Aksi dan Buddy cop movie adlah sebuah satu kesatuan yang sering
digunakan oleh perfilman hollywood. Tapi sayangnya, Hollywood dan Buddy cop
movie masih tak seirama dan bahkan bermusuhan. Masih jarang Buddy Cop movie
yang di bilang berhasil. Kali ini, Baltasar Komakur mencoba untuk menggarap 2
Guns yang juga memiliki tema Buddy cop.
Robert ‘Bobby’ Trench (Denzel Washinton) dan Michael ‘Stig’ Stigman
(Mark Wahlberg) adalah para kriminal yang mencoba untuk mencuri bank. Mereka
mencuri bank karena tertangkan oleh Papi Greco (Edward James Olmos) karena akan
menembus perbatasan Meksiko. Tetapi, mereka berdua sebenarnya bukan seorang
kriminal.
Robert adalah seorang agen DEA dan Michael adalah Seorang Angkatan
Laut. Mereka disuruh oleh atasan mereka untuk menangkap Papi Greco. Tapi,
atasan-atasan mereka malah melakukan kecurangan. Robert dan Michael pun
bekerjasama untuk keluar dari belenggu atasannya dan juga Papi Greco.
Good premise gone very wild.
Buddy cop,
tema ini mungkin masih jarang mempunyai eksekusi yang bagus. Tahun lalu, 21
Jump Street serta End of Watch mampu memberikan cerita yang mumpuni meskipun
dengan genre yang berbeda. 2 Guns, di angkat dari sebuah novel grafis dengan
judul yang sama. Digarap oleh Baltasar Komakur yang juga pernah menggarap
sebuah drama aksi berjudul Contraband. Dan sekali lagi, dia bekerjasama dengan
Mark Wahlberg dengan tambahan bintang lain yaitu Denzel Washington.
2 Guns
memiliki premis cerita yang menarik. Premis cerita mengenai para agen-agen dari
pihak berwajib yang mencoba menjadi sesosok kriminal. Hanya saja bagian
eksekusinya yang menurut saya kurang benar hingga akhirnya film ini malah jatuh
menjadi film dengan cerita berantakan. Ketika premis film yang harusnya bisa
simple, malah 2 Guns berlari menjadi film yang terlalu liar dan tak
mempedulikan apapun. Penuh dentuman, ledakan, dan pukulan.
Komakur
terlihat kebingungan saat mengarahkan film ini. Banyak cerita yang hit and miss
di filmnya. Adegan opening film ini cukup interesting. Memberikan sneak peek
adegan yang harusnya ada ditengah film. Komakur mampu memberikan rasa penasaran
bagi penontonnya untuk mencari tahu apa maksud dari adegan pembuka film ini.
Tapi sayangnya, rasa penasaran yang dibangun oleh sang sutradara tak mampu
diselesaikan dengan baik. Inilah bagian miss nya. Serasa anti-klimaks, adegan
pembuka tadi hanyalah pembangun saja, dijelaskan dengan apa adanya dan tak
berasa apapun saat menyaksikannya.
Alih-alih
ingin membuat penontonnya penasaran, toh malah membuat saya sebagai penonton
kecewa. Alih-alih ingin adanya sebuah cerita buddy cop yang berbeda toh malah
jatuhnya tak terkontrol dan berjalan terlalu liar. Cerita-ceritanya mungkin
diusung tak terlalu berat harusnya. Tapi, sang sutradara ingin membuatnya lebih
terkesan bermutu. Akhirnya, beberapa ceritanya malah harus miss. Efek
soft-twist nya pun tak memberikan sesuatu yang lebih untuk film ini.
Beberapa
ceritanya mungkin seperti di percepat sebagian. Terlihat berbagai ceritanya
yang membuat saya kebingungan saat menonton film ini. Tak tertangani dengan
baik. Terlihat bermain terlalu asik hingga akhirnya beberapa point cerita
tersampaikan dengan miss. Banyak sekali, cerita krusial malah diceritakan apa
adanya tanpa adanya tensi cerita yang dijaga di film ini. Bisa dibilang kurang
garam atau sedikit hambar dalam penyampaiannya. Tapi, beberapa ceritanya juga
masih ada yang setidaknya menghibur dalam penyampaiannya.
A good chemistry between Washington and Wahlberg
Beberapa
selipan jokes-nya mungkin bisa membangun suasana film ini yang cukup
berantakan. Setidaknya membuat saya tertawa saat menyaksikan film ini. One-hit-line
yang cukup pintar dan konyol. Serta beberapa adegan aksi yang banyak. Hal
inilah yang dinantikan oleh penonton. Banyaknya adegan aksi yang akan menghibur
mainstream people. Hal instan inilah yang juga menjadi faktor jualan utama dari
film garapan Baltasar Komakur ini.
Serta
beberapa elemen penguat lainnya di film ini. Chemistry. Yap! Bagaimana Wahlberg
dan juga Washington mampu membuat film ini tertuju padanya. Karena, tak ada hal
lain yang diperlukan oleh sebuah buddy cop movie selain chemistry dari dua
pionir di filmnya. R.I.P.D contohnya yang masih gagal dalam menghasilkan
chemistry untuk Buddy Cop. Maka, Wahlberg dan Washington mampu menjalin
chemistry apik yang akan membuat film ini terlihat berisi.
Mereka
mampu menjadi sesosok Dynamic Duo yang mampu bermain apik di layar. Mereka
mampu mencuri semua spotlight. Mengesampingkan beberapa karakter tambahan yanga
juga penting untuk jalannya cerita di film ini. Mereka mampu tampil gila-gilaan
dan tak mempedulikan apapun dan siapapun. Jika mereka sudah bermain di layar,
no one can stop them.
Lalu, poin
plus lain yang juga bisa dimanfaatkan di film ini adalah final act yang juga
mampu memberikan efek seru dan mengasyikkan. Berbagai penyelesaian akhir yang
menurut saya nyeleneh dan sengaja di hajar habis di film ini. Dengan berbagai
adegan aksi dan uang bertaburan dimana-mana yang menurut saya itu lumayang
menghibur meskipun penyelesaiannya berantakan.
Overall, 2
Guns adalah sebuah Buddy Cop movie yang berjalan terlalu liar dan tidak
terkontrol. Banyak sekali cerita-cerita krusial yang jatuhnya malah tak
tertangani dengan baik. Untungnya, penampilan Mark Wahlberg dan juga Denzel
Washington yang mampu tampil memukau dengan chemsitry yang sangat bagus serta
final act yang seru mampu memberikan poin plus di film ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar