Sony Animation Pictures tahun
ini baru mengeluarkan sekuel dari Smurfs
di bulan Agustus lalu. Dan di tahun ini
juga, Sony Animation Pictures juga
merilis sekuel dari Cloudy With A Chance
of Meatballs. Film yang seharusnya memiliki judul Cloudy 2 : Revenge of Leftlovers ini di komandani oleh Cody Cameron
di film keduanya ini.
Setelah berhasil mengatasi kekacauan yang di buat oleh mesinnya, Flint
Lockwood (Bill Harder) serta beberapa penduduk kotanya harus pindah ke kota
baru. Flint kali ini mencoba untuk mendapatkan perhatian oleh Chester V (Will
Forte) agar mendapatkan penghargaan. Tapi, ternyata itu tidak berhasil. Tapi,
Chester V menyuruh Flint untuk kembali ke kota sebelumnya untuk mematikan
mesinnya yang katanya menghasilkan creatures jahat.
Dengan bantuan kekasihnya, Sam Sparks (Anna Faris) serta beberapa
orang. Flint menuju ke tempat itu untuk menghentikan mesin FLDSMFR nya dengan
BSUSB yang diberikan oleh Chester V kepada dirinya. Karena mesin FLDSMFR itu
telah merubah sesuatu.
It just fun with so so story.
Cloudy With A Chance of
Meatballs seri pertama sudah di rilis tahun 2009. Chris Miller, sutradara dari film pertamanya. Dan di film keduanya
ini dia tidak lagi mengarahkan film ini dan digantikan oleh Cody Cameron. Dengan masih banyaknya
beberapa jajaran cast yang masih setia menjadi pengisi suara karakter di film
ini. Serta beberapa tambahan karakter baru di dalamnya. Cloudy sendiri di
angkat dari buku anak-anak milik Ron dan Judi Barrett.
Uniknya, meskipun selang beberapa tahun dari film pertamanya. Tapi, film
ini langsung berlanjut dari konflik film pertamanya. Langsung menyambung jadi
satu meskipun dengan konflik baru dan berbeda tetapi masih memiliki benang
merah yang sama dengan film pertamanya. Tak seperti beberapa film bersekuel
lainnya yang malah bisa di bilang menjadi sebuah stand alone untuk film
animasi. Cloudy 2 mungkin memiliki cerita yang standar tapi bisa di bilang
sangat menghibur.
Ceritanya mungkin terlihat biasa. Heartwarming?
Tidak. Monsters University dan The Croods jelas jauh lebih baik dalam
menyampaikan ceritanya. Tapi, Cloudy 2 memiliki cerita dengan unsur fun di
dalamnya. Jelas lebih gila ketimbang film pertamanya. Ini adalah sebuah film
imajinasi yang malah membuat naluri anak-anak kita akan berteriak dengan film
ini. Cloudy seri pertama saja membuat berpikir “our childhood dream come true”.
Siapa sih yang tidak punya pikiran datangnya hujan makanan di dunia
nyata saat masih anak-anak? Saya pun pernah memikirkan itu. Dan di Cloudy 2
ini, berbagai pikiran gila lain semakin bermunculan. Ceritanya yang cliche itu
untungnya masih bisa di cerna dan di sajikan begitu fun kepada penontonnya. Dan
tak harus berakhir pahit dan jatuh layaknya film Turbo ataupun Planes yang
sangat-sangat membosankan untuk ditonton. Cloudy 2 masih bisa mengolahnya dengan
baik dan tak menjadi kekanak-kanakan saat penonton dewasa menontonnya.
Film Animasi memang memiliki target pasar anak-anak. But, out there, there’s much adult people
still like watching animation movies. Maka dari itu tak bisa dipungkiri
bahwa film animasi sekarang harus bisa memiliki cerita yang universal dan bisa
di tonton siapapun. Cloudy 2 bisa dikatakan berhasil meskipun jalinan ceritanya
yang juga biasa saja. Tak mengalami kemajuan ataupun kemunduran jika dibandingkan
dengan seri pertama dari Cloudy sendiri. Setidaknya tidak bisa dianggap sebagai
sekuel yang gagal. Memiliki kualitas yang sama dengan predesesornya.
An eye-gasm food festival.
Beberapa hal yang membuat saya terlihat kekanak-kanakan saat menyaksikan
film ini. Yap, sudah saya bilang di paragraf sebelumnya. Sebuah kejadian yang
pernah di pikirkan oleh banyak orang saat anak-anak setidaknya terwujud saat
menyaksikan film ini. Hujan Makanan. Makanan-makanan di film ini sangat
menggiurkan dan enak untuk di lihat. Seperti kita berada di sebuah festival
makanan even they are living thing in
this movie.
Bagaimana gambar warna warni di film ini di padu padankan dengan
setiap makanan yang ada. Hasilnya, Keluar dari studio kalian akan memegangi
perut kalian dan merasa lapar. Dan akhirnya, anda memutuskan untuk pergi ke
restoran fastfood terdekat untuk
setidaknya membeli Burger disana. Inilah yang menjadi kekuatan film ini.
Membuat mata kita kalap dengan berbagai gambar-gambar indah di sana. Dunia
makanan yang begitu menyenangkan untuk dilihat.
Karakter-karakter dari makanan itu pun cukup menggemaskan. Beberapa karakter
seperti ‘Barry’ The Strawberry
mungkin akan menjadi child’s favorite.
Suara serta gambarnya yang menggemaskan akan memorable di benak kita. Dan kata-kata
menggemaskan seperti ‘N-Woo’ akan menjadi hook bagi penonton yang telah
menyaksikan film ini. Serta karakter-karakter lainnya yang juga menggemaskan
seperti Steve ataupun Barb.
Casts di film ini juga masih
bisa menghidupkan berbagai karakter di film ini. Nama-nama seperti Bill Hader
dan Anna Faris masih bisa menghidupkan karakter Flint dan Sam di film ini.
Serta beberapa pemeran pendukung lainnya. Serta beberapa soundtrack yang ear catching yang akhirnya membangun suasana fun
film ini. Lagu milik Cody Simpson – La Da
Dee pun menjadi lagu penutup di mid
credit-nya yang cukup enjoyable.
Overall, Cloudy With A Chance of
Meatballs 2 bukan menawarkan sesuatu yang baru dalam segi ceritanya. Tapi, Cody
Cameron masih mampu mengarahkan cerita cliche itu tanpa jatuh menjadi jalinan
cerita yang membosankan. Serta pemandangan-pemandangan eye-gasm yang
menampilkan food festival di film ini yang menyenangkan. Ready to be hungry
after you watched this movie.
Seri kedua dari Cloudy With A Chance of Meatballs ini pun tetap di
rilis dalam format 3D seperti film pertamanya. Maka saya reviewkan untuk anda.
(Maaf jika kurang akurat, karena tempat saya menonton film ini terjadi
kesalahan teknis di proyektornya).
BRIGHTNESS
Masih memiliki kecerahan film yang sama jika kita menonton film ini
dalam format 2D.
DEPTH
Tidak memiliki kedalaman yang istimewa. Biasa saja.
POP OUT
Hal yang mungkin bisa di maksimalkan untuk film ini pun sepertinya kurang
tergali baik dalam format 3D. Sehingga food festival di film Cloudy 2 ini
kurang berinteraksi dengan penontonnya. Sayang sekali.
Menyaksikan film ini dalam format 3D mungkin masih tidak terlalu
mengecewakan. Tapi, format 3D nya yang tak istimewa sehingga jika kita
menyaksikan dalam format 2D pun tak akan ketinggalan apapun. Serta mengingat
harga tiket 3D dan 2D yang sama, maka Decide
it by your own.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar