Acid (Astrid Tiar) memergoki tunangannya yang akan menjadi calon suaminya selingkuh dengan sahabat Acid sendiri. Tapi, kejadian itu terjadi ketika sehari sebelum pernikahan Acid dan Pacarnya. Acid pun mengalami kesedihan yang sangat mendalam. Hingga akhirnya, dia pun akan bunuh diri. Dia pun memilih untuk meloncat dari jembatan. Tapi sayang, rencana bunuh diri itu tidak berhasil.
Maka tidak sengaja, dia bertemu dengan Jaya (Vino G. Bastian). Jaya yang
menolong Acid yang sedang gagal dalam rencana bunuh dirinya. Akhirnya, Acid pun
meminta Jaya untuk membantu memikirkan rencana agar Acid berhasil Bunuh Diri.
Surprisingly fresh beside its bad poster
Drama cinta dengan kemasan yang berbeda mungkin jarang sekali kita
temui di perfilman Indonesia. Mereka menggunakan formula yang sama seputar
penyakit dan kematian. Mungkin mereka kira bermain dengan hal setipe kematian
akan menimbulkan efek romantis yang cukup kuat. Tapi, itu malah menjadi sebuah
formula yang sangat klise. Toh, hasilnya malah jatuh ke sebuah drama cinta
menye-menye yang predictable.
Mencari sebuah terobosan baru untuk sebuah film cinta-cintaan mungkin
bisa dibilang susah. Konflik-konflik klise tentang cinta rasanya sudah pernah
diusung. Tapi, bagaimana sineas Indonesia mengolah formula usang itu menjadi
sebuah sajian yang bagus rasanya masih jarang. Maka atas dasar inilah, Ody C.
Harahap mencoba untuk meracik bumbu-bumbu cinta dengan konflik usang menjadi
sebuah sajian yang berbeda. Cinta/Mati menurutnya akan menjadi
sebuah film yang berbeda.
Dan benar, Cinta/Mati adalah sebuah film baru yang fresh meskipun
cerita yang diusung masih saja konflik yang itu-itu saja. Meskipun mempunyai design poster yang begitu buruk. Tapi tak masalah,
jika sang sutradara mampu meng-interpretasikan sebuah filmnya dengan baik.
Memang tidak original. Tapi bagi perfilman Indonesia terutama dalam genre drama
romance, rasanya film ini patut di acungi jempol. Konsepnya memang akan
mengingatkan kita dengan film milik Ethan
Hawke dan Julia Deply yaitu Before Sunrise.
Cinta/Mati adalah sebuah film yang katanya mempunyai budget yang begitu minim. Ody C. Harahap
pun ingin menggunakan Budget minim dengan semaksimal mungkin. Dan Cinta/Mati
adalah sebuah presentasi yang cukup simpel dari berbagai unsur teknisnya. Setiap
shootnya pun terkesan biasa. Tak perlu banyak mengunggulkan dari segi teknisnya.
Mereka, lebih bermain dalam setiap percakapan-percakapannya yang cukup berarti
di setiap scene-nya.
Tapi, Cinta/Mati lebih mempunyai satu tema yang akhirnya membuat conversation between Acid dan Jaya lebih
terbatas. Tak seperti Jesse dan Celine di film Before Sunrise yang bisa mengembangkan percakapan antara mereka
berdua lebih bebas dan beragam. Tak perlu terbatas oleh tema dari film ini
sendiri. Film ini pun mempunyai tema How
to suicide yang nyatanya akan membuat berbagai percakapan yang smart
dan akan membuat kita tertawa. Joke-joke-nya mungkin lebih berisi
tentang black comedy, satir atau apapun itu. Tapi, masih bermain aman.
Belum bermain terlalu jauh.
Tapi terkadang, percakapannya masih tak tentu arah. Di dalam 90
menitnya, rasanya berbagai conversation yang
ditulis oleh sang screenwriternya sudah mulai kebingungan. Tak tahu hal apalagi
yang akan dibahas selama 90 menit durasi filmnya. Akhirnya, berbagai
pengulangan kata-kata serta selipan-selipan kata umpatan pun dimasukkan ke
dalam percakapannya. Mereka masih kurang bisa mengembangkan tema tersebut
hingga menjadi sebuah conversation
yang lebih luas. Ketimbang hanya di isi dengan berbagai pengulangan dan
kata-kata kotor di dalamnya.
Hanya saja, percakapan-percakapan yang sudah mulai tak seberapa kuat
itu pun tak berdampak terlalu banyak. Cinta/Mati masih mampu bersinergi dengan
baik apalagi dengan ensemble cast
yang mampu menjalin chemistry-nya
dengan baik dan mampu memerankan sosok Acid dan Jaya dengan totalitas yang
bagus. Vino G. Bastian, sosok aktor ini mampu bermain dengan bagus di setiap
film yang dibintanginya. Tak terkecuali sosok Jaya. Mungkin karakter rocker dan slengekan di film ini pernah dia
mainkan di film terdahulunya yaitu Punk
In Love. Tapi, Vino masih mampu bersinar sebagai Jaya di film ini.
Tak terkecuali sosok Astrid Tiar. Dia pun mampu menjadi sosok Acid
yang depresi tapi tetap dengan karakter yang masih lovable. Wajah mereka berdua
di film ini pun masih terlihat muda. Karena menurut kabar, film ini adalah
sebuah film yang harusnya rilis pada tahun 2011. Tapi, karena terbelit masalah
dana yang kurang, akhirnya film ini pun di rilis pada tahun 2013. Sangat terasa
memang di dalam film ini rasa film Indie
yang cukup kental.
Vino dan Astrid pun menjadi sebuah center
character yang bermain penuh di dalam scene-scene
di film ini. Semua kendali film ini ada ditangan mereka berdua. Karena tak
ada siapapun yang menganggu mereka di film ini. Layaknya kita menyaksikan
sebuah monolog antar dua orang. Karena mungkin karakter-karakter lainnya hanya
main sekedar lewat dan mempunyai screening time yang minimalis. Tak seperti
mereka berdua.
The last conflict totally not cool for every good aspect which they built from the beginning.
Cukup disayangkan dan mengagetkan. Sebuah konflik tak wajar akhirnya
menganggu semua jalinan cerita di awal yang cukup menjanjikan dan mengasyikkan.
Sebuah konflik yang menggelikan dan membuat saya sedikit mengumpat, akhirnya
menjadi sebuah encore yang tak begitu
manis. Konfliknya seperti melaju bebas tanpa arah. Tak terkontrol hingga
akhirnya melenceng dari seharusnya.
Akhirnya, Cinta/Mati cukup meredup di paruh akhir filmnya. I dont
know, is that an important issue which makes Ody C. Harahap must brought it up
into a movies. Tapi, mungkin issue tersebut cukup berpengaruh dari 1-2 orang
yang juga hidup dalam ketakutan tentang on-bed-problem dan sebagainya. Tapi,
dengan adanya konflik itu cukup membuat saya hampir saja kehilangan kepercayaan
dengan film ini. Saya pun sangat lebih menyukai alasan Jaya to do a suicide in
the first part of this movies than this one. Karena konflik ini terlalu
menggelikan untuk diangkat.
Beruntungnya, konflik tersebut tak seberapa digali terlalu dalam.
Konflik tentang on-bed-problem itu hanya sebuah intermezzo yang harusnya
menjadi unik. Tapi, totally not cool for eveything they built from the
beginning from this movie. Hingga akhirnya, sebuah ending yang cukup
mengejutkan harus menjadi sebuah ending yang pahit tapi sangat manis untuk film
ini sendiri. Shocking. When everything going bright but suddenly....... (Watch
it by yourself if you want to know the answer).
Dengan satu soundtrack manis entah dari siapa itu karena saya tidak
beberapa memperhatikan credit title atau tulisan-tulisan introducing di awal
film. Tak perlu banyak scoring ataupun soundtrack yang menganggu. Minim sekali
sound effect, but the chemistry they built is totally powerful than a movie soundtrack.
Malah mungkin akan menjadi distracting jika terlalu banyak musik yang menghiasi
setiap scene di film ini.
Overall, Cinta/Mati adalah sebuah film drama romance yang mempunyai
formula usang tapi di arahkan dan diracik menjadi sebuah formula baru yang
fresh. Tapi, cukup disayangkan konflik akhir yang cukup mengganggu membuat saya
sedikit memicingkan mata. But with good chemistry who Vino G Bastian and Astrid
Tiar built and the shocking ending. Cinta/Mati mampu merebut hati saya saat
menontonnya. FRESH !
terima kasih infonya
BalasHapus