Membahas kisah cinta saat remaja memang cukup indah, bukan? Dengan konflik
klise yang sebenarnya bisa dihindari agar tidak terjadi. Dan ya, Kisah cinta
remaja memang punya daya tariknya sendiri. Oleh karena itu, para sineas ingin
menggambarkan kisah cinta remaja dengan konflik yang klise itu dalam sebuah
film layar lebar. Tentu, dengan cara pengemasan konflik yang berbeda dari
setiap sutradaranya.
Fajar Bustomi pun mengadaptasi sebuah novel milik Winna Efendi
berjudul ‘Remember When’. Dengan cerita cinta dan persahabatan yang cukup
kental di dalam bukunya. Disokong dengan naskah yang ditulis oleh Haqi Achmad
yang sudah terbiasa menulis naskah adaptasi dari sebuah buku. Juga dengan Memasang
wajah aktor dan aktris muda yang segar. Adaptasi buku ini menggunakan Remember
When : Ketika Kau Dan Aku Jatuh Cinta sebagai judulnya.
Remember When : Ketika Kau Dan Aku Jatuh Cinta ini bermula dari empat
orang yang bersahabat di satu SMA. Dua lelaki, dua perempuan, dan mereka
berpasangan. Freya (Michelle Zudith) berpasangan dengan Moses (Miqdad Addausy),
Gia (Stella Cornella) berpasangan dengan Adrian (Maxime Bouttier). Mereka
masing-masing sudah menjalani hubungannya selama dua tahun. Mereka berempat
sering keluar untuk double date di
suatu tempat.
Suatu ketika, Moses tidak dapat menjemput Freya untuk pergi double date. Moses pun meminta Adrian
untuk menjemput Freya di rumahnya. Freya kaget ketika dijemput oleh Adrian dan
merasa gugup. Mereka pun saling berbincang satu sama lain dan menemukan
kesamaan di antara mereka. Freya pun merasakan sesuatu yang lain di dalam
dirinya. Dia merasa dia mulai menyukai Adrian tetapi dia sudah memiliki Moses. Begitu
pun dengan Adrian.
Enjoyable romance movie with great ensemble cast.
Mungkin, ini bukan pertama kalinya buku milik seorang Winna Effendi
ini diangkat menjadi sebuah film layar lebar. Masih ingatkah Refrain? Ya, film
itu pun berasal dari buku yang ditulis oleh orang yang sama. Remember When juga
salah satu buku best seller milik Winna Effendi yang sekali lagi diadaptasi
menjadi naskah sebuah film oleh Haqi Achmad –setelah Refrain –dengan pilot baru
yaitu Fajar Bustomi. Fajar Bustomi dikenal lewat karyanya di Slank, Gak Ada
Matinya dan salah satu segmen di film omnibus Aku Cinta Kamu.
Remember When : Ketika Aku dan Kau Jatuh Cinta ini pun masih memiliki
tema yang generik di film-film cinta remaja. Perselingkuhan, persahabatan yang
hancur gara-gara cinta, dan hal yang klise lainnya. Tetapi, bukan berarti hal
klise itu tidak dapat dikemas dengan baik. Fajar Bustomi bisa dibilang cukup
berhasil mengarahkan buku karangan Winna Effendi ini. Dibalut dengan naskah
milik Haqi Achmad yang juga mampu merepresentasikan kehidupan remaja pada zaman
sekarang.
Remember When : Ketika Aku dan Kau Jatuh Cinta ini memang memiliki
banyak karakter yang bergerak sebagai pemeran utama. Tetapi, poin terpenting di
film ini dipegang oleh Freya. Fajar Bustomi berhasil menggerakkan setiap pion
karakternya dengan matang. Didukung naskah milik Haqi Achmad yang menggunakan
dialog-dialog manis yang bisa dikutip. Akhirnya, setiap karakternya berhasil
berjalan, menggerakkan ceritanya masing-masing dengan porsinya yang pas. Tidak
ada yang pointless yang hanya menyesaki layar.
Memang, Remember When bukanlah sajian cerita cinta remaja yang
sempurna. Pun masih ada beberapa kekurangan di dalam filmnya. Penggunaan musik
yang overused di beberapa adegan yang semestinya bisa beberapa dihilangkan.
Penggunaan musik yang terlalu banyak itu pun sedikit menganggu beberapa
momennya. Tetapi ada hal lain di musiknya yang juga menjadi salah satu poin
plus untuk film Remember When. Musik yang ear-catchy
dan manis di beberapa bagian cukup berhasil menguatkan momen indah di dalam
filmnya. Pun didukung dengan lagu manis milik RAN yaitu Dekat Di Hati yang
menguatkan sisi manis film ini.
15 menit pertama milik Remember When : Ketika Aku dan Kau Jatuh Cinta
ini masih memiliki potongan-potongan cerita yang belum rapi. Beberapa subplot
cerita di Remember When pun masih terasa tumpang tindih and it happened suddenly. Masalah ini terjadi karena penggalian
karakter yang masih dirasa kurang. Sehingga, penonton belum mendapat kesempatan
untuk menemukan koneksinya dengan karakter di film ini, terutama pada sosok
Moses. Treatment yang dilakukan oleh karakter satu ini memang yang paling lemah
di antara karakter lainnya.
Di samping lemahnya penggalian karakter ada faktor yang memperkuat
karakter tersebut. Para aktor dan aktris di film ini mampu menghidupkan
karakter-karakter muda di film ini. Michelle Zudith, Stella Cornella, Maxime
Bouttier, dan Miqdad Addausy berhasil memberikan chemistry mereka sebagai
seorang sahabat dan sepasang kekasih. Sehingga, pada momen klimaks film ini,
semuanya mampu berkolaborasi dengan baik dan memberikan emosinya. Wajah-wajah
segar dan performanya yang cukup baik patut diperhitungkan untuk bermain di
film-film lainnya.
Remember When : Ketika Kau dan Aku Jatuh Cinta masih mengangkat tema
yang generik untuk film cinta remaja. Konflik klise tentang perselingkuhan dan
persahabatan ini dikemas dengan cukup baik oleh Fajar Bustomi. Juga didukung
dengan naskah dari Haqi Achmad yang memiliki dialog-dialog yang manis dan musik
yang manis, sehingga berhasil merepresentasikan kehidupan cinta remaja yang
berwarna. Meski beberapa kesalahan-kesalahan pun masih ada di film ini. Tetapi,
Remember When : Ketika Kau dan Aku Jatuh Cinta adalah film remaja yang dibuat
dengan baik.
Kok gak sesuai struktur teks ulasan?
BalasHapushttps://ulozto.net/file/FLaQX7NSVBez/remember-when-ketika-kau-dan-aku-jatuh-cinta-2014-avi
BalasHapus