Akan sangat mudah mendapat lampu hijau untuk mendapatkan jatah
memiliki sekuel bagi film-film yang secara kuantitas sukses mengumpulkan jumlah
angka yang fantastis. Dan hal itu akan menjadi suatu kebiasaan yang terjadi di
rumah produksi manapun dan lumrah terjadi. Teenage Mutant Ninja Turtles sebagai
contohnya, film adaptasi dari komik ini berhasil mendapatkan perolehan Box
Office yang memuaskan dengan budget yang sedikit. Di bawah naungan Michael Bay,
Teenage Mutant Ninja Turtles jelas memiliki jalan yang mudah untuk memperoleh
lampu hijau itu.
Maka, di tahun 2016 ini, Teenage Mutant Ninja Turtles mendapatkan
kesempatan untuk memiliki bagian kedua dari cerita mereka. Tetapi kali ini,
Jonathan Liebesman tak kembali menjadi pemegang kendali bagi filmnya. Dan
kedudukan Jonathan Liebesman kali ini digantikan oleh Dave Green. Para
kura-kura ini kembali menjalankan misi teranyar mereka dengan formasi jajaran
pemain yang sama. Dan bagian paling baru mereka memiliki judul Teenage Mutant
Ninja Turles : Out Of The Shadows.
Dan sayangnya, meski telah mengalami perubahan di pangkat tertinggi,
Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows tak memiliki perubahan
kualitas. Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows memiliki
problematika serupa dalam mengantarkan segala plot cerita yang termasuk linear
di dalam filmnya. Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows tampil
hambar dan lagi-lagi terlihat keasyikan sendiri dalam mengemas filmnya.
Misi terbaru dari kura-kura ninja ini terfokus pada bagaimana Raphael
(Alan Ritchson), Leonardo (Pete Ploszek), Donatello (Jeremy Howard), dan
Michelangelo (Noel Fisher) yang harus menutupi identitas mereka yang telah
menyelamatkan dunia di film sebelumnya. Shredder (Brian Tee) yang telah
tertangkap kembali membuat ulah dengan berusaha kabur dari penjara. Dia bersekongkol
dengan seorang ilmuwan bernama Baxter (Tyler Perry) untuk mengaktifkan sebauh
alat teleportasi.
Tetapi, alat tersebut malah membuat masalah semakin runyam. Ketika alat
teleportasi tersebut membuat Shredder bertemu dengan Krang (Brad Garrett). Krang
menyuruhnya untuk menemukan sebuah alat yang dapat mewujudkan impiannya
menguasai dunia. Dengan adanya hal itu, para kura-kura ninja bersiap untuk
sekali lagi mengalahkan Shredder dan Krang. Mereka dibantu oleh April (Megan Fox)
dan Casey Jones (Stephen Amell) untuk menuntaskan misi mereka.
Dengan misi teranyar yang dimiliki oleh para kura-kura ninja, ternyata
tak memiliki sesuatu yang benar-benar baru di dalam filmnya. Misi-misi tersebut
masih memiliki formula yang sama, yang ternyata tak hanya di dalam plot
ceritanya saja. Pun, formula yang sama itu terjadi di dalam setiap pengarahan
yang dilakukan oleh Dave Green di Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The
Shadows. Kesalahan-kesalahan yang terjadi di dalam film predesesornya terjadi
kembali di sekuel terbarunya kali ini.
Teenage Mutant Ninja Turles, tak memiliki kekuatan untuk menjadi
sebuah sajian yang segar bagi penontonnya. Semua yang ada di dalam film pertama
dari kura-kura ninja ini akan terasa sangat repetitif dan memiliki template
dengan film-film Michael Bay, selaku produser. Dan konsistensi atas sesuatu
yang bukan menjadi kelebihan ini menjadi suatu malapetaka bagi Teenage Mutant
Ninja Turles : Out Of The Shadows. Film keduanya bermain aman dengan asal salin
template di film pertamanya.
Asal salin template ini pun tak berusaha untuk mencari tahu apa yang
menjadi problematika di film pertama. Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The
Shadows masih berusaha keras untuk menjadi sebuah film yang segar tetapi melupakan
inovasi. Hasilnya, Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows malah
terpuruk dengan segala upayanya sendiri. Film arahan Dave Green ini terjebak
dengan bagaimana naskah dan arahan yang berusaha terlihat asyik dan malah
membuat filmnya tak memiliki komponen-komponen yang menarik.
Dengan durasi selama 115 menit, Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of
The Shadows minus akan tensi yang dapat membawa penontonnya untuk menikmati
petualangan mereka. Pun, dengan durasi yang panjang itu, Teenage Mutant Ninja
Turles : Out Of The Shadows terasa tak berusaha menceritakan apapun dengan plot
ceritanya yang semakin rumit. Tetapi, Dave Green menyibukkan diri memberikan
sebuah visual spektakular yang ternyata tak bisa menjadi senjata andalan bagi
filmnya sendiri.
Sibuknya memainkan visual yang spektakuler juga tak membuahkan hasil. Mereka
memberikan penampilan visual efek grafis yang memang terlihat besar, tetapi ada
rasa hambar di tengah kemegahan tersebut. Tak berhenti di situ, Teenage Mutant
Ninja Turles : Out Of The Shadows memasag banyak karakter-karakter baru yang
berusaha memiliki urgensi untuk tampil sebagai pion yang menjalankan cerita. Tetapi,
lagi-lagi, potensi itu tak berusaha digali lebih lagi meski dengan durasi film
yang sudah mencapai dua jam.
Dave Green terlalu bermain dengan zona aman dari Teenage Mutant Ninja
Turles. Sehingga, sang sutradara seperti menutup mata dengan plot cerita dan
karakter baru yang ada di dalam filmnya sendiri. Sehingga, munculnya plot
cerita dan karakter baru ini hanyalah sebagai sebuah formalitas yang dibutuhkan
di sebuah film sekuel agar tak terlihat menggunakan formula yang sama. Tetapi
sayangnya, Dave Green ternyata tak bisa membuat Teenage Mutant Ninja Turles :
Out Of The Shadows memiliki sesuatu yang berbeda, bahkan arahannya pun terasa
statis bahkan terasa menurun.
Maka, Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows adalah sebuah
sekuel yang ada dikarenakan kesuksesan kuantitas dari sebuah film
predesesornya. Padahal, film predesesornya sendiri memiliki banyak kekurangan
yang perlu diperbaiki agar di sekuelnya nanti memiliki progres yang bisa
meningkatkan kualitas film pendahulunya. Sayangnya, meski sudah mengalami
pergantian sutradara, Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows tak
berhasil memberikan sebuah progres yang signifikan, dan bahkan cenderung
menurun. Teenage Mutant Ninja Turles : Out Of The Shadows masih menjadi sebuah
sajian film blockbuster yang memiliki kesalahan yang sama dan keasyikan
sendiri.
Film ini juga dirilis dalam format IMAX 3D, berikut hasil rekapannya :
DEPTH :
POP OUT :
Menyaksikan film ini setidaknya harus dalam format IMAX 3D,
karena Teenage Mutant Ninja Turtles : Out of The Shadows memiliki format
IMAX 3D yang mengagumkan. Setidaknya, hal itulah yang membayar penuh
tiket admisi yang dibeli penontonnya.
Murni Bay hater ini, mah. Isinya nyari-nyari kesalahan doang. Padahal this is even much better than the first film. Kayak nonton satu episode original kartunnya di layar lebar, ditambah vibe yang ngasih nostalgia ke The Secret of the Ooze dulu. So much fun.
BalasHapusSetuju film ini lebih baik dari film pertama.... very fun...
BalasHapusSetuju film ini lebih baik dari film pertama.... very fun...
BalasHapus