Pixar memiliki rekam jejak tak menyenangkan ketika menggarap sebuah
sekuel dari film animasi orisinilnya. Cars 2 adalah produk film animasi milik
Pixar yang menjadi sebuah bahan renungan atas jatuhnya kualitas cerita film
milik mereka. Tetapi, tak sedikit juga produk keluaran Pixar yang memiliki
kualitas maksimal sebagai sebuah film sekuel seperti yang dilakukan oleh Toy
Story. Filmnya semakin meningkat di setiap serinya dan Toy Story 3 pun memiliki
intensitas cerita dan emosional sangat besar di dalamnya.
Maka, tahun ini datanglah sebuah sekuel film animasi orisinil milik
Pixar yang sudah menjadi salah satu film legenda di dalam daftar mereka. Dengan
jarak 13 tahun, Pixar memutuskan untuk meneruskan cerita dari Finding Nemo.
Tetapi, kali ini yang mendapatkan sorotan lebih adalah karakter pendukung di
dalam Finding Nemo yaitu Dory. Keberadaannya di dalam Finding Nemo adalah
sebuah celah untuk lebih diperdalam lagi. Karena Dory memiliki keunikan dan
latar belakang yang terlihat berpotensi untuk dijadikan sebuah film animasi
durasi penuh 90 menit dengan judul Finding Dory.
Tentu, keberadaan Finding Dory sebagai sebuah film sekuel mendapatkan
sangsi yang besar sekaligus perasaan gembira bagi penikmatnya. Memberikan
sebuah cerita lanjutan bagi salah satu karya legendaris dari Pixar jelas akan
dipenuhi akan sebuah ekspektasi yang besar. Sekaligus, penonton akan merasakan
ketakutan akan penurunan kualitas dibandingkan dengan Finding Nemo. Andrew
Stanton pun mengemban tugas yang berat untuk mengarahkan Finding Dory menjadi
sebuah animasi dengan kualitas serupa dengan Finding Nemo. Dan, usaha Andrew
Stanton pun menghasilkan sesuatu yang gemilang.
Secara garis besar cerita, Finding Dory mungkin masih menggunakan template yang serupa yaitu sebuah
pencarian karakter di dalam filmnya. Tetapi, hal itu adalah sebuah
kekonsistenan dari judul film yang diarahkan oleh Andrew Stanton yang
menggunakan kata ‘finding’ atau mencari. Finding Dory menceritakan bagaimana
sosok Dory (Ellen DeGeneres) yang selama setahun ini hidup dengan Nemo (Hayden Rylance) dan
Ayahnya, Marlin (Albert Brooks). Tetapi, ketika setahun itu, Dory teringat
kembali tentang seseorang di masa lalunya yaitu keluarganya sendiri.
Dory memiliki penyakit jangka ingatan pendek yang sangat menyusahkan
dirinya untuk mengingat sesuatu. Tetapi, sebuah kilas balik menyerang
pikirannya dan mengantarkannya ke dalam ingatan tentang kedua orang tuanya.
Dory pun pergi mencari orang tuanya yang sudah lama ditinggalkan olehnya. Petualangan-petualangan baru pun dialami oleh
Dory. Tetapi, petualangan itu tak hanya
dialami oleh Dory seorang. Karena Marlin dan Nemo membantu Dory untuk menemukan
keluarganya.
Sebagian besar plot cerita Finding Dory mungkin terkesan sama. Hal
itulah yang menjadi perhatian utama dari penonton yang sudah siap siaga jika
akhirnya presentasi akhir dari Finding Dory harus berada di bawah ekspektasi
mereka. Hanya saja, kekhawatiran itu ternyata ditepis oleh Andrew Stanton dan
tim yang berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan sesuatu yang berbeda di
dalam Finding Dory yang bisa membuatnya memiliki performa yang sama dengan
Finding Nemo.
Finding Dory memiliki susunan plot yang sama dengan film-film
petualangan lainnya. Penyusunan misteri dan konflik beserta
petunjuk-petunjuknya yang disusun untuk dapat menyelesaikan filmnya dengan
baik. Jika dibandingkan dengan Finding Nemo, karya milik Andrew Stanton kali
ini memiliki nada cerita yang lebih menyenangkan. Ada semangat untuk menjadikan
film animasinya dapat dikonsumsi oleh segmentasinya yaitu anak-anak. Sehingga,
Finding Dory berubah tampilan menjadi presentasi film animasi yang ringan.
Tetapi, Andrew Stanton tak serta merta menjadikannya sebagai sebuah
film yang ringan begitu saja tanpa ada faktor lain yang membuat Finding Dory
menjadi spesial. Ada sebuah injeksi emosi yang begitu kuat di beberapa bagian
sehingga Finding Dory masih juga memiliki semangatnya sebagai film rilisan
Pixar. Pun, Finding Dory sebagai sebuah film animasi tak hanya menyerang
anak-anak sebagai target pasarnya. Andrew Stanton berusaha membuat Finding Dory
memiliki sebuah kemasan dan pesan universal yang dapat dinikmati oleh semua
kalangan.
Keistimewaan dari Finding Dory lainnya adalah banyaknya
karakter-karakter baru yang sangat banyak. Karakter-karakter tambahan itu
memiliki porsi mereka sendiri yang pas sehingga mereka tak hanya sebagai
pemenuh layar saja, tetapi juga sebagai pion penggerak cerita yang efisien.
Keunggulannya lagi, Andrew Stanton berhasil mengenalkan karakter-karakter
tambahan tersebut menjadi sebuah karakter yang disukai oleh penontonnya. Sebut
saja Destiny dan Bailey, yang secara tak langsung akan membekas di pikiran
penontonnya.
Finding Dory pun memberikan sebuah gambaran tentang kebahagiaan yang
sangat sederhana. Finding Dory menampilkan berbagai macam karakter-karakter
disfungsional yang menemukan sebuah kesempurnaan dari kehidupan mereka. Hal
tersebut datang dari keluarga, entah keluarga secara biologis atau pun sahabat
terdekat. Juga, Andrew Stanton menggunakan Finding Dory sebagai medium penyampaian
pesan tentang menjadi spesial meski memiliki kekurangan. Terlihat dari karakter
Dory yang malah menjadi kiblat karakter lain untuk menentukan perilaku mereka.
Dan, Andrew Stanton beserta tim berhasil mengemas Finding Dory tak
hanya memiliki visual yang sudah tak diragukan lagi, tetapi juga memiliki
performa yang sangat baik. Finding Dory memiliki semangat bersenang-senang
dengan berbagai pesan penting yang berusaha disampaikan kepada penontonnya.
Pun, Andrew Stanton tak lupa untuk memberikan sebuah injeksi emosi di dalam
filmnya meski Finding Dory memiliki plot yang memang tak baru lagi. Hanya saja,
Finding Dory berhasil untuk mengemas formula usang itu menjadi sebuah sajian
yang segar dan hangat ditonton bersama keluarga.
Makasih bos, ayo merapat http://www.govuze.com <a href="http://www.govuze.com > Music and Video Zone </a>
BalasHapusMakasih review nya,
BalasHapusSaya juga berpendapat sama dengan finding doryyang imut dan fun
Boleh titip link blog saya http://grabyoursnacks.blogspot.co.id/
Terima kasih banyak