Dua aktor laga legendaris yaitu Arnold Schwarzenegger dan Sylvester
Stallone berada di dalam satu frame. Setelah keduanya memiliki standalone movie
masing-masing yaitu The Last Stand untuk Arnold dan Bullet To The Head untuk
Sylvester. Escape Plan, menjadi film duet mereka yang di sutradarai oleh Mikael
Hafstrom.
Ray Breslin (Sylvester Stallone) adalah seorang yang ahli dalam bidang
keamanan sebuah penjara. Dia mencoba seluruh penjara yang ada dan menemukan
titik lemah dari penjara tersebut. Dia pun merilis buku yang berisi
kelemahan-kelemahan dari penjara-penjara yang pernah dia coba dan kabur dari
penjara tersebut. Suatu ketika, dia mendapat tawaran untuk mencoba meloloskan
diri dari The Tomb yang juga sebuah penjara.
Setelah sampai disana, dia tahu bahwa Ray sedang di jebak oleh
seseorang. Akhirnya, dia harus mencari partner untuk bisa meloloskan diri
dengannya. Akhirnya dia bertemu dengan Emil Rottmayer (Arnold Schwarzenegger).
Mereka pun mencari cara untuk lolos dari The Tomb
Different escape adventure from jail. Cool!
Siapa yang tak kenal si Terminator, Arnold Schwarzenegger dan si
Rambo, Sylvester Stallone? Semua orang pasti tahu dan hampir menyukai mereka.
Film-film aksi nonstop mereka sangat ditunggu-tunggu penonton. Khususnya orang
Indonesia sendiri juga sangat menantikan aksi-aksi dari mereka. Tahun Lalu,
mereka sempat berada di satu layar dengan beberapa aktor laga lainnya di film
The Expendables 2. Tahun ini, setelah
mereka merilis film-film Stand-alone mereka,
akhirnya mereka di pertemukan di dalam
satu layar di film terbarunya.
Mikael Hafstrom pun di tunjuk menjadi sutradara dari film terbaru
mereka. Escape Plan, judul dari film
mereka yang awalnya berjudul The Tomb.
Mikael Hafstrom sendiri lebih
berpengalaman menangani film-film horor. 1408
dan The Rite adalah judul terkenal
yang pernah dia tangani. Escape Plan bisa di bilang sebuah film dengan konsep
yang berbeda. Petualangan yang dia berikan juga berbeda. Tak seperti kebanyakan
film-film aksi milik Arnold atau Sylvester lainnya.
Apa yang ditawarkan oleh Escape Plan ini tak hanya menjadi film
aksi-instan saja. Escape Plan ini juga di isi dengan cerita-cerita yang rumit
tapi enak untuk di ikuti. Bukan hanya film yang “pokoknya banyak aksi dan ledakan”. Bagaimana Escape Plan ini mampu
memberikan sebuah adventure yang
berbeda. Perjalanan menyelematkan diri dari penjara yang asyik dan tak hanya
memikirkan adegan aksinya saja. Penonton juga akan di ajak untuk berpikir dan
ikut menelusuri setiap adegan-adegannya yang penuh misteri di film ini.
Terlihat benar bahwa Mikael Hafstrom lebih sering menangani film
horor. Tone yang di sajikan dalam ceritanya ini memang lebih kelam. Unsur-unsur
misterinya lebih terasa. Maka benar, jika Escape Plan lebih mengutamakan
misteri tiap misteri di dalamnya. Sangat menyenangkan bagi saya yang tidak
seberapa menyukai film-film aksi yang instan. Escape Plan pun mampu menjadi
sebuah film yang thought-provoking yang
membuat saya terpaku menatap layar dalam menyaksikan rentetan adegan-adegannya.
Tapi, bukan berarti Escape Plan sudah benar-benar sempurna. Meski begitu
masih terlihat jelas kekurangan-kekurangan dari film ini. Terlihat benar Escape
Plan sangat asyik di dalam Skenarionya yang ditulis berdua oleh Jason Keller dan Miles Chapman. Mereka mampu menyusun misteri tiap misteri yang ada
di layar dengan baik. Tapi, problem ada pada sang sutradara yang terlihat
kewalahan dalam menginterpretasikan setiap misteri yang ada di dalam skripnya
dengan baik. Terlihat sekali Mikael Hafstrom masih kewalahan dengan film ini.
Banyak sekali hint-hint di dalam film ini tersampaikan
setengah-setengah. Hafstrom mampu membangun karakter Ray Breslin dengan baik
sebenarnya. Tapi, ketika berada di tengah dengan sudut pandang konflik yang
sudah mulai meluas, Hafstrom pun mulai kewalahan dengan membangun sosok Ray
Breslin ini. Banyak sekali cerita yang tersampaikan setengah-setengah.
Menyisakan sisa-sisa pertanyaan yang masih belum terselesaikan dengan baik.
Pun begitu dengan berbagai misterinya. Pace yang sudah konsisten di awal ini sudah mulai terasa terulur
ketika sudah berada di tengah menuju akhir film ini. Ketika tiba-tiba semua
susunan misteri dan teka-teki sudah mulai terkumpul tapi agak melambat dan
akhirnya membaik. Penuturan yang di hajar cepat membuat penonton awam yang
belum terbiasa akan merasa kewalahan dengan film ini. Tapi, rasa asyik tetap
terasa saat menyaksikan film ini.
A Dynamic Duo Schwarzenegger-Stallone
Ketika aktor laga legendaris ini berada di filmnya masing-masing,
terlihat kegaduhan yang banyak terjadi di filmnya. Apalagi jika mereka berdua
berada di satu frame? Sudah bisa tahu kan? Kegaduhan model apa yang bakal
terjadi. Mereka akan membuat kita merasa terhibur dengan film ini. Adegan tiap
adegan akan terasa sangat menyenangkan. Terutama bagi saya yang tidak suka
dengan sosok Sylvester Stallone di setiap filmnya.
Mereka mampu membangun chemistry
yang bagus di film ini. Membuat sebuah dynamic duo yang berhasil. Maka, jangan
salahkan Riot yang terjadi akan lebih
massive ketimbang film-film stand alone mereka. Saya sangat menyukai Arnold Schwarzenegger di film ini.
Menjadi sosok Rottmayer yang slengekan tapi cukup mematikan. Gokil. Sylvester Stallone menjadi sosok yang
pintar dan diam. Yah, karakter mereka saling melengkapi satu sama lain di film
ini. Jadi tak salah.
Beberapa pemain pendukung seperti villain
di film ini yaitu Jim Caviezel yang
menjadi sosok Hobbes dengan senyumnya yang tenang tapi mematikan. Serta nama
Curtis ’50 Cent’ Jackson yang bermain singkat. Yah, mungkin dia bisa di bilang
hanya sebagai pemanis. Faktor lain yang mungkin akan mendongkrak film Escape
Plan ini sendiri. Amy Ryan sebagai
Abigail, Istri Ray Breslin. Satu-satunya aktris yang ada di film ini.
Overall, Escape Plan bukan
sekedar film aksi yang instan. Film ini akan mengajak penontonnya untuk
berpikir dengan film ini. Misteri-misteri yang ada di susun dengan baik
meskipun Mikael Hafstrom terlihat sangat kewalahan dalam mengarahkan setiap
misterinya sehingga beberapa bagian masih terlihat mentah. Ini adalah sebuah
pelarian dari penjara yang berbeda. Fun and Cool!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar