James Wan, sosok sutradara
yang berhasil mengangkat sebuah film horror yang mengagumkan 3 tahun lalu.
Insidious adalah film horror yang sangat digandrungi banyak orang. Dan tahun
ini, James Wan merilis kisah petualangan di dunia astralnya. Insidious
Chapter 2, sebuah sekuel yang pasti di nantikan oleh para penikmat film
dimanapun.
Menyambung dari cerita Insidious seri pertama. Ketika berusaha
mengembalikan sang anak, Josh (Patrick Wilson) malah harus terseret oleh masa
lalunya yang pernah juga merasakan hal yang sama dengan Dalton (Ty Simpkins),
beberapa tahun lalu. Makhluk Astral di masa lalu Josh menjadi parasit dan hidup
di tubuh milik Josh. Meski begitu, Renai (Rose Byrne) sang istri tetap berusaha
menerima Josh yang berbeda di keluarganya.
Tapi, Renai berusaha mengeluarkan parasit yang ada di dalam tubuh
Josh. Karena teror-teror baru mulai menghampiri keluarga mereka lagi. Dan
parasit yang ada di dalam tubuh Josh sudah mulai membahayakan Renai dan
anak-anaknya.
A ridiculous connection from it predecessor even its very connected
James Wan, sutradara yang produktif di tahun 2013 ini. 2 filmnya di
rilis dengan genre yang sama yaitu horror. The
Conjuring sebagai film pembuka milik James Wan yang di rilis tahun ini. The
Conjuring mampu membangun hype yang
cukup tinggi. Apalagi dengan adanya gimmick warning yang diberikan oleh pihak
studio yang menaungi film ini. Meskipun overrated
tapi tetap bagus, The Conjuring mampu memberikan suasana horror yang mencekam
dan depressing yang kuat.
Film kedua milik James Wan
yang di rilis adalah sebuah sekuel dari film horornya yang di rilis 3 tahun
lalu. Insidious, film horror yang
datang ke Indonesia di saat yang sangat tepat kala itu. Karena waktu itu,
Indonesia sedang dalam paceklik panjang dengan film-film hollywood milik beberapa studio besar. Dan karena itulah, Insidious
menjadi sebuah omongan banyak orang dan menjadi sorotan. Insidious adalah
sebuah film horror dengan cerita yang bagus dan berbeda dengan kebanyakan film
horror yang ada kala itu. Dengan adanya cliffhanger
ending dan kesuksesannya, tak salah jika film ini akan berlanjut ke seri
berikutnya.
Insidious Chapter 2 pun di garap oleh James Wan. Dengan memasang
kembali semua aktor dan aktris yang berperan di dalam Insidious seri pertama.
Insidious Chapter 2 langsung menyambung benang merah dari cliffhanger ending di
film pertama. Inilah yang menarik di film ini. Scene opening film ini begitu bagus. Menceritakan Josh kecil yang
juga bernasib sama dengan Dalton. Koneksi yang dibangun oleh James Wan memang
seperti sudah terkonsep sejak awal pembuatan film seri pertamanya.
Ketika perlahan durasi berjalan, banyak misteri-misteri mulai meneror
film ini. Hingga pada akhirnya di pertengahan film, saya menemukan sebuah
intrik yang mulai membuat saya mulai malas untuk mengikuti film ini. Bagus memang,
bagaimana James Wan mencoba mengkoneksikan antara seri pertama dengan seri
keduanya. Tapi, salah jika James Wan menggunakan cerita yang mengusung time
travel di film ini. Kesannya, seri keduanya kali ini menjadi tidak masuk akal.
Jika konsep time travel ini
bisa dijelaskan dengan baik oleh James Wan mungkin masih bisa di terima. Tapi
sayangnya, penjelasan bagaimana time travel itu bisa terjadi dengan selang
tahun yang cukup jauh itu tak di beritahu. Hingga akhirnya, koneksi antara seri
pertama dengan seri kedua ini malah akhirnya terkesan memaksa tapi masih di
konsep dengan bagus. Saya tidak bisa memungkiri bahwa cara James Wan untuk
mengkoneksikan film pertama dengan film kedua ini adalah cara yang brilliant.
Tapi, cara cerita yang menjembatani film ini cukup tidak masuk akal dan malah
membuat kita semakin bingung dan bertanya-tanya saat menyaksikan kedua film
Insidious.
Naskah yang ditulis oleh Leigh
Whannell ini terlihat seperti terlihat ambisius dalam mengembangkan
ceritanya. Hingga akhirnya, dia pun menuangkan semua pikiran liarnya dengan
sudut pandang yang luas tanpa memikirkan logika di filmnya. Meskipun ini film
yang mengusung tema no-logic-can-describe-astral-projection-world.
Tapi, jika di treat ulang dan di berikan berbagai pengertian di filmnya mungkin
hal itu akan menjadi nilai plus.
Nilai plus muncul ketika film ini mulai mencoba untuk mengulik back story dari makhluk astral yang
mengusik kehidupan mereka. Sebuah back
story yang gila dan menunjukkan sisi psycho-ic
dari James Wan sendiri. Jelas itu adalah sebuah back story yang thought-provoking
dan menunjukkan sisi evil yang
cukup kental di film ini.
An effective jump scared as its power. But, it just works on the first beginning of this movie.
Dan kekuatan lainnya muncul di film ini. Insidious Chapter 2 masih memiliki
berbagai momen jump scares-nya. James
Wan tahu benar bagaimana momen Jump
Scares itu ada dan efektif membuat penontonnya gusar, berteriak, bahkan mengucapkan
kata-kata yang tidak pantas di dalam studio. Suasana creepy dibangun terlebih dahulu sebelum akhirnya penampakan
makhluk-makhluk astral yang ada di film ini mampu membuat kita kaget.
Tapi sayangnya, semua suasana creepy
itu hanya terjadi di first act film
ini. Hingga akhirnya lambat laun, suasana mencekam itu semakin memudar seiring
dengan durasi film ini. Hingga akhirnya, tak seperti The Conjuring. Meskipun minim Jump
Scares, tapi The Conjuring masih
bisa membangun suasana horror yang mencekam tanpa istirahat dan terus-terusan
di sajikan kepada penontonnya tanpa ada jeda bagi kita untuk istirahat dari
teror tersebut.
Di second act hingga third act, malah film ini menyajikan
berbagai komedi-komedi yang harusnya bisa dihilangkan. Unsur komedi inilah yang
membuat film ini distract.
Sangat-sangat menganggu ketika second act film ini malah memasukkan unsur
komedi ketimbang pembangunan suasana film horror yang mencekam. Insidious Chapter 2 pun mempunyai cliffhanger
ending yang menjadi jembatan ke seri ketiganya yang sudah memiliki lampu hijau.
Dari jajaran cast, kita
masih bisa menemui wajah-wajah familiar. Patrick Wilson, aktor yang sering
digunakan oleh James Wan dalam film horror-nya. Rose Bryne, Lin Shaye, Barbara Hershey,
hingga Ty Simpkins yang mampu berkombinasi baik di filmnya. Hingga beberapa
adegan creepy di film ini bisa
tersajikan dengan baik. Terlebih penggunaan Scoring
yang dibuat begitu norak seperti film-film James Wan biasanya. Inilah kekuatan
bagi James Wan selaku sutradara film horror. Dia benar-benar mempunyai taste
horror yang bagus.
Overall, Insidious Chapter 2
mempunyai cara yang bagus untuk membangun koneksi dari film pertama ke film
keduanya. Tapi sayangnya, cerita tersebut tak memiliki treatment yang bagus
hingga akhirnya unsur-unsur filmnya yang maunya out of the box itu malah out of
logic. Jump scares-nya juga masih mampu berjalan baik meskipun tensinya tidak
terjaga. Tapi, James Wan masih mempunyai taste film horror yang bagus.
arek pepping reekkk
BalasHapus