang representasinya terhadap sosok keturunan Asia. Dengan adanya kedekatan representasi yang sedang menjadi urgensi di wajah sinema Hollywood inilah yang membuat Crazy Rich Asians begitu fenomenal. Tak hanya dipuji oleh kritikus, film adaptasi dari buku Kevin Kwan ini juga mendapatkan perolehan admisi tiket yang fantastis untuk ukuran sebuah film komedi romantis.

Crazy Rich Asians bisa dibilang memiliki premis cerita yang sudah biasa terlihat di beberapa judul film apalagi di film-film Asia sendiri. Dengan atas nama premis cerita yang sudah biasa, Jon M. Chu memang berhasil untuk mengemasnya menjadi sajian yang megah dan mewah. Dengan atas nama representasi pula, Crazy Rich Asians bisa menjadi sesuatu yang segar bagi wajah sinema Hollywood. Tetapi, sebagai sebuah film komedi romantic, Crazy Rich Asians bisa disajikan dengan lebih baik lagi.


Menceritakan tentang seorang perempuan bernama Rachel Chu (Constance Wu), perempuan independen yang berhasil menghidupi dirinya sendiri dengan menjadi dosen di sebuah universitas terkenal di Amerika. Dirinya memiliki sosok kekasih laki-laki berparas tampan bernama Nick Young (Henry Golding) yang juga sedang bekerja di Amerika. Sebagai pasangan, keduanya bisa nampak bahagia Bersama. Hingga suatu ketika, Rachel diminta Nick datang ke pernikahan temannya.

Di saat inilah, kehidupan Rachel Chu yang tenang dan bahagia berputar 180 derajat dari biasanya. Rachel baru tahu bahwa kekasihnya adalah sosok yang sangat kaya raya di kampung halamannya yaitu Singapura. Selain itu, Rachel saat dikenalkan oleh Nick kepada semua keluarganya juga tak berjalan lancar. Rachel berhadapan langsung dengan Eleanor Young, Ibu dari Nick yang ternyata sangat dingin terhadap Rachel. Inilah yang membuat Rachel mulai tak percaya diri dengan dirinya.


Janganlah terlalu skeptis untuk dengan mudah memberikan penilaian bahwa Crazy Rich Asians akan sama dengan beberapa film Asia yang serupa. Memang paradigma tentang premis ceritanya yang sudah basi membuat orang akan memberikan skeptis. Tetapi, atas nama orisinalitas, tak ada di atas bumi ini yang benar-benar orisinil. Crazy Rich Asians boleh saja tetap menyadur sebuah kisah upik abu atau dongeng tentang Cinderella. Tetapi, Crazy Rich Asians sudah berusaha keras untuk mengemasnya menjadi sesuatu yang benar-benar berbeda dibandingkan dengan film-film dengan premis serupa.

Menyematkan kultur-kultur Asia yang oriental dan memberikan pandangan lain tentang suatu ras ini tentu bukan pekerjaan yang mudah. Jon M. Chu tentu sangat berhasil untuk membuat Crazy Rich Asians unggul dalam hal-hal tersebut. Sehingga, pantas saja pengarahannya begitu dipuji dengan atas nama memberikan representasi yang benar-benar baru untuk kaum tertentu. Serta, tentu saja film ini mampu memberikan wajah yang cukup segar di perfilman Hollywood.

Namun, Jon M. Chu mungkin sudah tenggelam dengan gegap gempita serta ambisi untuk memberikan representasi tersebut. Membuat Crazy Rich Asians dengan penuh gemerlap dan kemewahan yang tentu saja akan sangat mewakili judulnya. Sehingga, dirinya belum benar-benar mengetahui bahwa pengarahannya bisa saja diperbaiki hingga dalam 120 menitnya Crazy Rich Asians bisa terasa lebih maksimal lagi.


Naskah milik Peter Chiarelli dan Adele Lim ini mungkin sudah tahu benar untuk memberikan porsinya untuk mengemas Crazy Rich Asians sebagai sebuah film komedi romantis yang solid. Banyak sekali momen-momen penting di dalam Crazy Rich Asians yang rasanya bisa diperkuat lagi. Jon M. Chu seperti kurang memaksimalkan pengarahannya agar bisa muncul emosi yang kuat. Sayang sekali rasanya  dengan segala gegap gempita euforianya, Crazy Rich Asians masih belum punya adegan-adegan klimaks yang belum tersampaikan dengan baik.

Beberapa adegan kunci di dalam film ini bisa saja berakhir emosional kepada penontonnya. Jika saja, Jon M. Chu tahu benar untuk membangun setiap karakternya dengan baik dari awal film. Dengan durasi yang mencapai 120 menit, tentu akan ada banyak ruang bagi Jon M. Chu untuk membuat penonton lebih dekat dengan karakternya. Mengenalkan setiap karakter sedikit demi sedikit hingga akhirnya di beberapa adegan tertentu itu, penonton bisa merasakan suasana penuh kasih saying di antara dua pemain utamanya yang sedang menjalin cinta. Padahal beberapa musiknya sudah muncul dengan tepat untuk memberikan nuansa manis.


Di dalam ranah-ranah tertentu yang menyangkut representasi dan pengemasan premis cerita ini, Crazy Rich Asians mungkin sudah melaksanakannya dengan benar. Hanya saja sebagai sebuah film komedi romantis, Crazy Rich Asians mungkin tidak bisa terlalu unggul dengan pesaing-pesaingnya. Bagi penonton yang mengharapkan sesuatu yang lebih dan berbeda di dalam genre komedi romantisnya, Crazy Rich Asians mungkin cukup memuaskan. Hanya saja, presentasinya bisa saja dimaksimalkan lagi karena masih memiliki potensi menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar