Jumat, 01 November 2013

REVIEW + 3D REVIEW - THOR : THE DARK WORLD

Marvel Cinematic Universe sudah memasuki fase keduanya. Dimulai dari Iron Man 3 yang sudah di rilis April lalu. Kali ini, giliran Avengers Assemble selanjutnya yaitu Thor yang mendapatkan giliran untuk mendapatkan film spin-off menuju The Avengers 2 tahun 2015 nanti. Alan Taylor di tunjuk untuk menjadi sutradara sekuel Thor kali ini. 
 


Aether adalah sesuatu yang berbahaya yang di simpan di dunia gelap milik Malekith. Hingga suatu saat, Jane Foster (Natalie Portman) tidak sengaja masuk ke dalam dunia gelap tersebut karena terbawa oleh portal yang di bumi yang terhubung pada dunia itu. Jane pun tak bisa mengontrol Aether yang ada di dalam tubuhnya. Thor (Chris Hemsworth) pun membawanya ke Asgard. 

Thor berusaha untuk menyembuhkan Jane. Hingga akhirnya, Asgard pun harus di hancurkan oleh pasukan milik Malekith yang sedang memburu Aether yang berada di dalam tubuh Jane. Karena Malekith mempunyai rencana jahat dengan menggunakan Aether tersebut.

Much much better than it first series. Moving, superb, and super cool.
Marvel Cinematic Universe adalah sebuah perjalanan yang seru untuk di ikuti. Phase 1 sudah di tutup dengan The Avengers. Phase 2 pun di mulai dari Iron Man 3 yang cukup menghibur meskipun juga cukup mengecewakan saya. Thor, di Phase 1 menurut saya film ini adalah universe yang paling biasa dan lemah ketimbang yang lain. Meskipun saya tetap suka dengan Thor seri pertama, tapi presentasinya yang terlalu biasa itulah yang membuat saya tidak menaruh hype apapun kepada seri kedua film ini. 

Ketika trailer muncul, Thor sudah menampilkan banyak sekali hal-hal yang menarik untuk di simak. Tapi, saya tidak mau akhirnya menelan pahitnya kekecewaan karena presentasi Trailer yang sangat bagus. Iron Man 3 dan Man of Steel contohnya. Yah, dua film itu cukup mengecewakan saya. Maka, kali ini saya sangat berhati-hati dalam menaruh ekspektasi dari sebuah trailer film. Saya tidak mau jatuh ke dalam lubang yang sama. 

Thor : The Dark World, judul dari sekuel film Thor ini ditangani oleh sutradara film tv series yang terkenal yaitu Game of Thrones. Maka, Thor : The Dark World lebih terasa unsur kolosalnya. Mengingat Thor di ambil dari mitos dewa. Alan Taylor mampu mengarahkan Thor tidak se-pop seri pertamanya. Unsur Asgard Universe-nya begitu kental dengan gaya pembawaan dan tone cerita yang memang sangat terlihat begitu klasik dan pas dengan mitos dewa milik Thor. Yap! Thor : The Dark World ternyata berada di tangan yang tepat.


Jika di film Iron Man 3 kita akan di bawa ke cerita Tony Stark without power, lain hal dengan Thor : The Dark World. Sekuelnya tetap berada di dalam pakem cerita yang tidak terlalu di rubah terlalu banyak. Ceritanya tetap menyajikan unsur film yang begitu menyenangkan, membuat saya sering mengumpat karena naluri fanboy superhero movie yang keluar saat menyaksikan film ini. Mungkin jalan ceritanya yang tak selalu straight to the point. Beberapa pemanis cerita di tuangkan di film ini dan tidak out of control layaknya Iron Man 3 dalam pemberian plot twistnya. 

Plot Twist film ini semakin menambah keasyikan konflik ceritanya. Berbeda dengan film Thor yang pertama yang hanya memiliki satu konflik yang lurus-lurus saja. Banyak sekali unsur-unsur yang tidak terduga di film Thor : The Dark World kali ini. Bukan hanya dari segi cerita yang membuat saya mengumpat terus-terusan, tapi juga cameo di film ini yang juga semakin membuat saya mengeluarkan naluri fanboy saya ketika menonton film Thor : The Dark World kali ini. Bukan hanya Stan Lee yang selalu tampil narsis di setiap film dari komiknya. Tapi ada cameo lain yang membuat saya girang.


Alan Taylor memang bisa di bilang sangat berhasil mengarahkan film ini menjadi sebuah film superhero yang akhirnya membuat semua orang termasuk saya terhibur. Tidak malah seperti Iron Man 3 yang malah membuat saya kesal. Tapi, Kevin Feige as Producer still have a big portion to control this movie. Dia masih berperan penting dalam kelangsungan film Thor : The Dark World. Meskipun kita masih bisa merasakan style Alan Taylor dalam film ini. Tapi, Kevin Feige masih menjaga style Marvel di film Thor : The Dark World and its in a good way

Thor : The Dark World memiliki porsi yang pas antara joke, aksi, dan drama di film ini. For Your Information, Thor : The Dark World pun pernah sesekali di kontrol oleh Joss Whedon selaku sutradara The Avengers. Maka tak salah, jika kita bisa menemukan jokes komikal ala Whedon yang di selipkan di tengah-tengah konflik yang di bangun serius. Meski begitu, jokes itu bisa jadi penawar dan penambah keasyikan film Thor : The Dark World sendiri. 

Bukan hanya menonjolkan joke dan aksi saja. Ada unsur drama yang juga moving di dalam film ini. Golden moment di film ini pun juga banyak. Upacara funeral yang sangat dibawakan begitu dramatis juga menjadi scene favorit di film Thor : The Dark World ini. Serta masih banyak adegan-adegan lain yang juga moving yang tidak bisa saya ceritakan. Yes! Watch it by yourself and you’ll find it and feel it. Because Thor : The Dark World is super cool, superb, and much good words i give to it. 

Finally, I found a superhero movie which not dissapoint me
Marvel Cinematic Universe Phase 2 sepertinya mencoba agar filmnya memiliki tone yang hampir sama. Jika kita di tilik lebih lanjut, sepertinya Thor : The Dark World dan Iron Man 3 memiliki kesamaan konflik. The trouble comes to their girls. Yap, Pepper Potts dan Jane Foster benar-benar ikut terlibat dengan masalah milik superhero pujaan mereka. Bila Extremis yang masuk ke tubuh Pepper Potts, maka Aether lah yang masuk ke dalam tubuh Jane Foster. Konflik milik mereka bisa di katakan lebih personal di Marvel Cinematic Universe Phase 2

Thor : The Dark World akhirnya mengembalikan kepercayaan saya kepada Marvel Cinematic Universe Phase 2. Dimana opening dari universe phase 2 ini di kecewakan oleh Iron Man 3 dengan pembawaan ceritanya yang serba memanusiakan superhero dan lebih fokus ke pesta armor-nya milik Tony Stark. Lain hal dengan Thor yang malah tidak saya ekspektasikan apapun tapi hasilnya malah membuat saya sangat girang saat menyaksikan film ini.


Banyak sekali kekecewaan yang terjadi di summer Movies terutama pada film superhero. Man of Steel yang sudah membuat saya girang untuk ditunggu dan ternyata harus berakhir dengan kekecewaan. Begitu pula dengan Iron Man 3. Semua film superhero yang di rilis di Summer telah memberikan sajian film superhero yang kosong tanpa nyawa menurut saya. But, thanks on this Winter i found a superhero which is not dissapoint me. Jika bertanya mengenai CGI atau Visual effect di film Thor ini, Marvel ataupun Hollywood tidak pernah main-main bukan jika sudah di singgung soal hal satu itu. 

Big Damage, Visual yang hebat tentu menjadi jualan utama film superhero. Tapi, bold point di sini yang membuat film Thor : The Dark World berbeda dengan seri yang pertama yaitu bagaimana tone dan style dari Alan Taylor benar-benar mempengaruhi visual film ini. Warna-warna yang digunakan juga memilih yang terasa unsur Kingdom-nya sehingga sangat berpengaruh pada cerita film ini. Yap, seperti yang sudah saya bilang di paragraf atas, unsur asgard dan kemegahannya sangat terasa kental di banding film pertamanya.


Chris Hemsworth dan Natalie Portman masih di gunakan di film keduanya kali ini. Mereka tetap bermain seperti biasanya. Tom Hiddleston as Loki. Bagaimana gaya santai miliknya seperti mencuri semua spotlight di dalam film ini. Rene Russo as Frigga atau Ratu Asgard yang memiliki wibawanya dan keanggunannya. Begitu pula dengan Anthony Hopkins sebagai Raja Asgard atau Odin. Serta masih banyak pemain pembantu lain yang setidaknya meramaikan film ini.


Overall, Thor : The Dark World adalah perjalanan Marvel Cinematic Universe Phase 2 yang sangat terhibur. Alan Taylor benar-benar tahu bagaimana mengarahkan film ini meskipun Kevin Feige masih mengontrol style milik Alan Taylor sehingga tetap memiliki style milik Marvel. Thor : The Dark World pun mengembalikan kepercayaan saya kepada MCU Phase 2 dan Film superhero yang sudah mengecewakan saya tahun ini. Well, Best superhero movie this year goes to it. 
 PS : jangan lewatkan dua credit title setelah mid-credit dan akhir credit title.
 Thor : The Dark World pun di konversi dalam format 3D layaknya Iron Man 3. Maka saya akan menuliskan review format 3Dnya bagi anda.

BRIGHTNESS
Kecerahan film ini sangat berpengaruh saat di saksikan dalam format 3D. Lebih gelap daripada biasanya apalagi pemilihan warna film ini yang juga lebih gelap.

DEPTH
Kedalaman yang cukup bagus mengingat Thor : The Dark World adalah hasil konversi 3D.

POP OUT
Tak terlalu banyak adegan pop out disini. Mungkin hanya beberapa kali yang terasa. Tapi, setidaknya tidak sejelek pop out Iron Man 3 yang tidak bisa memanfaatkan apapun di filmnya.
 
Mungkin tidak ada yang spesial jika kita menyaksikan film ini dalam format 3D. Toh, tidak ada efek 3D yang begitu signifikan. Thor : The Dark World mungkin memanfaatkan format 3D hanya untuk menarik perhatian penonton. Tapi sayangnya, Format 3D tidak seberapa disukai oleh sebagian besar penonton karena merasa pusing saat melihatnya. Tapi, mengingat harga tiket yang sudah sama antara format 2D dan 3D apa salahnya di coba. Well, the choice is in yours.

1 komentar: