Berkisah tentang Piscine Patel seorang pemuda dari negara India yang hidup dengan agama Hindu. Pada saat itu, dia sangat tertarik untuk mempelajari dua agama lain yaitu Katolik dan Islam. Dia berpikir jika terdapat banyak agama, kenapa hanya bisa memegang satu agama saja?. Pada suatu ketika bisnis keluarga mereka bangkrut. Pi dan keluarga harus pergi dari kota India menuju ke kota Kanada. Bisnis keluarga mereka adalah bisnis kebun binatang. Mereka memboyong semua binatang itu ikut bersama mereka untuk dijual. Sampai suatu ketika kapal yang ditumpangi oleh mereka harus tenggelam terkena badai. Pi yang saat itu bangun saat ada badai diselamatkan oleh awak kapal dan masuk ke dalam sekoci. Pi kehilangan semua keluarganya. Di dalam sekoci itu terdapat 4 macam binatang dan Pi harus bisa bertahan hidup dari serangan Binatang-binatang itu yaitu Hyena, Orang Utan, Zebra terutama serangan si Macan Bengali yang bernama Richard Parker. Perjalanan Pi untuk bertahan hidup diselingi oleh perjalanan religius yang harus dia hadapi tentang keberadaan Tuhan.
Saat credit title sudah mulai muncul di layar, lampu bioskop dinyalakan. Saya termenung, tersenyum kecil. Iya Tuhan memang benar-benar melihat kita. Apapun yang kita lakukan tuhan pasti tahu. Tuhan akan selalu memeringatkan kita akan bahaya. Tuhan selalu melindungi, menjaga, serta mengawasi kita sehingga kita tidak akan terjerumus ke dalam lubang nista. Pesan moral itu yang dicoba disampaikan di Film ini. Pesan relijius yang kental dan pastinya sarat makna digambarkan dengan penuturan cerita yang begitu gemilang. Tentang cara bertahan hidup ditengah lautan selama 227 Hari. Perjalanannya saat bertahan hidup penuh dengan pesan relijius. Pesan-pesan yang terkandung di film ini harus bisa kita simpulkan sendiri karena penyampaian pesan moral tersirat dari scene demi scene yang diberikan film ini. Semua Agama memiliki Tuhannya masing-masing. Meski banyak agama, tujuan mereka tetap untuk mengabdi kepada tuhan. Ya! Itulah yang coba mereka sampaikan. Jadi, kita sebagai umat beragama seharusnya saling menghormati satu sama lain. Dengan durasi yang berkisar 120 Menit dan 85 persen setting di film ini ada di laut. Bukan berarti dengan 85 persen latar di lautan luas bukan berarti cerita di film ini tenang-tenang saja. Anda akan benar-benar dibuat tertawa, emosi, tercengang, dan ikut merasakan perjuangan Piscine Patel. Lautan cerita di film ini benar-benar tidak tenang tetapi menakjubkan. Keindahan lautan yang digambarkan di film ini benar-benar epic. Jika kita pernah melihat beberapa film bermunculan layaknya "The Tree Of Life" yang memang penuh sarat makna relijius. Begitulah dengan Life Of Pi tetapi dengan dibalut visual effects yang indah dan cerita yang tidak abstrak serta tidak membosankan layaknya film survival lainnya yang berpacu di satu setting saja. Bisa dibilang inilah "The Tree Of Life" bertemu dengan "127 Hours". Hanya saja ini lebih indah dari kedua film itu. Pace cerita yang disusun benar-benar rapi, tak ada celah, padat. Ang Lee tau betul membuat para penonton stunned dengan arahannya. Dia tidak membuat film ini terkesan menceramahi oleh penontonnya. Penonton diajak sedikit demi sedikit menuju ke inti film ini dan membuat penonton tercengang. Mungkin yang terceletuk di benak penonton khususnya saya yaitu "Oh iya tuhan memang mengawasi kita."
Aktor-aktris yang ada di film ini tak ada satupun yang terkenal. Mungkin hanya yang jadi Pi dewasa saja yang terkenal yaitu Irfan Khan yang pernah bermain di The Amazing Spider-Man. Ang Lee mengadakan open casting untuk orang yang akan berperan sebagai Pi. Suraj Sharma memang pilihan yang tepat. Pi benar-benar hidup. Suraj Sharma benar-benar total saat berperan menjadi Pi. Saya benar-benar bisa merasakan penderitaannya dengan aktingnya yang patut diberi dua jempol. Natural, tak perlu berlebihan, apa adanya itulah yang ditawarkan oleh Suraj Sharma. Scoring film ini juga mampu mengoyak-ngoyak emosi kita sebagai penonton. Ikut terenyuh jika scene-scene yang disajikan sedang dalam keadaan yang menyentuh diperkuat lagi oleh Scoring nya yang menawan. Saya sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Film ini benar-benar another experience saat menonton. Indah, menawan, dan penuh sarat makna. Memberikan kita sebuah perjalanan relijius yang kuat dan memorable. Tetapi jika anda tidak melihat film ini tidak di tonton dengan format 3D, percayalah anda hanya melihat film ini separuh jiwanya saja tak sepenuhnya. Format 3D yang digunakan benar-benar mendukung apa yang diceritakan oleh film ini. Tak perlu diragukan lagi, Ya ini adalah yang terbaik di tahun 2012 ini. Sebagai film yang tayang di bulan-bulan akhir tahun ini. Ya! Ini adalah penutup yang indah, cemerlang, gemilang, make you especially me speechless. Sayangnya film sebagus ini tak disambut dengan baik oleh para penonton. Film ini kurang menggema dan kurang familiar di kalangan remaja, ataupun para penonton. Saat tanggal perilisan film ini, tak seheboh The Twilight Saga : Breaking Dawn Part 2 yang disediakan lebih dari satu theater untuk memutar film ini. Padahal Secara kualitas, Jelas Life Of Pi melesat di depan jauh meninggalkan The Twilight Saga : Breaking Dawn Part 2. Ini Adalah film yang harus anda saksikan. Jangan sampai terlewatkan. Terima Kasih telah membuat saya tercengang dengan film ini.
Overall, Life Of Pi adalah film penuh makna dengan cerita yang gemilang. Ang Lee benar-benar bisa membawa film ini sangat hidup tanpa celah. Pesan relijius tersampaikan dengan baik tanpa terkesan menceramahi kita. Salute!
How About The 3D? Worth to watch it on 3D or not? Nih saya kasih reviewnya. Dan kali ini saya benar dalam memilih seat.
Brightness (5/5)
Tak perlu khawatir jika anda menonton film ini. Kecerahan film ini benar-benar cerah.
Depth (5/5)
Semua scene di film ini mempunyai kedalaman yang sangat mencengangkan. Kita serasa masuk dan menyaksikan langsung film ini di dalam studio.
Pop Out (5/5) Yah! Ang Lee benar-benar tau menggunakan format 3D ini. Pop Out di film ini benar-benar dimanfaatkan dengan baik di film ini. Meski begitu Gimmick yang diberikan tidak terkesan murahan dan sangat elegan. Ang Lee pun mengubah ratio layar menjadi sedikit widescreen agar memberikan efek pop out yang megah.
YES! YOU MUST WATCH IT ON 3D !!
Life Of Pi harus disaksikan dengan format 3D. Karena kita bisa merasakan atau masuk ke dalam film tersebut dan benar-benar bisa merasakan perjalanan relijius yang dialami Pi. This Movie and The 3D make me Speechless.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar