Minggu, 12 Desember 2021

ENCANTO (2021) REVIEW: Menyelesaikan Masalah Demi Mencari Makna Tentang Rumah


Kekuatan komunitas suatu kaum atau ras tertentu sepertinya menjadi target baru Disney untuk mengembangkan cerita-cerita animasinya. Setelah berusaha merepresentasikan kombinasi berbagai macam budaya Asia Tenggara lewat Raya and The Last Dragon. Kali ini, Disney menyodorkan gambaran baru tentang kultur Colombia kental lewat film animasi ke enam puluh berjudul Encanto.

Dibawahi oleh dua Sutradara animasi andalan Walt Disney Animation Studios, Jared Bush dan Byron Howard yang selalu sukses menjadi duo pengarah yang tepat. Apalagi, dengan tema-tema yang berat dan penuh makna layaknya Zootopia yang berhasil dikemas sangat tepat. Penuh sekali wacana tentang isu rasisme tapi tetap dikemas sebagai sebuah buddy cop film yang menyenangkan ditonton oleh berbagai macam usia.

Tentu saja, hal ini diulang kembali oleh Jared Bush dan Byron Howard dalam mengarahkan Encanto sebagai karya terbarunya. Dimeriahkan oleh Lin-Imanuel Miranda yang merendisi lagu-lagu yang tercipta di dalam Encanto ini. Kultur Colombia dan segala hal-hal menarik nan unik lainnya yang berusaha dikulik. Encanto layaknya sebuah medium untuk memperlihatkan bagaimana komunitas kultur dan ras ini mempunyai suaranya. Mempunyai mediumnya untuk bercerita tentang budayanya yang tak kalah menarik dengan kultur lainnya.

Tentang sebuah komunitas dan cara mereka bertahan

Menggunakan satu setting tempat bernama Encanto dengan arti charm’. Seakan menguatkan bagaimana kultur Columbia dalam tempatnya yang terbatas, memiliki pesonanya sendiri. Iya, begitu pula film ini yang berusaha menilik lagi keterbatasan dalam settingnya. Encanto dalam Mengulik kisahnya pun hanya berpangjku pada satu tempat bernama Casita yang berarti pondok. Tempat kecil penuh harapan para komunitas yang ada di dunia Encanto ini.

Di dalam Casita, terdapat sebuah keluarga Madrigal. Keluarga yang memiliki kedigdayaan dalam keberlangsungan hidup komunitasnya. Keluarga yang memberikan cahaya di tengah-tengah pupusnya harapan mereka dalam bertahan hidup di dunia yang semakin kejam terhadap ras mereka. Keluarga Madrigal memiliki berbagai macam keistimewaan di setiap anggota keluarganya, kecuali Mirabel (Stephanie Beatriz). Dalam upacaranya mendapatkan ‘karunia’, Mirabel tak mendapatkan kekuatan layaknya anggota keluarga Madrigal yang lain.

Tetapi, Mirabel tetap berusaha untuk bisa membuat keluarganya bangga terhadap dirinya. Hingga suatu ketika, sebuah retakan muncul di Casita mereka dan menyebabkan Lilin kehidupan yang biasa menolong Encanto ini meredup. Mirabel berusaha mencari tahu jawaban untuk bisa menyelamatkan Lilin kehidupan dan keluarga Madrigal agar tetap bisa menghidupkan Encanto dan komunitas di dalamnya.

Analogi tentang rumah, harkat dan martabat keluarga.

Dengan visual yang vibran dan cerita yang penuh harapan, Encanto berhasil meramu pesan-pesan penting di dalam filmnya menjadi sesuatu yang dapat menghibur. Jadi, penonton bisa menikmati segala konfliknya yang tampil secara garis besar dan menyeluruh di dalam filmnya. Tetapi, bagi penonton yang ingin mengetahui pesan-pesan subtil dan implisitnya, pun bisa mulai mencari dengan segala analoginya tentang rumah.

Iya, Encanto ternyata bila ditilik lebih dalam, bisa membahas tentang bagaimana arti rumah bagi beberapa anggota keluarganya. Memahami lebih bagaimana Casita, yang secara harfiah adalah rumah sebagai tempat tinggal belum tentu terasa nyaman untuk ditinggali oleh para anggota keluarganya. Rumah, yang seharusnya menjadi sebuah zona nyaman, malah membuat para anggotanya merasa teralienasi. Merasa tak bisa menjadi dirinya sendiri. Seperti yang terjadi oleh keluarga Madrigal.

Abuela, sang nenek berperan Penting dalam kehidupan segala anggota keluarganya. Semua keputusan yang berhubungan dengan anggota keluarganya datang dari dirinya demi menjaga harkat dan martabat keluarga. Encanto tak jauh-jauh dari bagaimana sebuah kultur yang sudah turun temurun terjadi di sepanjang generasi —dan terlihat benar —ini seakan menjadi nilai yang tak boleh terbantahkan. Maka dari itu, para generasinya —anggota keluarga Madrigal —mau tak mau harus mengikuti apa yang sudah dirumuskan terjadi.

Dengan satu setting saja, membuat Encanto ini terkesan berbeda dengan film-film Disney sebelumnya. Di mana, ketika para karakter-karakter Disney berusaha untuk melakukan petualangan hingga ujung dunia ketika menyelesaikan masalahnya. Tetapi, Encanto mempertegas tujuannya bahwa tak perlu jauh-jauh dahulu pergi ke ujung dunia. Perbaiki dahulu apa yang masih terlihat di sekitar seperti problematika keluarga yang rumit dan berada di rumah sendiri.

Casita sebagai sumber dari masalah itu memiliki banyak sekali ruangan dan sekat. Membuat setiap anggota keluarganya belum tentu tahu benar apa yang ada di dalam ruangan itu sendiri. Memperlihatkan bagaimana setiap ruangan dari para anggota keluarga Madrigal yang dengan pintu kecilnya seakan membuka cakrawala baru. Seakan memiliki arti bahwa dalam hati seseorang tak ada yang pernah tahu. 

Bahkan, dalam celah terkecil Casita sebagai rumah keluarga Madrigal, juga memiliki rahasia terkecil untuk bisa membuat keluarga panutan ini menjadi utuh di antara retakan-retakan yang sudah terjadi di dalamnya. Tentu pasti ada satu anggota keluarga yang memiliki semangat untuk menyatukan segala perbedaan demi menjaga keutuhan keluarga yang dia sayangi.

Begitulah Mirabel, sebagai pion atau muara dari segala anggota keluarganya

Bila diperhatikan, Mirabel dengan kespesialannya yang tak memiliki bakat spesial membuat dirinya memiliki potensi lain dalam keluarga Madrigal. Iya, dia adalah titik tengah, penemu benang merah, dan muara utama dari segala konflik bahkan penyelesaian dari keluarga Madrigal. Hingga benar, apabila Mirabel tak bisa memiliki pintu ruangannya sendiri. Ternyata, Mirabel dipersiapkan untuk mendapatkan pintu ruangan yang lebih besar, lebih menyeluruh, dan tanggung jawabnya pun lebih berat yaitu pintu utama Casita tempat keluarga Madrigal tinggal.

Meski segala konfliknya secara implisit penuh makna, tapi tak perlu khawatir tak bisa menikmati Encanto. Film ini tentu dibuat dengan caranya yang universal. Terlebih, bagaimana Encanto dibuat sebagai film animasi yang target segmentasinya lebih luas. Juga, musik-musik hentakan kuat Lin-Imanuel Miranda yang membuat film ini terlihat lebih ceria di tengah konfliknya yang berat. Penonton umum akan bisa menikmati 95 menit Encanto yang indah dan menawan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar